Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berapa Biaya untuk Membangun Gaza Kembali?

Berapa Biaya untuk Membangun Palestina?
pemandangan Jalur Gaza (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)
Intinya sih...
  • Biaya untuk membangun Gaza bisa mencapai Rp1.164 triliun
  • Sebagian besar biaya untuk membangun ratusan ribu rumah yang hancur
  • Pembangunan bisa memakan waktu 80 tahun jika blokade Israel berlanjut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Pembangunan kembali Gaza setelah gencatan senjata dipandang sebagai tugas yang sangat besar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan biaya untuk membangun kembali wilayah tersebut bisa mencapai puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Biaya besar ini mencakup pemulihan rumah, bisnis, lembaga, dan layanan yang dibutuhkan untuk kehidupan normal warga Gaza. Dana sebesar ini jauh melampaui kemampuan ekonomi Gaza yang sudah runtuh.

Menurut Profesor Andreas Krieg, pakar keamanan Timur Tengah dari King's College London, rekonstruksi Gaza bahkan lebih sulit dari membangun dari nol.

“Ini lebih sulit daripada memulai dari awal, di sini (Gaza) Anda tidak memulai di atas pasir, Anda harus memulai dengan puing-puing,” tutur Krieg, dilansir BBC.

1. Biaya untuk membangun Gaza bisa mencapai Rp1.164 triliun

Skala kehancuran di Jalur Gaza saat ini berada di kisaran 84 persen secara keseluruhan, menjadikannya hampir tidak punya tandingan dalam konflik modern. Khusus di wilayah padat penduduk seperti Kota Gaza, tingkat kehancuran bahkan mencapai angka 92 persen.

PBB memperkirakan kebutuhan dana rekonstruksi antara 50 hingga 70 miliar dolar AS (sekitar Rp831-1.164 triliun). Sementara itu, laporan gabungan Bank Dunia, Uni Eropa, dan PBB pada Februari 2025 memprediksi kerugian fisik di Gaza mencapai sekitar 29,9 miliar dolar AS (sekitar Rp497 triliun) dan kerugian ekonomi serta sosial sebesar 19,1 miliar dolar AS (sekitar Rp317,7 triliun).

Jaco Cilliers dari Program Pembangunan PBB (UNDP) menyatakan bahwa angka tersebut masih sangat mungkin untuk meningkat dari estimasi awal. Selain itu, diperkirakan perlu 20 miliar dolar AS (sekitar Rp332 triliun) hanya untuk menutupi kebutuhan jangka pendek Gaza selama tiga tahun ke depan.

2. Sebagian besar biaya untuk membangun ratusan ribu rumah yang hancur

Berapa Biaya untuk Membangun Gaza Kembali?
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Sektor perumahan adalah yang paling parah terdampak di Gaza, menyumbang 53 persen dari total kerusakan fisik yang dihitung. PBB memperkirakan total 282.904 rumah dan apartemen di seluruh Gaza telah rusak atau hancur.

Kebutuhan dana untuk rekonstruksi perumahan saja diperkirakan mencapai 15,2 miliar dolar AS (sekitar Rp252,8 triliun), menjadikannya pengeluaran terbesar dari total biaya pemulihan. Selain perumahan, sektor kesehatan juga membutuhkan perhatian besar karena WHO memperkirakan biaya pemulihan sistem kesehatan mencapai lebih dari 7 miliar dolar AS (sekitar Rp116,4 triliun).

Infrastruktur dasar vital lainnya seperti air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) membutuhkan dana restorasi sebesar 2,7 miliar dolar AS (sekitar Rp44,9 triliun). Sekitar 70 persen dari 600 fasilitas air dan sanitasi telah rusak atau hancur sejak konflik dimulai.

Di sektor energi, lebih dari 80 persen fasilitas pembangkit dan distribusi listrik rusak, dengan kerugian awal 494 juta dolar AS (sekitar Rp8,2 triliun). Sementara, total kerugian pada infrastruktur air saja diperkirakan mencapai sekitar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,6 triliun).

3. Pembangunan bisa memakan waktu 80 tahun jika blokade Israel berlanjut

Berapa Biaya untuk Membangun Gaza Kembali?
rombongan pengungsi Palestina. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons)

Tugas awal rekonstruksi adalah membersihkan lebih dari 60 juta ton puing yang menumpuk di seluruh Jalur Gaza. Sebagai gambaran, jumlah puing ini diperkirakan bisa digunakan untuk membangun 13 piramida Giza. Operasi ini juga sangat rumit dan berbahaya karena puing-puing itu mengandung sisa jasad manusia dan juga bom yang belum meledak.

Pakar menekankan bahwa lahan, terutama pertanian, harus segera dibersihkan dari ranjau dan bom agar warga dapat kembali bertani. Menurut Philip Bouverat, mantan eksekutif JCB, pembersihan harus dimulai dengan membuat lokasi yang dibom aman sesuai standar kemanusiaan dan keselamatan.

Sementara itu, pembangunan perumahan di Gaza diperkirakan dapat memakan waktu puluhan tahun jika hambatan logistik tidak diatasi. Selama ini, Israel menghambat izin impor material konstruksi dengan alasan material tersebut berisiko memiliki tujuan ganda.

Jika pembangunan dilakukan dengan cara yang sama seperti setelah konflik 2014 dan 2021, dibutuhkan waktu 80 tahun hanya untuk menyelesaikan perumahan. Selain itu, pembersihan puing saja bisa memakan waktu 14 tahun jika kontrol ketat material tetap diberlakukan, dilansir Anadolu Agency.

4. Negara donor tuntut jaminan perdamaian abadi di Gaza

Berapa Biaya untuk Membangun Gaza Kembali?
ilustrasi perbatasan Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)

Bouverat menilai, rekonstruksi Gaza tidak bisa hanya mengandalkan truk-truk di perbatasan. Menurutnya, perlu dibangun pelabuhan air dalam di Gaza untuk menopang logistik yang masif. Pembangunan juga harus mendahulukan infrastruktur dasar seperti tempat tinggal sementara, air dan energi, untuk menunjang kehidupan warga Gaza.

Perihal sumber biaya, Amerika Serikat (AS), Kanada, negara-negara Eropa, dan negara-negara Teluk Arab telah menyatakan kesediaan untuk berkontribusi. Namun, pendanaan ini menghadapi tantangan politik, karena beberapa negara donor masih menyimpan sejumlah keraguan.

Mereka khawatir perang akan kembali pecah dan Gaza akan hancur lagi. Mona Yacoubian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), mengatakan bahwa negara-negara Teluk telah menuntut adanya jaminan politik yang kuat dan peta yang jelas menuju pembentukan negara Palestina. Menurut Al Jazeera, hingga kini dana untuk kebutuhan jangka pendek di Gaza masih terkumpul 28 persen dari target 4 miliar dolar AS (sekitar Rp66,5 triliun).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Sonya Michaella
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us

Latest in News

See More

Kronologi Pengeroyokan 2 Debt Collector Kalibata

13 Des 2025, 00:14 WIBNews