Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eropa Bakal Sumbang Rp341 Triliun untuk Bantu Pertahanan Ukraina 

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)
Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Jakarta, IDN Times – Negara-negara Eropa mempertimbangkan paket bantuan militer kepada Ukraina senilai 20 miliar Euro (Rp341 triliun) menjelang perundingan damai dengan Rusia. Bantuan akan digunakan untuk memperkuat Ukraina di atas meja perundingan dan setelah perdamaian.

”Paket bantuan ini guna memperkuat Kiev karena AS semakin bersekutu dengan Moskow,” kata tiga diplomat Uni Eropa secara anonim, dilansir Politico.

Bantuan tersebut akan mencakup perangkat keras militer, seperti peluru artileri dan rudal, serta uang tunai. Jumlah bantuan diperkirakan bisa terus meningkat bergantung pada hasil pertemuan menteri Eropa di Brussels pada Senin nanti.

Bantuan ini bukan paket resmi dari Uni Eropa, melainkan urunan dana dari beberapa negara Eropa. Negara lain seperti Hungaria menentang adanya bantuan kepada Ukraina.

1. AS tak akan berikan bantuan kepada Ukraina

Ilustrasi pengunjuk rasa mengibarkan bendera Ukraina. (unsplash.com/Gayatri Malhotra)
Ilustrasi pengunjuk rasa mengibarkan bendera Ukraina. (unsplash.com/Gayatri Malhotra)

Alokasi bantuan terhadap Ukraina diputuskan setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyebut Presiden Ukraina, Volodymy Zelenskyy, sebagai diktator. Tindakan ini menyiratkan rumitnya hubungan AS dan Ukraina saat ini.

Wakil Presiden AS, JD Vance, pada Jumat mengungkap bahwa tak akan ada tambahan bantuan bagi Ukraina dalam waktu dekat. Menurutnya, kemenangan yang diraih dengan mengalokasikan lebih banyak bantuan adalah sebuah kesalahan.

"Presiden Trump percaya bahwa untuk melakukan diplomasi, Anda harus benar-benar berbicara kepada orang lain. Ini dulunya disebut kenegarawanan," katanya, dilansir dari Anadolu Agency.

Vance menambahkan, pemerintah fokus pada pencapaian perdamaian abadi daripada menenangkan sentimen publik. Ia juga mengkritik narasi palsu di media yang mengklaim AS telah memberikan semua Ukraina kepada Rusia.

2. Zelenskyy kehilangan dukungan dari AS

Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)
Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)

Sentimen negatif Zelenskyy mulai menyeruak setelah AS mengadakan pembicaraan dengan Rusia di Arab Saudi pada Selasa. Ukraina mengkritik AS karena tak diikutkan dalam pembicaraan tersebut.

Sumber yang dikutip oleh New York Post mengklaim bahwa sentimen anti-Zelenskyy telah berkembang selama berbulan-bulan di Gedung Putih.

"Saya mendengar beberapa bulan yang lalu bahwa sudah waktunya untuk pemilihan umum dan kepemimpinan baru," kata orang tersebut.

Sumber lain yang dekat dengan Trump dilaporkan menyarankan agar Zelenskyy meninggalkan Ukraina dan pergi ke Prancis. Alasannya karena hal ini akan menjadi kasus terbaik bagi Ukraina dan dunia.

Seorang analis politik Ukraina dan tentara aktif mengatakan bahwa pemerintahan Trump tak menyukai Zelenskyy dan melakukan segala cara agar semua orang tahu hal itu. Ia menyebut bahwa Trump kini mengupayakan pemilihan di Ukraina bisa segera dilaksanakan agar Zelenskyy digantikan dengan orang yang mudah diajak bernegosiasi.

3. Eropa harus ambil peran dalam upaya perdamaian

Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)
Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)

Zelenskyy kini berharap negara-negara Eropa bisa ambil bagian dalam memastikan perdamaian tercapai di Ukraina.

“Sangat mungkin untuk mengakhiri perang dengan Rusia karena Ukraina dan mitranya di Eropa memiliki proposal yang jelas,” kata dia, dilansir dari The Guardian.

Meski begitu, ia juga berharap masih mendapatkan dukungan kuat dari AS. Sebab kontribusi Washington dalam perundingan tersebut sangat besar.

“Atas dasar ini kita dapat memastikan penerapan strategi Eropa, dan penting bahwa ini dilakukan bersama-sama dengan AS,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us