Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

COP28: Negara Rentan Bencana Iklim Bisa Tunda Bayar Utang

Aksi aktivis di COP28 Dubai (Dok. UN Climate Change)

Dubai, IDN Times - Beberapa lembaga keuangan internasional dan negara-negara besar berkomitmen untuk menawarkan klausul utang yang tahan iklim (CRDCs) dalam pinjaman mereka. Komitmen itu disampaikan saat Hari Keuangan COP28 pada Senin (4/12/2023) waktu Dubai. 

Klausul ini memungkinkan negara-negara yang terkena bencana iklim untuk menunda pembayaran utang sementara waktu, sehingga mereka memiliki ruang fiskal untuk berinvestasi iklim.

Inggris, Prancis, Bank Dunia, Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB), Bank Investasi Eropa (EIB), Bank Pembangunan Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) dan Bank Pembangunan Afrika (AfDB) adalah beberapa pihak yang membuat komitmen baru untuk memperluas CRDCs dalam pinjaman mereka. Sebanyak 73 negara mendesak donor untuk meningkatkan penggunaan klausul ini hingga 2025.

1. Pendanaan iklim harus tersedia dan mudah diakses

Foto bersama pada sesi "Available, Accessible and Affordable: Towards a Climate Finance Architecture that Delivers for All" ​di Al Waha Theater pada ajang COP28 di Expo City Dubai, Uni Emirat Arab (Dok. COP28 / Christophe Viseux)

Komitmen ini mendukung visi Deklarasi COP28 UAE tentang Kerangka Kerja Keuangan Iklim Global yang bertujuan membuat pendanaan iklim tersedia, mudah diakses, dan terjangkau. Jepang dan Prancis mengumumkan dukungan mereka terhadap fasilitas yang dikembangkan oleh AfDB, untuk memanfaatkan Hak Penarikan Khusus (SDRs) untuk iklim dan pembangunan.

"Saya selalu mengatakan, jika kita gagal melibatkan dunia berkembang dalam solusi kita untuk perubahan iklim, kita semua akan gagal. Pengumuman SDR baru untuk Afrika, dan penerapan klausul utang yang tahan iklim secara luas sangat penting. Ini akan membantu mereka yang paling rentan terhadap guncangan dan bencana akibat perubahan iklim," kata Presiden COP28 Sultan Al Jaber, dikutip dari situs resmi COP28.

"Saya ingin berterima kasih kepada Anda semua atas keberanian luar biasa untuk melakukan hal yang benar. Kita selalu bisa mengembalikan utang kita, tapi kita tidak bisa mengembalikan masyarakat kita," tambah Mia Mottley, Perdana Menteri Barbados, saat berbicara di acara tersebut.

2. Mekanisme keuangan untuk iklim dan pembangunan

Dwi (19) menguras air banjir rob yang masuk ke rumahnya akibat kenaikan muka air laut dampak perubahan iklim di Demak, Jawa Tengah, Indonesia, 31 Juli 2022. Air tersebut setiap hari masuk ke rumahnya. Tak ayal, ia kerap stres dan terganggu kesehatan mentalnya karena kondisi tersebut. Ia sekeluarga belum mampu pindah ke tempat yang layak karena keterbatasan ekonomi. (IDN Times/Dhana Kencana)

SDRs adalah aset cadangan internasional yang dibuat oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk melengkapi cadangan resmi negara-negara anggotanya. SDRs dapat digunakan untuk iklim dan pembangunan dengan cara berikut:

  • Center For Global Development mencontohkan, negara-negara kaya dapat meminjamkan SDRs mereka yang berlebih kepada bank pembangunan multilateral (MDBs), yang dapat menggunakannya untuk menerbitkan obligasi, memperbanyak modal yang tersedia, dan memberikan pinjaman murah kepada negara-negara berkembang untuk aksi iklim dan pembangunan.
  • IMF dapat membuat Dana Kepercayaan Ketahanan dan Keberlanjutan (RST) yang ditujukan untuk membantu negara-negara membangun ketahanan, merespons perubahan iklim, dan melakukan transisi yang dapat mendukung pembangunan dan iklim.
  • Negara-negara rentan terhadap perubahan iklim dapat menggunakan SDRs untuk menanggapi guncangan iklim tanpa meningkatkan beban utang mereka secara signifikan.

3. Uang adalah "fasilitator besar" untuk aksi iklim

Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) (Dok. UN Climate Change)

Deklarasi COP28 UAE tentang Kerangka Kerja Keuangan Iklim Global diluncurkan pada World Climate Action Summit di awal COP28. Deklarasi ini didukung oleh India, Prancis, Barbados, Kenya, Ghana, Jerman, Inggris, AS, Senegal, dan Kolombia. Deklarasi ini menetapkan prinsip-prinsip yang membentuk arsitektur keuangan iklim yang memberikan manfaat untuk semua.

Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC), mengatakan bahwa keuangan adalah “fasilitator besar” untuk aksi iklim.

Ia menambahkan, GCF telah berperan penting membantu negara kecil dan berkembang, seperti Grenada, untuk meningkatkan kapasitas serta ketangguhan mereka terhadap perubahan iklim.

Hari Keuangan COP28 juga menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mengintegrasikan aspek keuangan dalam perencanaan dan pelaksanaan aksi iklim. Beberapa panel diskusi dan sesi dialog diadakan untuk membahas topik-topik seperti transparansi, akuntabilitas, inovasi, dan inklusi dalam pengelolaan keuangan iklim.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
Yogie Fadila
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us