Dubes RI Ungkap Reaksi Warga Singapura soal COVID-19 Gelombang 10

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo mengatakan warga Singapura tidak panik dalam menghadapi penyebaran COVID-19 gelombang ke-10.
Dia mengatakan tak ada perubahan apapun di Singapura yang kini menghadapi gelombang ke-10 COVID-19.
"Singapura tidak seheboh pemberitaan di Indonesia. Orang Singapura sendiri sampai bingung," kata Suryopratomo kepada IDN Times, Minggu (16/4/2023).
1. Kasus COVID-19 gelombang ke-10 tak menyebar dengan cepat

Suryopratomo mengatakan, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung juga telah mengatakan kondisi saat ini bukanlah kondisi kritis, karena status penyebarannya masih hijau, artinya tak ada penyebaran yang cepat.
"Penjelasan Menkes Singapura yang dikutip padahal jelas sekali kalau disease outbreak response system condition masih tetap hijau. Artinya tidak ada perubahan apa pun," tutur Suryopratomo.
2. Menkes Singapura sebut COVID-19 sudah jadi endemik

Sebelumnya, Ong menyatakan COVID-19 telah menjadi penyakit endemik yang selalu ada. Dia mengatakan, kasus yang ada saat ini adalah infeksi yang telah dialami seseorang lebih dari satu kali, dan dipastikan bukan infeksi COVID-19 dari luar negeri.
“Pemahaman bahwa ini menyebabkan peningkatan infeksi tidak benar. Virus ini endemik, artinya selalu beredar di komunitas kita. Dalam situasi seperti itu, yang mendorong penyebaran di dalam negeri bukanlah penyebaran impor (dari luar negeri), tetapi infeksi ulang yang dialami masyarakat," ujar Ong dilansir Strait Times.
3. Jumlah pasien di RS naik

Meski begitu, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit (RS) naik dari 80 jadi 220 orang sebulan terakhir. Akan tetapi, pada gelombang kali ini otoritas Singapura tak melihat adanya indikasi penyakit parah atau mematikan.
Lebih lanjut, jumlah pasien yang dirawat di RS tak sebanyak saat periode krisis. Penerimaan perawatan intensif juga tetap stabil dan rendah, dengan kurang dari 10 pasien pada satu waktu selama sebulan terakhir.