Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terjadi Lagi, Singapura Digempur Pandemik COVID-19 Gelombang ke-10

Ilustrasi Singapura (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)
Ilustrasi Singapura (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 kembali melanda Singapura. Kini negara tetangga itu menghadapi serangan COVID-19 gelombang ke-10. Tercatat jumlah kasus harian COVID-19 meningkat dari 1.400 kasus pada bulan Maret, menjadi 4 ribu kasus per hari sejak pekan lalu.

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengatakan 3 dari 10 kasus merupakan infeksi ulang, alias pasien yang sudah terserang COVID-19 lebih dari satu kali. Angka itu lebih tinggi 20-25 persen dibandingkan gelombang sebelumnya.

1. Tak ada indikasi penyakit parah

Ilustrasi COVID-19 (Dok. IDN Times)

Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit (RS) naik dari 80 jadi 220 orang sebeulan terakhir. Meski begitu, pada gelombang kali ini otoritas Singapura tak melihat adanya indikasi penyakit parah atau mematikan.

Dilansir Straits Times, Minggu (16/4/2023), jumlah pasien yang dirawat di RS tak sebanyak saat periode krisis. Penerimaan perawatan intensif juga tetap stabil dan rendah, dengan kurang dari 10 pasien pada satu waktu selama sebulan terakhir.

2. Beban kerja di RS bertambah karena kenaikan kasus harian

ilustrasi virus corona (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi virus corona (IDN Times/Aditya Pratama)

Namun, Ong mengatakan beban kerja di RS tetap bertambah karena kenaikan kasus harian, walaupun penyakitnya tak parah.

Saat ini, Kementerian Kesehatan Singapura terus melakukan pengurutan genetik sampel virus. Sekarang ada beberapa varian yang beredar, yakni XBB, XBB.1.5, XBB.1.9, XBB.1.16, XBB.2.3, BN.1, CH.1.1 – tanpa strain dominan yang jelas.

3. Menkes Singapura minta masyarakat suntik vaksin

Ilustrasi Vaksin. (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk mencegah penyebaran lebih banyak, Ong berbicara kepada komunitas dokter untuk membantu memberikan sosialisasi agar pasien mereka tinggal di rumah dan memakai masker jika dalam kondisi tidak sehat.

Ong juga menggencarkan imbauan vaksinasi, terutama bagi golongan rentan, atau berusia di atas 60 tahun.

“Pemahaman bahwa ini menyebabkan peningkatan infeksi tidak benar. Virus ini endemik, artinya selalu beredar di komunitas kita. Dalam situasi seperti itu, yang mendorong penyebaran di dalam negeri bukanlah penyebaran impor (dari luar negeri), tetapi infeksi ulang yang dialami masyarakat," ujar Ong.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us