Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peringati 3 Tahun Perang, Zelenskyy: Saya Bangga dengan Ukraina 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine, cc0)

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengaku bangga atas pencapaian rakyatnya selama masa konflik dalam tiga tahun terakhir. Lewat Cuitannya di X pada Senin (24/2/2025), ia menyebut pencapaian itu sebagai heroisme mutlak.

"Tiga tahun perlawanan. Tiga tahun rasa terima kasih. Tiga tahun heroisme mutlak rakyat Ukraina. Saya bangga dengan Ukraina!" tulis Zelenskyy, dilansir CNN.

Unggahan Zelenskyy disertai dengan video yang memperlihatkan pemandangan dari garis depan konflik. Ditampilkan pula warga sipil Ukraina yang mendukung upaya perang selama konflik yang melelahkan tersebut.

“Saya berterima kasih kepada semua pihak yang membela dan mendukungnya. Semua pihak yang bekerja untuk Ukraina. Semoga kenangan semua orang yang telah mengorbankan nyawa mereka demi negara dan rakyat abadi,” tambahnya.

Pernyataan Zelenskyy muncul di tengah-tengah ketidakpastian masa depan negaranya. Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) menyatakan akan bernegosiasi dengan Rusia, tetapi tak melibatkan Ukraina. Hubungan antara Presiden AS, Donald Trump, dan Zelenskyy pun merenggang.

1. Petinggi Eropa mulai kunjungi Kiev

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Di hari yang sama, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tiba di Kiev. Kunjungan pejabat Eropa ini guna membahas terkait upaya perundingan dengan Rusia dan jaminan keamanan yang akan diberikan kepada Ukraina.

Pertemuan tersebut merupakan antisipasi di tengah ketidakpastian mengenai komitmen AS yang berkelanjutan terhadap keamanan Ukraina dan Eropa di bawah pemerintahan Trump.

"Kami berada di Kiev hari ini, karena Ukraina adalah Eropa. Dalam perjuangan untuk bertahan hidup ini, bukan hanya nasib Ukraina yang dipertaruhkan. Melainkan nasib Eropa," kata von der Leyen, dilansir Kyivindependent.

Sebanyak 13 pemimpin Eropa mengikuti pertemuan puncak tersebut secara langsung. Sementara 24 lainnya akan bergabung secara daring.

2. Dukungan AS kian pudar di masa Trump

Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)

Inisiasi perdamaian Rusia-Ukraina perlahan turut mengikis hubungan antara dua negara tersebut. Semua berawal ketika AS mengadakan pertemuan dengan Rusia di Arab Saudi pada Selasa lalu. Saat itu, Ukraina sama sekali tak diundang.

Menurut Trump, Ukraina sama sekali tak memiliki kemampuan untuk berunding secara langsung. Di saat yang sama, perdamaian kedua negara adalah sebuah hal yang sangat mendesak.

"Mereka tidak punya kartu apa pun, tetapi mereka bermain keras. Kami tidak akan membiarkan ini terus berlanjut. Kami sedang bernegosiasi dengan Rusia, Ukraina, mencoba menyelesaikan situasi yang mengerikan itu,” kata Trump, dikutip Anadolu Agency.

Langkah sepihak Trump ini kemudian dikritik oleh Zelenskyy. Presiden Ukraina itu mendesak agar Ukraina dan negara-negara Eropa dilibatkan secara langsung dalam perundingan.

Alih-alih mengabulkan hal itu, Trump justru kesal terhadap Zelenskyy. Ia menyebut Zelenskyy sebagai diktator dan mendesak warga Ukraina untuk mengadakan pemilihan secepatnya.

3. Rusia masih terus menyerang wilayah Ukraina

Pasukan militer Rusia. (commons.wikimedia.org/Mil.ru, free to use)

Sementara itu, Rusia memperingati tiga tahun perang dengan melancarkan serangan masif ke wilayah Ukraina menggunakan drone. Moskow meluncurkan 185 pesawat tak berawak serang ke Ukraina.

”113 di antaranya jatuh dan 71 lainnya hilang dari radar setelah diganggu,” kata Angkatan Udara Ukraina pada Senin.

Serangan itu telah mempengaruhi wilayah Dnipropetrovsk, Odesa, Kiev dan Khmelnytsky. Angkatan Udata sama sekali tak mengatakan apakah serangan itu menyebabkan kerusakan atau korban.

Sehari sebelumnya, Rusia juga meluncurkan 267 pesawat tak berawak ke Ukraina. Sebanyak 138 di antaranya berhasil dicegat.

“Dunia tidak percaya bahwa kami akan selamat, tetapi rakyat Ukraina menahan serangan musuh dengan bermartabat,” kata Panglima angkatan bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us