Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dalam 3 Hari, 21 Anak di Gaza Meninggal Akibat Malnutrisi

ilustrasi anak gaza (pixabay.com/hosny salah)
ilustrasi anak gaza (pixabay.com/hosny salah)
Intinya sih...
  • Total kematian malnutrisi di Gaza lebih dari 100 orang, termasuk 80 anak-anak. PBB memperingatkan bahwa jalur kehidupan terakhir Gaza sedang runtuh.
  • Kurangnya pasokan kebutuhan dasar hidup di Gaza disebabkan oleh blokade Israel yang mencegah pengiriman bantuan masuk. Harga pangan melonjak 40 kali lipat.
  • Menteri Luar Negeri Inggris memperingatkan bahwa Israel dapat menghadapi sanksi lebih lanjut dan menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata yang berkelanjutan.

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 21 anak Palestina meninggal dunia akibat malnutrisi hanya dalam 72 jam terakhir. PBB menyalahkan blokade bantuan Israel atas melonjaknya harga pangan di wilayah tersebut.

Dr. Mohammed Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza menambahkan, sekitar 900.000 anak di Gaza menderita kelaparan. Ia memperingatkan  70.000 dari mereka mengalami malnutrisi.

1. Total kematian malnutrisi di Gaza lebih dari 100 orang

anak-anak Gaza. (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)
anak-anak Gaza. (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 15 orang lagi di Gaza meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi dalam satu hari terakhir. Hal ini menjadikan jumlah total kematian menjadi 101, termasuk 80 anak-anak, menurut kementerian yang dikelola Hamas.

Dilansir dari LBC, Selasa (22/7/2025), Sekjen PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa jalur kehidupan terakhir Gaza sedang runtuh. Ia menuturkan, saat ini kondisi kemanusiaan memburuk dengan kecepatan yang semakin cepat.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa sistem kemanusiaan Gaza sedang terhambat, dirusak, dan terancam.

2. Kurangnya pasokan kebutuhan dasar

Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)
Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)

Seorang juru bicara PBB mengatakan, Guterres menyesalkan meningkatnya laporan tentang anak-anak dan orang dewasa yang menderita malnutrisi di Gaza. "Penduduk di Gaza masih sangat kekurangan pasokan kebutuhan dasar hidup,” katanya.

Hal ini disebabkan Israel yang memberlakukan blokade penuh di Gaza pada 2 Maret, mencegah pengiriman bantuan memasuki wilayah tersebut hingga truk diizinkan masuk kembali pada Mei.

Dalam sebuah unggahan di X, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) mengatakan, kekurangan tersebut menyebabkan harga pangan melonjak 40 kali lipat. UNRWA menambahkan, bantuan yang disimpan di gudang-gudangnya di luar Gaza dapat memberi makan seluruh penduduk selama lebih dari tiga bulan.

3. Israel akan hadapi sanksi lebih lanjut

Menteri Luar Negeri David Lammy memperingatkan, Israel dapat menghadapi sanksi lebih lanjut. Ia menegaskan bahwa Inggris tidak terlibat dalam apa yang kita lihat di Gaza.

Lammy mengatakan, ia sangat menyesal tidak mampu mengakhiri perang yang mengerikan ini, tetapi tetap berpegang teguh pada rekam jejak pemerintah.

"Kami menangguhkan penjualan senjata yang dapat digunakan di Gaza. Kami memulihkan pendanaan untuk UNRWA. Kami menangguhkan pembahasan perjanjian perdagangan bebas dengan pemerintah Israel,” kata Lammy.

"Tiga paket sanksi untuk pemukim yang melakukan kekerasan. Kami memberikan sanksi kepada menteri-menteri pemerintah Israel. Jadi, kami telah bertindak dan akan bertindak lebih lanjut,” lanjut dia.

Lammy juga menyatakan dukungannya yang berkelanjutan untuk gencatan senjata yang berkelanjutan, bukan jeda. "Perang ini harus diakhiri," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us