Dua Tahun Perang Gaza, UNRWA Serukan Hentikan Serangan Sekarang

- Lebih dari 67 ribu warga Palestina tewas akibat serangan Israel, termasuk 376 staf PBB dan 54 relawan Palang Merah Palestina.Komisi penyelidikan independen PBB menyimpulkan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza, termasuk melalui blokade bantuan yang memicu kelaparan.
Jakarta, IDN Times – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Selasa (7/10/2025) menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Hal ini menandai dua tahun sejak perang Israel–Hamas pecah dan menelan puluhan ribu korban jiwa.
“Dua tahun perang di Gaza. Dua tahun yang terlalu lama,” tulis UNRWA di media sosial X, dikutip dari Anadolu, Rabu (8/10/2025).
UNRWA juga mendesak pembebasan seluruh sandera Israel dan tahanan Palestina serta pencabutan blokade Israel untuk memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan di bawah mekanisme PBB.
1. Korban jiwa kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern

Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 67 ribu warga Palestina yang mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan Israel. Ratusan ribu lainnya terluka, sementara infrastruktur Gaza hancur dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
Data PBB mencatat lebih dari 560 pekerja kemanusiaan tewas, termasuk 376 staf PBB. Korban terbesar berasal dari UNRWA sendiri dengan lebih dari 360 pegawainya terbunuh. Mirisnya, sebagian besar tewas saat mereka berada di rumah atau tempat berlindung.
Palang Merah Palestina (PRCS) kehilangan 54 relawan, sementara organisasi internasional seperti World Central Kitchen (WCK), Doctors Without Borders (MSF), dan Save the Children juga mencatat banyak korban jiwa akibat serangan udara Israel yang menghantam konvoi dan fasilitas mereka.
Salah satu insiden paling mengejutkan terjadi pada Maret 2024 ketika konvoi medis PRCS dan PBB diserang pasukan Israel.
“Mereka datang untuk menyelamatkan nyawa, tapi justru dikubur dalam satu liang,” kata Kepala OCHA di Palestina, Jonathan Whittall.
2. Tuduhan genosida dan medicide

Komisi penyelidikan independen PBB bulan lalu menyimpulkan, Israel melakukan genosida di Gaza, termasuk melalui blokade bantuan yang memicu kelaparan. Lebih dari 450 warga, termasuk 150 anak, dilaporkan meninggal akibat kelaparan.
Dua pelapor khusus PBB, Tlaleng Mofokeng dan Francesca Albanese, menuding Israel sengaja menghancurkan sistem kesehatan Gaza dan menyebutnya sebagai tindakan medicide atau pembunuhan terhadap layanan medis.
“Kita sedang menyaksikan genosida sekaligus medicide, upaya sistematis menghancurkan kemampuan rakyat Palestina untuk bertahan hidup,” tulis keduanya dalam pernyataan resmi.
3. Harapan baru dari Mesir

Sementara itu, delegasi Israel dan Hamas memulai perundingan tidak langsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, membahas rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Rencana itu mencakup pembebasan sandera dalam 72 jam, gencatan senjata, dan pelucutan senjata Hamas.
Namun banyak pihak meragukan keberhasilan negosiasi tersebut, mengingat situasi di lapangan terus memburuk dan kepercayaan antara kedua pihak sudah nyaris tak tersisa.