Anak-anak di Gaza Butuh 8 Jam Sehari Cari Makanan

Jakarta, IDN Times - Akibat agresi berkelanjutan Israel di Jalur Gaza, anak-anak di wilayah konflik itu menghabiskan waktu hingga 8 jam sehari hanya untuk mendapatkan makanan dan air bersih, demikian menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
“Anak-anak di Gaza bisa menghabiskan 6—8 jam sehari mengumpulkan air dan makanan, bahkan mereka harus membawa beban berat dan berjalan jauh,” demikian UNRWA dalam pernyataannya di media sosial, dikutip dari ANTARA, Senin (8/7/2024).
“Fasilitas sanitasi dan infrastruktur rusak parah, sehingga memaksa ribuan keluarga mengandalkan air laut untuk mencuci, mandi, dan bahkan minum,” lanjut UNRWA.
1. Korban tewas dan terluka mayoritas perempuan dan anak-anak

Selain itu, setidaknya 10 ribu orang masih belum diketahui nasibnya dan diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat bom Israel.
Organisasi internasional dan Palestina turut menyebut bahwa sebagian besar korban yang tewas dan cedera adalah wanita dan anak-anak.
Agresi Israel juga menyebabkan hampir dua juta warga Palestina terusir dari tempat tinggalnya, sehingga menyebabkan eksodus pengungsi Palestina terbesar sejak tragedi Nakba pada 1948.
2. Serangan Israel ke Gaza masuk ke bulan ke-9

Kemarin tepat sembilan bulan penyerangan Israel ke Jalur Gaza. Militer Israel terus membombardir semua penjuru Gaza bahkan kamp pengungsi warga Palestina.
Konflik pecah pada 7 Oktober 2023 yang diawali dari serangan Hamas ke Tel Aviv di mana menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. Serangan ini pun langsung dibalas oleh Israel, menghujani Gaza dengan ribuan rudal dan bom.
“Sampai hari ini (Sabtu 6 Juli 2024) tercatat 38.098 warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan Israel,” kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Selain itu, 87.705 warga Palestina juga terluka akibat diserang militer Israel setiap hari tanpa henti.
3. Banyak yang masih terjebak di reruntuhan

Dalam 24 jam terakhir, Israel juga menewaskan 29 orang dan melukai 100 orang lainnya di berbagai wilayah di Gaza.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka,” lanjut pernyataan Kemenkes Gaza.