China Siapkan Penerbangan untuk Evakuasi Warganya dari Ukraina

Jakarta, IDN Times - Kedutaan Besar (Kedubes) China di Ukraina pada Jumat (25/2/2022) sedang mengatur penerbangan evakuasi bagi warganya. Warga negara (WN) China disarankan mendaftar penerbangan itu di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina.
Dalam pemberitahuan melalui WeChat resmi kedutaan, pendaftaran itu diserahkan untuk masing-masing individu apakah mau atau tidak. Pendaftaran dibuka hingga 27 Februari. Saat ini, ada sekitar 6 ribu WN China di Ukraina, kata kedutaan, mengutip The Straits Times.
Dilansir AP, penumpang yang mendaftar penerbangan harus memiliki paspor dari China, Hong Kong, Makau, atau Taiwan.
1. Kedubes China sebelumnya mengimbau agar warganya tetap di rumah

Awal pekan ini, kedutaan menyarankan agar WN China tidak pergi ke wilayah yang tidak stabil di Ukraina. Saat itu, perintah untuk meninggalkan Ukraina belum dipertimbangkan.
Nasihat keamanan yang dikeluarkan oleh kedutaan telah memperingatkan warga negara China untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan air.
Pada Kamis, kedutaan China di Kiev meminta warganya di Ukraina untuk tinggal di rumah, atau setidaknya mengambil tindakan pencegahan dengan memasang bendera China di kendaraan mereka jika mereka perlu mengemudi ke mana pun.
2. Rusia mulai memasuki Kiev
.jpg)
Dilansir Anadolu Agency, presiden Ukraina pada Jumat mengatakan bahwa pasukan 'musuh' sudah mulai memasuki ibu kota, Kiev. Dia meminta masyarakat untuk berhati-hati dan mengikuti aturan jam malam.
Dalam pesan video di Facebook, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, tentara Ukraina telah berhasil melindungi hampir seluruh wilayah. Zelenskyy juga mencatat perebutan kembali bandara Hostomel di wilayah Kiev dari pasukan Rusia.
Setidaknya 137 orang tentara dan warga sipil dinyatakan tewas dalam agresi pada hari pertama. Zelenskyy lebih lanjut mengutarakan, dia akan tetap di lingkungan pemerintahan meski pasukan Rusia mulai masuk ke Kiev.
3. Ukraina memohon bantuan China

Duta besar Ukraina untuk Jepang, Sergiy Korsunsky, mendesak China untuk bergabung dengan dunia internasional demi menghentikan agresi Rusia di negaranya.
"Kami akan sangat menyambut baik bahwa China memanfaatkan hubungannya dengan Rusia dan berbicara dengan Putin, dan menjelaskan kepadanya bahwa tidak pantas di abad ke-21 untuk melakukan pembantaian ini di Eropa," kata Korsunsky.
China selama ini memang kurang mengkritik kebijakan yang dilakukan oleh Rusia atas Ukraina. Beijing justru telah bergabung dalam serangan verbal terhadap Washington dan sekutunya.
“Saya yakin China dapat memainkan peran yang jauh lebih aktif untuk bekerja dengan Putin dengan cara yang kami harapkan dilakukan oleh negara-negara beradab,” tambah Korsunsky.