Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Arti Pesan di Peluru yang Membunuh CEO UnitedHealthCare?

ilustrasi garis polisi (pexels.com/@siobhan-howerton-178250/)
ilustrasi garis polisi (pexels.com/@siobhan-howerton-178250/)
Intinya sih...
  • CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, ditembak mati di luar hotel di Manhattan
  • Pesan misterius pada selongsong peluru mengaitkan kejahatan ini dengan masalah terkait asuransi
  • Penyelidikan intensif dilakukan untuk mencari motif pembunuhan dan pelaku yang masih dalam pelarian
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, ditembak mati di luar sebuah hotel di Manhattan, yang memicu penyelidikan intensif. Otoritas menemukan pesan-pesan misterius pada selongsong peluru, yang mungkin mengaitkan kejahatan ini dengan masalah terkait asuransi. Polisi sedang menyelidiki motif pelaku, yang diduga seorang penembak terampil, sambil mengumpulkan bukti, termasuk botol air dan ponsel yang terjatuh saat pelaku melarikan diri. Ancaman yang pernah diterima Thompson sebelumnya juga dapat memberikan petunjuk tentang motif pembunuhan ini.

Pelaku pembunuhan masih dalam pelarian, namun penyelidikan semakin intensif.

1. Serangan terencana dan selongsong peluru misterius

Brian Thompson, CEO UnitedHealthcare, membuat penyelidik kebingungan dalam mencari jawaban. CEO asuransi kesehatan berusia 50 tahun itu ditembak mati pada Rabu (4/12) pukul 6:45 pagi waktu setempat di luar sebuah hotel di Manhattan, tempat ia dijadwalkan menghadiri konferensi tahunan investor perusahaannya. Saat polisi mengikuti jejak petunjuk-petunjuk misterius, mereka semakin fokus pada kemungkinan motif terkait asuransi di balik serangan terencana tersebut.

Rekaman CCTV menangkap momen ketika pelaku mendekati Thompson dari belakang dan menembaknya beberapa kali. Pelaku, yang digambarkan saksi memakai ransel abu-abu mencolok, sepatu hitam-putih, dan masker hitam, segera melarikan diri dari lokasi. Meskipun upaya penyelamatan dilakukan, Thompson dinyatakan meninggal di rumah sakit tak lama setelahnya.

Pesan yang ditinggalkan di tempat kejadian penembakan fatal seorang eksekutif asuransi kesehatan — "deny" (tolak), "defend" (pertahankan), dan "depose" (gulingkan) — mencerminkan frasa yang sering digunakan untuk menggambarkan taktik perusahaan asuransi dalam menghindari pembayaran klaim.

Tiga kata tersebut tertulis di peluru yang digunakan oleh seorang penembak bertopeng untuk membunuh CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, menurut dua pejabat penegak hukum yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim pada Kamis (5/12). Kata-kata tersebut mirip dengan frasa "delay, deny, defend" — cara yang digunakan beberapa pengacara untuk menggambarkan bagaimana perusahaan asuransi menunda, menolak, dan mempertahankan penolakan layanan dan pembayaran, yang juga merupakan judul buku tahun 2010 yang sangat kritis terhadap industri tersebut.

2. Pelaku yang tampak tenang dan terlatih, serta bukti yang ditemukan selama pelarian

Penyelidik NYPD menyatakan bahwa pelaku tampak sangat terampil menggunakan senjata api. Kepala Detektif Joseph Kenny mengungkapkan, “Dari rekaman video, terlihat jelas bahwa pelaku cukup mahir menggunakan senjata api karena mampu mengatasi gangguan teknis dengan sangat cepat.” Rekaman pengawasan menunjukkan pelaku menembak dari jarak sekitar 20 kaki, bahkan mengatasi beberapa kerusakan pada senjata semi-otomatisnya dengan ketenangan yang mengesankan. Para ahli mencatat bahwa perilaku seperti ini khas dari seseorang dengan pelatihan militer atau kepolisian.

Setelah penembakan, pelaku dengan cepat melarikan diri dari tempat kejadian. Ia terlihat mengendarai sepeda listrik menuju Central Park, tetapi polisi mencurigai bahwa pelaku mungkin menjatuhkan barang-barang penting selama pelariannya. Penyelidik menemukan sebuah botol air, yang diyakini dibeli dari Starbucks terdekat, serta ponsel yang ditemukan di gang. Barang-barang ini, bersama dengan bungkus permen yang ditemukan di tempat kejadian, sedang diuji untuk sidik jari dan DNA, yang berpotensi memberikan terobosan dalam mengidentifikasi pelaku.

