Apa itu Shutdown Pemerintah yang Terjadi di Amerika Serikat?

- Shutdown Pemerintah adalah penutupan fungsi pemerintah federal yang tidak dianggap esensial akibat ketiadaan dana, mempengaruhi layanan publik dan ribuan pekerja federal.
- Ratusan ribu pegawai federal dirumahkan tanpa kepastian gaji, menimbulkan tekanan besar pada keluarga dan potensi PHK massal.
- Shutdown bukan hal baru di AS, terjadi sejak 1970-an dan seringkali terjadi akibat kebuntuan politik antara Demokrat dan Republik dalam menentukan arah belanja negara.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat resmi mengalami shutdown setelah RUU pendanaan gagal disepakati oleh Kongres pada Rabu (1/9/2025). Proposal dari Partai Republik maupun Demokrat kandas di Senat, membuat pemerintah federal kehabisan dana operasional.
“Saya pikir kita akan mengalami shutdown karena Partai Demokrat tidak mau melakukan hal yang benar,” ujar JD Vance, dikutip dari Skynews.
Kegagalan ini terjadi setelah usulan Demokrat untuk memperpanjang subsidi kesehatan dan membalikkan pemotongan Medicaid ditolak, sementara langkah pendanaan sementara dari Partai Republik juga gagal lolos. Kondisi ini menandai berulangnya krisis anggaran di AS yang berdampak langsung pada layanan publik dan jutaan pekerja federal.
Berikut adalah penjelasan tentang shutdown pemerintah.
1. Apa itu shutdown pemerintah?
Shutdown berarti penutupan fungsi pemerintah federal yang tidak dianggap esensial akibat ketiadaan dana. Dampaknya meluas, mulai dari jaminan sosial, akses taman nasional, hingga layanan penerbangan. Lembaga pemerintah bergantung pada persetujuan anggaran Kongres, dan tanpa kesepakatan, ribuan pekerja terpaksa dirumahkan tanpa gaji.
Meski begitu, layanan penting seperti FBI, CIA, kontrol lalu lintas udara, dan pembayaran jaminan sosial tetap beroperasi. Sistem kesehatan bagi veteran dan penerima Medicare, serta layanan pos juga tidak terdampak.
2. Dampak pada pekerja federal

Shutdown membuat ratusan ribu pegawai federal dirumahkan tanpa kepastian gaji. Pada penutupan 2018, tercatat 30 ribu dari 800 ribu pegawai tidak bekerja. Walau mereka biasanya menerima gaji tertunda setelah kembali bekerja, kondisi ini tetap memberi tekanan besar pada keluarga di tengah krisis biaya hidup.
Selain itu, potensi PHK massal menambah kecemasan. Gedung Putih bahkan menyebut akan ada pemangkasan lebih luas akibat kebijakan pemotongan anggaran sebelumnya, termasuk inisiatif DOGE yang dipimpin oleh Elon Musk.
3. Shutdown bukanlah hal yang baru

Fenomena shutdown bukan pertama kali terjadi di AS. Sejak 1970-an, ada 20 kali penutupan pemerintah. Salah satunya di era Bill Clinton (1995) yang berlangsung hampir sebulan, dan pada 2018 di era Donald Trump yang berlangsung 35 hari akibat polemik dana pembangunan tembok perbatasan.
Situasi saat ini dianggap sebagai kelanjutan dari kebuntuan politik berkepanjangan antara Demokrat dan Republik dalam menentukan arah belanja negara. Dengan ketidakpastian ini, shutdown diperkirakan akan terus berlanjut hingga tercapai kompromi politik.