Trump dan Macron Yakin Gencatan Senjata Ukraina-Rusia Segera Terwujud

- Presiden Prancis dan Presiden AS sepakat gencatan senjata Ukraina-Rusia dapat disepakati dalam beberapa pekan.
- Macron bekerja sama dengan PM Inggris untuk usulan pengiriman pasukan ke Ukraina, bukan untuk terlibat konfrontasi, tetapi menjaga perdamaian.
- Trump ingin gencatan senjata segera, sementara Macron mendorong pendekatan yang lebih matang dengan kesepakatan damai lebih luas.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, gencatan senjata Ukraina-Rusia dapat disepakati dalam beberapa pekan medatang.
Hal ini ia sampaikan usai berunding dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih.
Trump yang menyebutkan, Eropa harus menanggung biaya dan beban dari setiap kesepakatan penjagaan perdamaian untuk Ukraina. Sementara Macron mengatakan, setiap kesepakatan perdamaian di Ukraina tidak boleh menjadi penyerahan Ukraina dan harus didukung jaminan keamanan.
1. Menurut Macron, Trump 'pengubah permainan'

Macron menilai, Kedatangan Trump untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih merupakan pengubah permainan. Ia yakin dalam beberapa minggu ke depan, akan dilakukan membicarakan untuk gencatan senjata dalam perang dan dimulainya negosiasi perdamaian berkelanjutan.
Macron mengatakan, ia telah berbicara dengan 30 pemimpin dan sekutu Eropa lainnya dan banyak dari mereka bersedia menjadi bagian dari jaminan keamanan untuk Ukraina.
Dilansir BBC pada Rabu (26/2/2025), Macron sedang bekerja sama dengan Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer untuk mengajukan usulan pengiriman pasukan ke wilayah tersebut.
"Bukan untuk maju ke garis depan, bukan untuk terlibat konfrontasi, tetapi untuk berada di beberapa lokasi, sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian, sebagai kehadiran untuk menjaga perdamaian ini dan kredibilitas kolektif kita dengan dukungan AS," kata Macron.
Negosiasi untuk mengakhiri pertempuran. Dan akan mencakup jaminan keamanan, tanah, dan wilayah.
2. Kesepakatan mineral untuk amankan komitmen AS atas kedaulatan Ukraina

Salah satu cara terbaik untuk mengamankan komitmen AS terhadap kedaulatan Ukraina, katanya, adalah melalui kesepakatan mengenai mineral penting, yang saat ini sedang dinegosiasikan Washington dan Kyiv.
Sebagai tanda lebih lanjut dari pergeseran Washington di panggung global, resolusi rancangan AS yang mengambil sikap netral terhadap konflik tersebut diadopsi Dewan Keamanan PBB. Resolusi tersebut didukung Rusia, tetapi Prancis dan Inggris abstain.
Pada konferensi pers bersama setelah pertemuannya dengan Macron pada hari Senin, Trump tidak menyebutkan jaminan keamanan tetapi mengatakan biaya dan beban untuk mengamankan perdamaian di Ukraina harus dibayar negara-negara Eropa dan bukan hanya AS.
Macron menanggapi bahwa Eropa memahami perlunya membagi beban keamanan secara lebih adil dan menambahkan bahwa pembicaraan hari Senin telah menunjukkan jalan ke depan.
3. Gencatan senjata di Ukraina

Trump mengatakan bahwa pihaknya menginginkan gencatan senjata sesegera mungkin. Ia menambahkan, akan mengunjungi Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin setelah gencatan senjata disetujui.
Namun, Macron mendorong pendekatan yang lebih matang, melibatkan gencatan senjata dan kemudian kesepakatan damai lebih luas dengan mencakup jaminan yang jelas untuk melindungi Ukraina dalam jangka panjang.
"Kami menginginkan perdamaian dengan cepat tetapi kami tidak menginginkan kesepakatan yang lemah," katanya.
Namun, keduanya sepakat bahwa setiap kesepakatan damai harus mencakup penempatan pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina. Saran itu telah ditolak mentah-mentah Rusia.
"Mereka tidak akan berada di garis depan. Mereka tidak akan menjadi bagian dari konflik apa pun. Mereka akan berada di sana untuk memastikan bahwa perdamaian dihormati," kata Macron di Ruang Oval.
Trump kemudian mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menerimanya.
"Saya secara khusus menanyakan pertanyaan itu kepadanya. Dia tidak keberatan dengan itu," katanya.
Presiden Prancis memuji upaya Trump terlibat dengan Putin dalam beberapa minggu terakhir, dan mengatakan bahwa ada alasan yang bagus baginya untuk melakukannya. Sementaara itu, Trump menolak menyebut Putin sebagai 'diktator' setelah menggunakan istilah itu minggu lalu untuk menggambarkan presiden Ukraina.