3. Kaitan dengan asuransi dan ancaman sebelumnya

Pembunuhan ini menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan motif yang terkait dengan asuransi. Istri Brian Thompson, Paulette, mengungkapkan kepada NBC News bahwa suaminya pernah menerima ancaman sebelum kematiannya, meskipun ia tidak dapat memberikan rincian spesifik. Paulette menyebutkan bahwa ancaman tersebut mungkin berkaitan dengan masalah cakupan asuransi: "Intinya, saya tidak tahu, mungkin soal kurangnya cakupan? Saya tidak tahu detailnya. Yang saya tahu, dia mengatakan ada beberapa orang yang mengancamnya."

Meskipun motifnya masih belum jelas, penting untuk dicatat bahwa kepemimpinan Thompson di UnitedHealthcare tidak lepas dari kontroversi. Pada 2021, perusahaan tersebut menghadapi kritik atas kebijakan pembayaran ruang gawat darurat (Emergency Room) yang diusulkan, dan Thompson disebutkan dalam sebuah gugatan terkait dugaan penipuan dan perdagangan orang dalam ilegal. Meskipun posisinya yang publik, Thompson cenderung menjaga kehidupan pribadinya di luar industri asuransi kesehatan.

Sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung, detektif kini memusatkan perhatian pada seorang saksi potensial. Rekaman keamanan menunjukkan seorang perempuan berpakaian gelap, membawa secangkir kopi, keluar dari sebuah pintu dekat lokasi kejadian saat penembakan terjadi. Meski pihak berwenang belum mengaitkannya dengan Brian Thompson, reaksinya—berlindung sebelum melarikan diri dari tempat kejadian—mungkin dapat memberikan petunjuk penting. Penyelidik berupaya menemukan dan berbicara dengan saksi ini.

4. Rekam jejak Brian Thompson

Brian Thompson telah bekerja di UnitedHealthcare selama lebih dari 20 tahun sebelum menjadi CEO pada 2021. Di bawah kepemimpinannya, keuntungan perusahaan melonjak, mencapai lebih dari 16 miliar dolar AS (sekitar Rp248 triliun) pada 2022, naik dari 12 miliar dolar AS (sekitar 186 triliun) di tahun sebelumnya. UnitedHealthcare adalah salah satu penyedia asuransi kesehatan terbesar di Amerika Serikat, dengan lebih dari 49 juta nasabah. Thompson mendapatkan kompensasi besar atas pekerjaannya, dengan total paket gaji tahunan sebesar 10,2 juta dolar AS (sekitar Rp158,1 miliar) pada 2022.

Meskipun sukses, Thompson kerap menjadi sorotan karena kebijakan perusahaannya, termasuk pergeseran ke arah "perawatan berbasis nilai" (value-based care), yang membayar dokter untuk mengelola kesehatan pasien secara keseluruhan daripada hanya mengobati ketika mereka sakit. Di bawah kepemimpinannya, UnitedHealthcare juga memperluas layanan ke bidang seperti Medicare Advantage. Namun, masa jabatannya juga diwarnai kontroversi hukum, termasuk gugatan terkait penipuan dan perdagangan orang dalam yang telah disebutkan sebelumnya.

5. Penyelidikan masih berlangsung

Penyelidikan polisi telah membawa mereka ke berbagai lokasi, termasuk dua hostel di Upper West Side Manhattan, berdasarkan informasi bahwa tersangka mungkin sempat menginap di sana. Namun, meskipun upaya intensif telah dilakukan, pelaku masih belum ditemukan. NYPD telah merilis beberapa gambar pengawasan dari tersangka, yang digambarkan mengenakan jaket berkerudung dan masker wajah, memungkinkan dia berbaur dengan kerumunan di hari yang dingin.

Penyelidikan terus berlanjut, dengan pihak berwenang menawarkan hadiah hingga 10 ribu dolar AS (sekitar Rp155 juta) untuk informasi yang berhasil membantu penangkapan. Polisi terus menganalisis bukti yang dikumpulkan dari tempat kejadian perkara, dengan harapan segera menemukan pelaku dan mengungkap motif di balik serangan tragis dan terencana ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tamara Rangkuti
EditorTamara Rangkuti
Follow Us