Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Donald Trump Diduga Tidak Taat Bayar Pajak Selama 18 Tahun, Ini Pembelaannya!

heatst.com
heatst.com

Sebuah koran AS menyatakan bahwa mereka menerima dokumen yang menunjukkan bahwa pengusaha AS Donald Trump mengalami kerugian lebih dari 900 juta dolar AS atau sekitar 11 triliun rupiah lebih lewat surat pernyataan pajak federal pada 1995.

Dilansir New York Times, (3/10), kerugian tersebut sangat besar, sampai-sampai calon presiden dari Partai Republik tersebut bisa menghindar dari kewajiban membayar pajak secara legal selama 18 tahun.

Tim kampanye Trump menolak untuk membuka bukti pembayaran pajaknya dan tidak membenarkan atau membantah besarnya kerugian Trump tersebut. Capres Partai Demokrat Hillary Clinton sudah menyoroti catatan pembayaran pajak Trump.

Dalam debat capres pertama yang berlangsung sengit pada Senin, dia memaksa Trump membela diri karena tidak membuka catatan pembayaran pajaknya dan mengatakan bahwa Trump menyembunyikan sesuatu yang buruk.

Saat Clinton menuduh Trump menunggak pajak, Trump mengatakan bahwa dirinya sangat pintar. Clinton sudah mempublikasikan dokumen pembayaran pajaknya selama 40 tahun sementara calon wapres Trump, Mike Pence, juga sudah merilis dokumen pembayaran pajaknya selama 10 tahun terakhir.

Trump berdalih sudah membayar pajak dalam hal lain.

Tim Trump menyatakan bahwa Trump adalah pebisnis yang sangat cakap yang memiliki tanggung jawab terhadap bisnisnya, keluarganya dan karyawannya untuk tidak membayar pajak lebih besar daripada yang diwajibkan oleh hukum.

Namun demikian, Trump sudah membayar ratusan juta dolar dalam pajak properti, penjualan dan keuntungan, real estate, pajak kota, pajak negara bagian, pajak pegawai dan pajak federal, serta sumbangan amal. Sejak 1976, setiap capres dari dua partai utama AS sudah membuka laporan pajaknya.

Dua kandidat sama-sama memiliki catatan negatif.

Dalam tiga jajak pendapat nasional di kalangan para pemilik suara, baik Hillary maupun Trump mencatat tingkat ketidakpuasan hingga lebih dari 50 persen. Hillary dengan pengalaman puluhan tahun sebagai politikus, begitu tenang dan percaya diri dalam menghadapi Trump yang meledak-ledak.

Salah satu respons jitu Hillary atas serangan Trump yang bertubi-tubi adalah tohokan mengenai penolakan Trump yang tiada henti untuk membeberkan laporan pajaknya.

Isu sensitif tersebut menjadi penting karena Trump menolak untuk mengeluarkan catatan pajaknya dan sebagai seorang capres AS hal tersebut tidak lazim dilakukan kerena untuk kepentingan transparansi. Tim kampanye Trump lalu menuding laporan tersebut merupakan bagian dari perpanjangan tangan Clinton yang berusaha merusak citra capres asal partai Republik tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal
EditorRizal
Follow Us