Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Dilanda Banjir Parah, 15 Orang Tewas dan 4 Hilang

ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)

Jakarta, IDN Times - Hujan deras dan banjir telah menewaskan sedikitnya 15 orang dan empat lainnya hilang di kota metropolitan Chongqing, China. Sejak Senin (3/7/2023), hujan deras yang mengguyur wilayah barat daya negara itu, memaksa empat kabupaten di Chongqing mengeluarkan peringatan siaga merah paling tinggi.

"Hujan deras terakhir sejak Senin telah menewaskan 15 orang dan menyebabkan empat lainnya hilang di Kota Chongqing, China barat daya pada Rabu pukul 07.00," kata kantor berita negara Xinhua pada Rabu (5/7/2023), mengutip pihak berwenang setempat.

"Hujan lebat, terutama terlihat di daerah sepanjang Sungai Yangtze, telah memicu banjir dan bencana geologis, mengganggu kehidupan lebih dari 130 ribu orang di 19 distrik dan kabupaten."

1. Provinsi tetangga Sichuan juga terdampak parah

Penyiar negara CCTV melaporkan pada Selasa (4/7/2023), para pekerja menemukan bahwa jembatan kereta api yang telah ditutup di pinggiran Chongqing telah runtuh akibat hujan lebat dan banjir yang melanda wilayah tersebut.

Situasi serupa juga dialami oleh provinsi tetangga Sichuan. Pihak berwenang mengatakan ada lebih dari 460 ribu orang yang terdampak oleh hujan lebat, namun sejauh ini belum ada korban yang dilaporkan. Adapun lebih dari 85 ribu penduduk Sichuan telah dievakuasi dari rumah mereka.

Media pemerintah mengatakan, setidaknya 400 tim darurat telah dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan dan pertolongan di daerah tersebut, dikutip dari CNN.

2. Presiden Xi perintahkan pihak berwenang untuk mengutamakan keselamatan dan harta benda warga

Sementara itu, Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan pihak berwenang untuk memprioritaskan keamanan warga dan meminimalkan kerugian. Dia juga mengatakan kepada berbagai kementerian pemerintah, termasuk otoritas pengendalian banjir dan manajemen darurat, untuk mengoordinasikan upaya tanggap darurat.

"Xi menggarisbawahi bahwa pejabat terkemuka di semua tingkatan harus memimpin dalam memerangi banjir, mengutamakan keselamatan dan harta benda rakyat, dan berusaha untuk meminimalkan semua jenis kerugian," lapor CCTV.

3. Dipicu oleh peningkatan suhu global

Melansir CNA, para ilmuwan mengatakan bahwa peningkatan suhu global, yang sebagian besar disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, telah meningkatkan kemungkinan bencana akibat cuaca ekstrem, seperti banjir bandang dan gelombang panas yang dialami banyak negara Asia dalam beberapa pekan terakhir.

Adapun bencana banjir ini terjadi saat beberapa wilayah di China sedang berjuang melawan gelombang panas yang hebat, dengan suhu mencapai lebih dari 35 derajat Celsius.

Menurut laporan Pusat Meteorologi Nasional pada hari Minggu (2/7/2023), China mencatat rata-rata 4,1 hari dengan suhu di atas 35 derajat setiap bulannya pada semester pertama tahun ini. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak rekor nasional dimulai pada tahun 1961.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us