Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anggota Parlemen Inggris Desak Pengakuan Negara Palestina 

Ilustrasi Bendera Inggris. (pixabay.com/terimakasih0)
Ilustrasi Bendera Inggris. (pixabay.com/terimakasih0)

Jakarta, IDN Times - Anggota Parlemen Partai Buruh Inggris mendesak Kementerian Luar Negeri untuk mengakui kedaulatan negara Palestina. Desakan ini muncul setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana negaranya mengakui Palestina dalam beberapa bulan ke depan.

Prancis dan Arab Saudi akan menjadi ketua bersama konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada Juni mendatang. Saat ini tercatat 148 dari 193 negara anggota PBB telah secara resmi mengakui Palestina, termasuk Spanyol, Irlandia, dan Norwegia.

1. Mendesak Inggris untuk ikuti langkah Prancis

Emily Thornberry, ketua komite urusan luar negeri parlemen Inggris, menilai sudah waktunya bagi Inggris untuk mengakui Palestina. Menurutnya, Inggris perlu bertindak bersama negara-negara lain dalam langkah diplomatik ini.

"Kami perlu melakukannya bersama teman-teman kita. Kami perlu melakukannya bersama Prancis. Ada banyak negara lain yang menunggu," ujar Thornberry, dilansir The Guardian.

Chris Doyle, ketua Council on Arab-British Understanding (CAABU), juga mendukung pengakuan Palestina dan menyatakan hal tersebut seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Ia memperingatkan, Inggris harus segera mengambil langkah tersebut sebelum terlambat karena Israel terus melanjutkan rencana aneksasi di Tepi Barat.

Kementerian Luar Negeri Inggris pernah berjanji akan mengakui Palestina di waktu yang paling tepat untuk memberikan dampak maksimal.

Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, sebelumnya menyatakan pengakuan bisa dilakukan tanpa harus menunggu tercapainya solusi dua negara.

2. Prancis akan segera akui negara Palestina

Macron mengejutkan publik pekan lalu saat menyatakan akan mengakui kedaulatan Palestina. Dia mengumumkan rencana ini dalam wawancara dengan stasiun televisi Prancis.

Arab Saudi yang akan memimpin konferensi bersama Prancis turut memiliki peran krusial dalam agenda ini. Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya pernah menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. Saudi pun hanya akan mengakui Israel jika ada jaminan pembentukan negara Palestina berdasarkan batas wilayah sebelum perang 1967.

"Kami akan mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan. Saya juga berharap langkah ini bisa mendorong negara-negara pendukung Palestina untuk mengakui Israel sebagai balasannya," kata Macron.

3. Netanyahu kecam rencana pengakuan Palestina

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam pernyataan Macron. Dia menilai Prancis keliru mendorong pembentukan negara Palestina.

"Presiden Macron sangat keliru karena terus mendorong pembentukan negara Palestina di wilayah kami. Negara tersebut hanya memiliki satu tujuan yaitu menghancurkan Israel," kata Netanyahu dalam pernyataannya, dilansir Arab News.

Netanyahu juga mengkritik balik Prancis yang menurutnya menolak memberikan kemerdekaan kepada wilayah-wilayah seperti Korsika, Kaledonia Baru, dan Guyana Prancis. Yair Netanyahu, putra PM Israel, bahkan melontarkan kritik lebih kasar terhadap Macron di media sosial.

Hubungan Israel dan Prancis memang telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir sejak konflik Gaza. Prancis sendiri dikenal sebagai pendukung solusi dua negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us