Demo Pecah Lagi di Sri Lanka, Tolak Wickremesinghe Jadi Presiden Baru

Jakarta, IDN Times - Unjuk rasa kembali pecah di Sri Lanka untuk menolak Ranil Wickremesinghe menjadi presiden, menggantikan Gotabaya Rajapaksa. Ratusan pengunjuk rasa dilaporkan menyerbu ibu kota Kolombo.
Masuk ke ibu kota, para pengunjuk rasa kembali menggeruduk kantor kepresidenan Sri Lanka. Sebelumnya, mereka juga menggeruduk kantor tersebut menuntut agar Rajapaksa mundur dari jabatannya.
Warga Sri Lanka menolak Wickremesinghe menjadi presiden, sebab mereka menganggap Wickremesinghe adalah sekutu dari Rajapaksa.
1. Tak mau mengakui Wickremesinghe sebagai presiden Sri Lanka

Dilansir dari NDTV, Kamis (21/7/2022), ratusan pengunjuk rasa ini menolak Wickremesinghe naik menjadi presiden. Bahkan, mereka tak mau mengakuinya sebagai presiden Sri Lanka.
"Parlemen memilih presiden baru, tetapi dia bukan orang baru bagi rakyat Sri Lanka. Pemilihan itu bukan mandat rakyat," teriak salah satu pengunjuk rasa di depan kantor presiden.
Mereka menganggap Wickremesinghe turut bertanggung jawab atas krisis ekonomi parah yang melanda Sri Lanka beberapa bulan terakhir ini.
2. Wickremesinghe ucap sumpah presiden hari ini

Usai terpilih dengan posisi kemenangan telak melawan dua saingannya kemarin, Wickremesinghe bakal mengucap sumpah presiden hari ini, Kamis (21/7/2022).
Wickremesinghe sendiri telah enam kali menjabat sebagai perdana menteri Sri Lanka. Selain itu, ia merupakan sekutu dari Gotabaya Rajapaksa.
Pada saat kediaman Rajapaksa digeruduk massa dan ia kabur, Wickremesinghe juga sempat berencana untuk mengundurkan diri.
Namun, tak kunjung mengundurkan diri, Wickremesinghe malah menjadi plt presiden dan sempat memberlakukan status darurat menjelang pilpres untuk membungkam protes warga.
3. Wickremesinghe bertekad memulihkan ekonomi Sri Lanka

Setelah diumumkan parlemen jadi presiden, Wickremesinghe bertekad membawa negara tersebut negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Ia menyerukan persatuan politik dan partai oposisi untuk bekerja dengan pemerintah demi kebaikan negara.
Namun, dengan naiknya ia menjadi presiden Sri Lanka, diperkirakan akan ada unjuk rasa dari rakyat menentang posisi baru Wickremesinghe.