Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demi Dapat Dukungan, Ukraina 'Jual' Akses Mineral Tanah ke AS

Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)
Intinya sih...
  • Ukraina dan AS mencapai kesepakatan ekonomi tentang akses ke mineral tanah jarang Ukraina
  • Kyiv berharap perjanjian tersebut memastikan aliran dukungan militer AS yang sangat dibutuhkan

Jakarta, IDN Times - Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan mengenai kerangka kerja untuk kesepakatan ekonomi yang luas. Kerja sama ini mencakup akses ke mineral tanah jarang Ukraina.

Salah satu dari pejabat Ukraina yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, Kyiv berharap penandatanganan perjanjian tersebut akan memastikan aliran dukungan militer AS yang sangat dibutuhkan Ukraina.

Perjanjian tersebut dapat ditandatangani paling cepat pada Jumat, 7 Maret. Saat ini, rencana sedang disusun agar Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dapat melakukan perjalanan ke Washington untuk bertemu Presiden AS, Donald Trump.

Pejabat lainnya mengatakan, perjanjian tersebut akan memberikan kesempatan bagi Zelenskyy dan Trump untuk membahas bantuan militer berkelanjutan ke Ukraina. "Itulah sebabnya Kyiv ingin menyelesaikan kesepakatan tersebut," kata pejabat tersebut, dilansir dari CBS News, Rabu (26/2/2025).

1. Trump ungkap buat kesepakatan besar

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat menandatangani perintah eksekutif. (The Trump White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Kepadajurnalis di Ruang Oval, Trump mengatakan, dirinya mendengar rencana kedatangan Zelenskyy. Hal tersebut, ujar dia, tidak menjadi masalah.

"Ini adalah sebuah kesepakatan yang sangat besar yang bisa bernilai satu triliun dolar. Bisa apa saja, tetapi itu adalah tanah jarang dan hal-hal lainnya," kata Trump.

Menurut seorang pejabat Ukraina, beberapa detail teknis masih harus dikerjakan. Namun, draf tersebut tidak menyertakan proposal pemerintahan Trump yang kontroversial untuk memberikan keuntungan senilai 500 miliar dolar AS dari mineral tanah jarang Ukraina tersebut sebagai kompensasi atas bantuannya di masa perang kepada Kyiv.

2. AS-Ukraina punya kepemilikan bersama dari perjanjian ini

Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)

Sebaliknya, AS dan Ukraina akan memiliki kepemilikan bersama atas sebuah dana. Kemudian, Ukraina pada masa mendatang akan menyumbangkan 50 persen dari hasil masa depan dari sumber daya milik negara, termasuk mineral, minyak, dan gas.

Seorang pejabat mengatakan, kesepakatan itu memiliki persyaratan investasi yang lebih baik. Pejabat lainnya juga mengatakan, Kyiv memperoleh amandemen yang menguntungkan dan memandang hasil yang positif.

3. Tidak mencakup jaminan keamanan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (x.com/ZelenskyyUa)

Namun, kesepakatan itu tidak mencakup jaminan keamanan. Seorang pejabat mengatakan, hal ini akan menjadi sesuatu yang akan dibahas kedua presiden saat mereka bertemu.

Kemajuan dalam negosiasi kesepakatan itu terjadi setelah Trump dan Zelenskyy saling beradu pendapat tajam minggu lalu tentang perbedaan mereka dalam masalah tersebut.

Zelenskyy mengatakan, dia menolak menandatangani kesepakatan yang didorong oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent selama kunjungan ke Kyiv awal Februari. Pemimpin Ukraina itu menolak lagi beberapa hari kemudian selama pertemuan di Munich dengan Wakil Presiden JD Vance karena proposal Amerika tidak mencakup jaminan keamanan.

Trump menyebut Zelenskyy sebagai 'diktator tanpa pemilihan umum.' Ia mengklaim, dukungan di antara para pemilih terhadap Zelenskyy hampir mencapai titik terendah.

Namun, kedua belah pihak membuat kemajuan signifikan selama kunjungan tiga hari ke Ukraina minggu lalu oleh pensiunan Letnan Jenderal Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia.

Ide tersebut awalnya diusulkan musim gugur lalu oleh Zelenskyy sebagai bagian dari rencananya untuk memperkuat posisi Kyiv dalam negosiasi mendatang dengan Moskow.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us