Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Baru Nepal Janji Penuhi Tuntutan Gen Z, Apa Itu?

Perdana Menteri Nepal, Sushila Karki. (U.S. Embassy Kathmandu, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Nepal, Sushila Karki. (U.S. Embassy Kathmandu, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Karki ajak warga Nepal bersatu membangun kembali negara
  • Karki tidak akan menjabat lebih dari 6 bulan
  • Aktivis muda janji pastikan kekuasaan berada di tangan rakyat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin baru Nepal, Sushila Karki, berjanji akan memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa untuk mengakhiri korupsi di negaranya. Karki mulai menjabat sebagai perdana menteri interim setelah demonstrasi Gen Z pada minggu lalu menggulingkan pendahulunya.

"Kita harus bekerja sesuai dengan pemikiran generasi Gen Z. Apa yang dituntut kelompok ini adalah pengakhiran korupsi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan kesetaraan ekonomi," kata Karki dalam pidato perdananya pada Minggu (14/9/2025), dikutip dari Al Jazeera.

Unjuk rasa di Nepal yang berlangsung sejak 8 September, dipicu oleh larangan media sosial dan memburuknya kesulitan ekonomi yang telah berlangsung lama. Ketegangan meningkat dengan cepat saat para demonstran membakar gedung parlemen dan gedung-gedung pemerintahan utama.

Sekretaris Utama pemerintah, Eaknarayan Aryal, mengungkapkan bahwa setidaknya 72 orang tewas dan 191 orang terluka dalam dua hari unjuk rasa.

1. Karki ajak warga Nepal bersatu membangun kembali negara

Karki menyerukan ketenangan dan mendesak warga Nepal untuk bersatu membangun kembali negara, setelah unjuk rasa yang diwarnai kekerasan. Pemerintahannya ditugaskan untuk memulihkan ketertiban dan memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa menjelang pemilu enam bulan mendatang.

Pemimpin perempuan pertama Nepal itu juga berjanji akan memberikan sekitar 1 juta rupee (setara Rp186 juta) kepada masing-masing keluarga korban yang tewas di tangan polisi.

Pemerintahan Karki akan menghadapi berbagai tantangan, termasuk di antaranya memulihkan hukum dan ketertiban, membangun kembali parlemen dan gedung-gedung penting lainnya yang diserang.

Karki juga harus berusaha meyakinkan para pengunjuk rasa, khususnya Generasi Z yang menginginkan perubahan dan khawatir akan demokrasi dan tatanan konstitusionalnya yang masih muda akan terguncang.

2. Karki tidak akan menjabat lebih dari 6 bulan

ilustrasi bendera Nepal (unsplash.com/Samrat Khadka)
ilustrasi bendera Nepal (unsplash.com/Samrat Khadka)

Presiden Nepal, Ram Chandra Paudel, mengumumkan pengangkatan Karki pada Jumat lalu. Paudel juga mengumumkan pembubaran parlemen dan menetapkan pemilihan umum pada 5 Maret 2026.

"Dalam situasi yang saya hadapi ini, saya tidak ingin datang ke sini. Nama saya dibawa dari jalanan. Kami tidak akan tinggal (menjabat) di sini lebih dari enam bulan dalam situasi apa pun. Kami akan menyelesaikan tanggung jawab kami dan berjanji untuk menyerahkannya kepada Parlemen dan menteri berikutnya," kata Karki.

Mengutip The Straits Times, pengangkatan Karki dilakukan setelah negosiasi intensif antara Paudel dan panglima militer Ashok Raj Sigdel, serta perwakilan Gen Z yang disebut gerakan protes pemuda. Ribuan aktivis muda menggunakan aplikasi Discord untuk menunjuk Karki sebagai pemimpin berikutnya.

3. Aktivis muda janji pastikan kekuasaan berada di tangan rakyat

ilustrasi bendera Nepal (unsplash.com/Arun Ghimire)
ilustrasi bendera Nepal (unsplash.com/Arun Ghimire)

Dalam aksi unjuk rasa pada pekan lalu, polisi menembaki para demonstran di ibu kota Kathmandu. Para demonstran kemudian membakar kantor presiden, gedung-gedung kementerian, dan rumah para politisi terkemuka. Di tengah kekacauan tersebut, Sharma Oli mengundurkan diri sebagai perdana menteri.

Pendiri LSM Hami Nepal, Sudan Gurung, yang juga mewakili aktivis muda dalam demonstrasi antikorupsi berjanji akan memastikan bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat dan membawa setiap politisi korup ke pengadilan.

Pada Minggu, Gurung dan timnya dilaporkan tengah menghadiri rapat untuk membantu memutuskan posisi-posisi kunci di pemerintahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Albania Resmi Punya Menteri AI Pertama, Bantu Lawan Korupsi

17 Sep 2025, 07:09 WIBNews