Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diserang Petugas Israel, Marwan Barghouti Alami Patah Tulang Rusuk

Tentara Israel dan pendukung Marwan Barghouti
Tentara Israel dan pendukung Marwan Barghouti (KafrAdDeek, CC0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Israel bantah penyiksaan terhadap Barghouti
  • Barghouti dianggap sebagai calon pemimpin Palestina di masa depan
  • Israel tolak pembebasan Barghouti dalam kesepakatan gencatan senjata
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Putra pemimpin Palestina Marwan Barghouti mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keselamatan sang ayah. Baru-baru ini, pria berusia 66 tahun itu dilaporkan dipukuli hingga pingsan oleh petugas penjara Israel.

Arab Barghouti mengatakan, ayahnya diserang oleh delapan petugas saat dipindahkan dari penjara Ganot ke Megiddo pada 14 September. Informasi tersebut diterimanya dari mantan tahanan Palestina yang dibebaskan dalam pertukaran dengan sandera Israel pada Senin (13/10/2025).

“Yang kami ketahui adalah saat mereka memindahkan ayah saya, mereka berhenti di tengah jalan dan delapan petugas keamanan penjara mulai memukuli ayah saya dengan berbagai cara, menendangnya, menjatuhkannya ke tanah, meninjunya, terutama di bagian kepala, area dada, dan kaki,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa ayahnya nyaris tidak bisa berjalan selama beberapa hari akibat serangan tersebut, dikutip dari The Guardian.

Barghouti mengungkapkan bahwa ini adalah kali keempat ayahnya dianiaya dalam 2 tahun terakhir. Pemimpin Palestina itu telah ditahan di sel isolasi sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza.

1. Israel bantah adanya penyiksaan terhadap Barghouti

Kantor Media Asra, yang menangani isu-isu terkait tahanan Palestina, menyatakan bahwa Barghouti kehilangan kesadaran dan mengalami patah tulang pada empat rusuknya akibat pemukulan tersebut. Namun, klaim itu dibantah oleh Layanan Penjara Israel, yang menyatakan pihaknya telah beroperasi sesuai dengan hukum serta menjaga keselamatan dan kesehatan semua tahanan.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, juga membantah tuduhan penyerangan tersebut. Meski demikian, ia mengaku bangga karena kondisi Barghouti telah berubah drastis selama masa jabatannya.

“Pembunuh Barghouti tahu bahwa teroris seperti dirinya diperlakukan dengan kasar saat ini, jadi dia mengarang berita palsu untuk menghasut rekan-rekan terorisnya yang meninggalkannya dalam kesepakatan (gencatan senjata),” kata Ben Gvir, dikutip dari The Times of Israel.

Sebelumnya, pada Agustus, anggota partai sayap kanan ekstrem itu terekam dalam sebuah video sedang mengejek Barghouti. Dalam rekaman tersebut, ia menunjukkan gambar kursi listrik dan mengatakan bahwa Barghouti pantas dieksekusi.

2. Barghouti dianggap sebagai calon pemimpin Palestina di masa depan

Barghouti salah satu pemimpin senior kelompok Fatah, telah dipenjara sejak 2002. Ia menjalani lima hukuman penjara seumur hidup ditambah 40 tahun karena dianggap terlibat dalam serangan yang menewaskan lima warga Israel selama Intifada Kedua. Barghouti sendiri membantah tuduhan tersebut.

Bagi banyak warga Palestina, Barghouti dianggap sebagai calon penerus Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina terhadap lebih dari 1.200 responden di Tepi Barat dan Gaza pada 2023 menunjukkan bahwa Barghouti akan mengungguli Abbas dalam pemilihan presiden. Ia memperoleh hampir setengah dari total suara, disusul oleh Haniyeh.

"Dia dianggap oleh masyarakat sebagai pahlawan nasional, orang yang berintegritas, tidak ternoda oleh korupsi. Seorang pemersatu yang dapat berdamai dengan Hamas dan menyatukan seluruh rakyat Palestina," kata Khalil Shikaki, direktur Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina, kepada CNN.

3. Israel tolak pembebasan Barghouti dalam kesepakatan gencatan senjata

Tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) mulai berlaku pada Jumat (10/10/2025). Kesepakatan itu mencakup pembebasan seluruh sandera Israel yang masih ditahan di Gaza dengan hampir 2 ribu tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang menjalani hukuman seumur hidup. Pertukaran tersebut dimulai pada Senin.

Namun, pemerintah Israel di bawah kepimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak memasukkan nama Barghouti ke dalam daftar tahanan yang dibebaskan.

“Ayah saya mewakili suara rasional. Ia adalah pemimpin Palestina paling populer, namun pada saat yang sama memiliki visi politik yang diterima oleh komunitas internasional dan dapat berkontribusi pada stabilitas kawasan, yakni solusi dua negara," kata Arab Barghouti.

Ia menilai, keputusan pemerintah Israel yang menolak pembebasan ayahnya menunjukkan bahwa Tel Aviv tidak menginginkan adanya pemimpin Palestina yang kredibel dan sah.

“Mereka ingin kami tetap terpecah,” tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Halte Bernilai Ratusan Juta di Bekasi yang Rusak Akhirnya Diperbaiki

17 Okt 2025, 23:32 WIBNews