Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Imbau Warganya Tidak Pergi ke Israel dan Palestina

bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Robert Linder)

Jakarta, IDN Times - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Israel meminta warganya untuk meninjau ulang rencana perjalanan ke Israel, Tepi Barat, dan Gaza pada Sabtu (22/3/2025). Imbauan ini dikeluarkan di tengah meningkatnya serangan Israel di wilayah tersebut.

"Karena situasi keamanan yang terus berkembang, termasuk dimulainya kembali peringatan merah dan demonstrasi skala besar, Kedutaan Besar AS mengingatkan warga negara AS tentang perlunya kehati-hatian dan peningkatan kewaspadaan keamanan pribadi," demikian bunyi pernyataan itu, dikutip dari Anadolu.

Kedutaan juga memperingatkan tentang tembakan mortir, roket, dan rudal, serta intrusi sistem pesawat tak berawak, yang sering terjadi tanpa peringatan. Selain itu, warga AS yang berada di tiga wilayah tersebut diimbau untuk menghindari demonstrasi, memantau media lokal, dan mengetahui lokasi tempat perlindungan terdekat.

1. Ribuan warga Israel protes keputusan politik Netanyahu

Dalam beberapa hari terakhir, ribuan warga Israel turun ke jalan untuk memprotes keputusan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang memberhentikan kepala dinas intelijen Shin Bet, Ronen Bar, dan melanjutkan pertempuran di Gaza.

Pekan ini, Netanyahu mengatakan telah kehilangan kepercayaan terhadap Bar, yang telah memimpin Shin Bet sejak 2021, dan berencana memecatnya pada 10 April. Ia membantah tuduhan bahwa keputusan tersebut bermotif politik, namun para pengkritiknya menuduhnya melemahkan lembaga-lembaga yang menjadi pilar demokrasi Israel dengan berupaya memecat Bar.

Mahkamah Agung Israel, pada Jumat (21/3/2025), mengeluarkan perintah penangguhan sementara terhadap pemecatan tersebut.

2. Korban tewas akibat serangan Israel di Gaza mencapai lebih dari 50 ribu jiwa

Dilansir dari Al Jazeera, lebih dari 600 warga Palestina, termasuk lebih dari 200 anak-anak, terbunuh sejak Israel melanjutkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025). Langkah ini menghancurkan gencata senjata Israel-Hamas yang telah diterapkan sejak Januari 2025.

Kementerian Kesehatan Gaza, pada Minggu (23/3/2025), melaporkan bahwa sedikitnya 41 orang tewas akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Para korban termasuk pejabat senior Hamas, Salah al-Bardawil, dan istrinya.

Dengan jumlah ini, total 50.021 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 113.274 lainnya mengalami luka-luka sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023. Sebagian besar korban adalah perempuan anak-anak.

"Sebagai catatan, angka 50 ribu hanyalah perkiraan konservatif. Ini hanya orang-orang yang terdaftar di fasilitas kesehatan di seluruh Jalur Gaza. Masih banyak lagi yang terkubur tanpa terdaftar atau hilang, terjebak di bawah tumpukan puing," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera.

3. Israel perintahkan evakuasi paksa

Sementara itu, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk lingkungan Tel al-Sultan di Rafah barat pada Minggu, setelah daerah tersebut dihantam tembakan artileri berat dan serangan darat terbatas.

"Peluru menghujani kami seperti hujan deras. Seorang perempuan tertembak dan berdarah. Ambulans tidak dapat menjangkaunya. Saya bisa melihat salah satu paramedis tergeletak di tanah sambil berteriak," kata Alaa al-Din Sabah, warga setempat, melalui pesan suara kepada BBC.

Netanyahu mengatakan bahwa operasi militer baru ini bertujuan memaksa Hamas untuk menyerahkan sisa sanderan yang masih ditahan di Gaza. Namun, kelompok Palestina itu menuduh Israel mengorbankan para sandera dengan melancarkan serangan tersebut. Mereka menuduh Netanyahu melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menolak melakukan negosiasi untuk mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari Gaza.

Pada Jumat, kelompok tersebut mengatakan sedang mempelajari proposal dari AS untuk memulihkan gencatan senjata hingga April 2025 guna memungkinkan negosiasi untuk mengakhiri perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us