Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deretan Negara yang Pernah Demo Besar-Besaran ke Pemerintah

Situasi saat terjadi demo besar-besaran di India. Sumber: seattletimes.com
Situasi saat terjadi demo besar-besaran di India. Sumber: seattletimes.com
Intinya sih...
  • Generasi Z di Nepal memimpin protes besar terhadap pemerintahan eks Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli, dipicu oleh maraknya gaya hidup mewah pejabat dan korupsi.
  • Protes pecah di Filipina terkait dugaan korupsi miliaran peso dana proyek pengendalian banjir, dengan Presiden Ferdinand Bongbong Marcos Jr. mendukung protes terhadap korupsi.
  • Puluhan ribu orang berunjuk rasa di Ankara, Turki menuntut kebebasan berpolitik setelah pemimpin oposisi utama CHP terancam digulingkan melalui pengadilan, serta demo besar di Prancis yang dipicu kebijakan efisiensi anggaran.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Demonstrasi atau protes masyarakat merupakan bagian penting dari proses politik sebuah negara, terutama negara demokrasi. Aksi ini sering kali menjadi sarana masyarakat menyampaikan pendapat dan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Melansir dari berbagai sumber, sejumlah negara pernah mengalami demonstrasi besar-besaran yang bahkan mengubah lanskap politik dan sosial mereka.

Selain Indonesia, ada berbagai negara yang baru-baru ini dilanda demonstrasi besar yang mengguncang pemerintahan masing-masing. Aksi-aksi tersebut dipicu oleh isu yang berbeda, mulai dari korupsi, kebijakan ekonomi, hingga pelanggaran kebebasan berpendapat. 

Berikut adalah daftar negara yang pernah melakukan demo besar-besaran terhadap pemerintah.

1. Nepal

Aksi protes di Nepal.jpg
Aksi Protes di Nepal. (x.com/AJEnglish).

Generasi Z di Nepal memimpin protes besar terhadap pemerintahan eks Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli, pada 8 September. Dikutip dari Live Science, demonstrasi ini dipicu oleh maraknya gaya hidup mewah pejabat, rendahnya kesejahteraan masyarakat, serta korupsi yang mengakar. Larangan pemerintah terhadap media sosial pada 4 September semakin menyulut kemarahan warga.

Kerusuhan berujung pada tewasnya 72 orang serta pembakaran dan penjarahan di beberapa titik. Buntut dari aksi ini, Oli dan sejumlah menterinya mundur dari jabatan. Nepal kini dipimpin oleh PM sementara Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung pilihan gen z.

2. Filipina

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Twitter.com/Bongbong Marcos)
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Twitter.com/Bongbong Marcos)

Sejak awal September, protes pecah di Filipina terkait dugaan korupsi miliaran peso dana proyek pengendalian banjir. Skala awalnya kecil dan damai, namun warga berencana menggelar demo besar di Rizal Park pada 21 September bertepatan dengan peringatan darurat militer era Marcos Sr.

Militer Filipina sudah disiagakan sejak 12 September untuk membantu polisi mengamankan unjuk rasa. Presiden Filipina, Ferdinand Bongbong Marcos Jr. mengaku mendukung protes terhadap korupsi, namun mengingatkan agar aksi tetap kondusif.

3. Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (X/@RTErdogan)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (X/@RTErdogan)

Di Ankara, Turki, puluhan ribu orang berunjuk rasa menuntut kebebasan berpolitik setelah pemimpin oposisi utama CHP, Özgür Özel, terancam digulingkan melalui pengadilan. Tuduhan korupsi hingga terorisme menghantui ratusan anggota CHP, termasuk Ekrem İmamoğlu, saingan politik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Dalam unjuk rasa pada Minggu (14/9/2025), Özel ikut turun ke jalan memprotes pemerintahan Erdogan yang dinilai merusak demokrasi. Ia mendesak agar Erdogan mundur dari jabatan. Aksi ini menjadi salah satu bentuk perlawanan terbesar oposisi Turki dalam beberapa tahun terakhir.

4. Prancis

Perdana Menteri Prancis, François Bayrou. (x.com/@HCP_Le_Plan)
Perdana Menteri Prancis, François Bayrou. (x.com/@HCP_Le_Plan)

Pada 10 September, sekitar 175 ribu pengunjuk rasa memblokir jalan raya dan pompa bensin di seluruh wilayah Prancis. Demo bertajuk “Block Everything” ini dipicu kebijakan efisiensi anggaran yang diumumkan Perdana Menteri Francois Bayrou.

Bayrou berencana memangkas lebih dari 50 miliar euro anggaran, termasuk pembekuan dana pensiun dan penghapusan dua hari libur nasional. Gerakan ini lahir di media sosial oleh aktivis sayap kanan, lalu menyebar luas dan diikuti kelompok sayap kiri. Pemerintah mengerahkan 80.000 polisi dan menangkap ratusan orang.

5. Australia

Ribuan warga Australia turun ke jalan menginginkan pemerintah mengambil kebijakan iklim yang lebih tegas (21/5/2021). (Twitter.com/StrikeClimate)
Ribuan warga Australia turun ke jalan menginginkan pemerintah mengambil kebijakan iklim yang lebih tegas (21/5/2021). (Twitter.com/StrikeClimate)

Ribuan warga Australia juga turun ke jalan dalam beberapa waktu terakhir, khususnya di Melbourne, Sydney, Brisbane, Adelaide, dan Perth. Aksi ini digerakkan oleh beragam kelompok aktivis seperti Free Palestine Coalition, Rally Against Racism, Save Australia, hingga Australia Unites Against Government Corruption.

Tuntutan yang diusung antara lain menentang korupsi, biaya hidup tinggi, kebijakan anti-migrasi, anti-rasisme, hingga dukungan terhadap Palestina. Ketegangan meningkat di beberapa titik hingga aparat menyemprotkan gas merica untuk membubarkan massa.

6. India

Perdana Menteri India, Narendra Modi. (Prime Minister's Office (GODL-India), GODL-India , via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri India, Narendra Modi. (Prime Minister's Office (GODL-India), GODL-India , via Wikimedia Commons)

Pada September 2020, sekitar 250 juta orang di India melakukan demonstrasi memprotes kebijakan baru di sektor pertanian. Dilansir Business & Human Rights Resource Centre, para petani menolak aturan yang melonggarkan penjualan, harga, dan penyimpanan produk pertanian.

Aksi protes berlangsung panjang dan disertai pemblokiran jalan, pembakaran ladang, hingga mogok makan. Pada November 2021, pemerintah Narendra Modi akhirnya mencabut undang-undang tersebut, dan para pengunjuk rasa mengakhiri aksi mereka pada awal Desember.

7. Amerika Serikat

ilustrasi perayaan black lives matter day (pexels.com/Kelly)
ilustrasi perayaan black lives matter day (pexels.com/Kelly)

Kasus pembunuhan George Floyd pada Mei 2020 oleh polisi di Minneapolis memicu gelombang protes besar di Amerika Serikat. Seminggu setelah kejadian, ratusan ribu orang turun ke jalan di 75 kota besar dan kecil di bawah gerakan “Black Lives Matter”.

Aksi ini meluas ke berbagai negara dan menjadi simbol perjuangan melawan rasisme sistemik. Demonstrasi ini dianggap salah satu yang terbesar dalam sejarah modern AS karena melibatkan jutaan orang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Angga Raka Prabowo, Sosok di Balik Layar Relasi Presiden dengan Media

17 Sep 2025, 19:08 WIBNews