Erdogan Resmikan Gereja Turki Pertama yang Dibangun Pemerintah

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan gereja pada Minggu (8/10/2023). Ini merupakan gereja pertama yang dibangun dengan dukungan pemerintah dalam 100 tahun sejarah Turki pasca-Ustmani.
Turki adalah salah satu negara di dunia dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Peresmian yang dilakukan oleh Erdogan memiliki momen penting secara kebudayaan dan politik.
Gereja tersebut adalah gereja Ortodoks Suriah Mor Ephrem untuk Kristen Asiria. Selama dua dekade pemerintahan Erdogan, Presiden Turki itu menerima kecaman karena pemerintahannya mengubah gereja-gereja kuno menjadi masjid.
1. Erdogan klaim melindungi yang tertindas dari penindas

Peletakan batu pertama pembangunan gereja Mor Ephrem dilakukan pada 2019 di Istanbul. Dalam klaimnya, Erdogan juga mengatakan telah memugar dan merenovasi puluhan gereja kecil lainnya selama dia berkuasa.
"Kami melihat masalah besar saat ini di banyak belahan dunia. Tetapi solidaritas yang ditunjukkan di sini hari ini, menurut saya ini sangat penting," kata Erdogan dikutip dari Dawn.
"Kami selalu melindungi yang tertindas dari penindas. Itu adalah tugas kami," tambahnya.
Sejak abad pertama, Turki tenggara hingga Suriah dan Irak memiliki catatan sejarah sebagai bagian daerah yang dihuni penduduk Kekristenan Asiria. Gereja utama komunitas tersebut dipindahkan dari kota Mardin di Turki ke Damaskus pada 1932.
2. Bahagia dengan gereja baru dukungan pemerintah
Pada 2019, umat Kristen Asiria di Turki tercatat berjumlah sekitar 17 ribu orang.
Dilansir Al Monitor, dalam 100 tahun terakhir, beberapa gereja kecil di Turki telah dipugar dan dibuka kembali. Sekitar 20 gereja juga telah diperbaiki sejak partai yang dipimpin Erdogan berkuasa pada 2002.
Pemimpin komunitas Asyur Sait Susin mengaku sangat bahagia dengan gereja baru tersebut, yang dibangun berdasarkan dukungan dari pemerintah. Gereja disebut berhasil menampung sekitar 750 jemaah.
3. Erdogan berupaya merangkul semua komunitas Turki

Erdogan pernah mendapatkan kecaman internasional pada 2020 karena mengubah bangunan bersejarah Hagia Sophia menjadi masjid. Itu salah satu bangunan ikonik di Istanbul, yang dalam sejarahnya pernah menjadi katedral terbesar di dunia.
Badan Kebudayaan PBB (UNESCO) saat itu menyatakan keprihatinannya yang mendalam, karena tindakan Erdogan yang mengubah fungsi bangunan bersejarah tersebut.
Dilansir Al Monitor, Erdogan dalam pidatonya berupaya merangkul banyak komunitas di Turki. Pada putaran pertama pemilu presiden bulan Mei lalu, dia pernah menulis surat cinta untuk Turki.
Dalam surat itu, dia mengatakan kepada pendukungnya, telah menulis surat cinta untuk setiap individu tanpa membeda-bedakan asal-usul atau agama.