NATO Pastikan Ukraina Dapat Jaminan Keamanan untuk Hadapi Rusia

Jakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengatakan bahwa aliansinya akan memastikan jaminan keamanan kepada Ukraina sebagai bagian dari upaya negosiasi perdamaian dengan Rusia. Ia mengatakan bahwa kontribusi Kiev harus diperkuat di meja perundingan.
"Kami semua ingin melihat berakhirnya agresi yang mengerikan terhadap Ukraina. Sangat penting bahwa setiap kesepakatan yang dicapai menghasilkan perdamaian abadi di mana Rusia tidak akan pernah lagi mencoba mengambil satu kilometer persegi tanah Ukraina," kata Rutte, dilansir Anadolu Agency.
Pernyataan Rutte disampaikan pada konferensi pers bersama Presiden Slowakia, Peter Pellegrini, selama kunjungannya ke Slowakia pada Kamis (20/2/2025). Ia menambahkan bahwa NATO akan mendiskusikan lebih lanjut rencana terhadap Ukraina.
1. NATO dukung upaya perdamaian, tapi kesal dengan cara Trump

Rutte menggarisbawahi pentingnya perlibatan negara-negara Eropa dalam mendorong penghentian agresi Rusia terhadap Ukraina. Ia juga tak menolak menyebut bahwa ada kesamaan visi dengan AS terkait hal itu.
"Pada saat yang sama, kami harus terus memperkuat posisi Ukraina sehingga mereka dapat hadir di meja perundingan dari posisi yang kuat sebagai sebuah aliansi," tambahnya.
Ketika ditanya tentang inisiatif Presiden AS, Donald Trump, untuk merundingkan perdamaian secara langsung dengan Rusia, Rutte mengatakan ia sedikit kesal ketika mendengarnya pertama kali di Munich.
Ia menggambarkan pentingnya kunjungan utusan khusus AS, Jenderal Keith Kellogg, ke markas besar NATO untuk membahas hal tersebut.
2. Eropa harus dilibatkan secara kolektif

Rutte meremehkan pentingnya pertemuan bilateral negara dalam membahas masalah keamanan. Ia menyindir langkah yang dilakukan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang ingin membicarakan soal Ukraina secara bilateral.
Rutte mengungkapkan pentingnya melibatkan semua negara Eropa mengenai penataan jaminan keamanan bagi Ukraina setelah perjanjian damai. Ia mengatakan bahwa tidak penting siapa yang hadir atau tidak.
"Yang penting adalah bahwa di Eropa, kami sedang mendiskusikan bagaimana mengatur jaminan keamanan bagi Ukraina pasca kesepakatan damai. Ini adalah proses langkah demi langkah," tambahnya.
Mengenai pengeluaran pertahanan, Sekjen NATO itu mengatakan bahwa 2 persen tak cukup. Ia menggambarkan situasinya jelas memerlukan anggaran lebih.
"Ancaman yang semakin besar akan membutuhkan investasi yang lebih besar. Saya kira jumlahnya akan jauh lebih besar dari setidaknya 3 persen," katanya.
3. Ukraina, Prancis, dan Inggris diundang ke Washington

Pada Selasa, utusan AS dan Rusia telah bertemu di Arab Saudi untuk membahas upaya damai antara Rusia dan Ukraina. Namun pertemuan itu dikecam keras oleh negara Eropa, termasuk Ukraina, sebab Kiev tak dilibatkan langsung dalam perjanjian.
Menanggapi hal itu, Trump mengaku kesal terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Ia menyebut, partisipasi Ukraina secara tidak langsung juga tak akan berdampak signifikan, serta menyebut Zelenskyy sebagai diktator.
"Saya sangat kecewa, saya dengar mereka kesal karena tidak mendapat kursi,” kata Trump pada Rabu, dilansir South China Morning Post.
Trump kemudian mengundang Ukraina dan dua negara utama perwakilan Eropa, yakni Prancis dan Inggris, ke Washington untuk berbicara lebih lanjut.
“Penasihat Keamanan Mike Waltz mengumumkan bahwa Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer diundang ke Gedung Putih awal minggu depan untuk membahas perang di Ukraina,” lapor Euro News.