Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-Fakta Hari Toleransi Internasional Dirayakan Tiap 16 November

Ilustrasi (Unsplash.com/Tyler Nix)

Jakarta, IDN - Setiap tanggal 16 November dunia merayakan Hari Toleransi Internasional. Tujuan perayaan tersebut adalah menciptakan kesadaran tinggi tentang prinsip-prinsip toleransi. 

Sangat penting untuk menghormati budaya, kepercayaan, dan tradisi orang lain yang belum kita pahami. Berikut fakta-fakta tentang Hari Toleransi Internasional. 

1. Dideklarasikan UNESCO pada 1995

Ilustrasi toleransi (Pexels.com/fauxels)

UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan), salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), adalah organisasi yang mendeklarasikan Hari Toleransi Internasional. Peristiwa itu pertama kali dilakukan pada 1995. 

Laman resmi UNESCO menjelaskan, peringatan itu merupakan peringatan setelah negara anggota mengadopsi Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi pada 16 November 1995. 

Dalam deklarasi itu, ditegaskan bahwa toleransi bukanlah pemanjaan atau ketidakpedulian, melainkan rasa hormat dan upaya memberi penghargaan terhadap keragaman budaya dunia. 

2. Terinspirasi dari Mohandas Karamchand Gandhi

Mahatma Gandhi di lembar mata uang India. (Pixabay.com/codesandcolors)

Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi terinspirasi dari peringatan 125 tahun kelahiran Mohandas Karamchand Gandhi, yang dikenal juga sebagai Mahatma Gandhi. Peringatan kelahiran Gandhi dilakukan pada 1994 dan setahun setelahnya Deklarasi Prinsip Toleransi diumumkan.

Mahatma Gandhi adalah tokoh luhur India yang telah menyatukan rakyat di negara tersebut untuk mengusir kekuatan kolonialisme Inggris. Perjuangan Gandhi berdasar pada empat prinsip utama, yaitu kebenaran (satya), non-kekerasan (ahimsa), sarvodaya, dan satyagraha.

Sarvodaya adalah istilah Sansekerta yang berarti suatu tatanan sosial ideal, di mana nilai-nilai kemanusian diperjuangkan untuk mencapai kebebasan sosial-politik bagi jutaan orang miskin dan terpinggirkan.

Sedangkan satyagraha adalah protes yang dilakukan secara damai.

3. Pengertian toleransi dan intoleransi

Ilustrasi (Pexels.com/Markus Spiske)

Jika Hari Toleransi Internasional telah ditetapkan untuk diperingati pada 16 November, lantas apa sebenarnya makna toleransi?

Menurut laman tesaurus Kemendikbud Indonesia, toleransi berarti sederajat, sama, setara, tasamuh dan tenggang rasa.

Menurut dokumen dari Prinsip-Prinsip Toleransi yang disepakati pada pasal pertama, pengertian toleransi secara umum adalah rasa hormat terhadap orang lain dan pendapat serta keyakinan mereka, yang mungkin berbeda dari milik sendiri.

Toleransi adalah penghargaan terhadap latar belakang orang lain tanpa permusuhan atau prasangka. Ini jadi dasar bagi kebebasan fundamental yang berguna untuk membina perdamaian dan mengakui harmoni.

Ada pun intoleransi merupakan kebalikan toleransi, yaitu keengganan untuk menerima pandangan, keyakinan, atau perilaku yang berbeda dari diri sendiri.

Intoleransi menyiratkan pengabaian terhadap keragaman dan pluralisme dalam masyarakat. Bentuk intoleransi seperti diskriminasi, marginalisasi minoritas, stereotip komunitas masyarakat berdasar etnis, seksual dan budaya.

4. Mengapa toleransi penting?

Ilustrasi toleransi (Pixabay.com/MoteOo)

Dalam deklarasi UNESCO, pikiran dan tindakan toleransi penting untuk membina perdamaian tanpa prasangka kepada orang lain yang berbeda dari kita.

Dengan toleransi, kita bisa hidup dan bersanding dalam sebuah masyarakat yang berbeda latar belakang, tanpa harus ada prasangka buruk. Kedamaian bisa tercipta jika kita saling menghargai perbedaan tersebut.

Pikiran dan tindakan intoleran harus dilawan dengan serangkaian cara, seperti pendekatan hukum, pendidikan toleransi, akses informasi yang terbuka (pluralisme pers) serta kesadaran individu.

Apakah kita bisa toleran terhadap tindakan intoleran? Mengutip dari Tolerance Day, tindakan toleransi terhadap intoleransi bukan termasuk toleransi. Kedua istilah tersebut merupakan antonim seperti terang dan gelap, baik dan jahat.

Intoleransi harus dilawan. Jika kita membiarkan intoleransi, maka kita bukan lagi masyarakat yang toleran.

5. Penghargaan untuk toleransi

Ilustrasi (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

PBB memiliki agenda khusus untuk mempromosikan toleransi dan tindakan non-kekerasan. Itu adalah sebuah penghargaan yang bernama UNESCO-Madanjeet Singh Prize for the Promotion of Tolerance and Non-Violence.

Menurut laman resminya, penghargaan ini diberikan setiap dua tahun sekali pada tanggal 16 November. Mereka yang menerima bisa sebuah organisasi atau individu. Akan ada upacara pemberian hadian yang pemenangnya mendapatkan uang sejumlah 100 ribu dolar atau sekitar Rp1,4 miliar.

Pada 2018 lalu, ada dua penerima penghargaan tersebut. Mereka adalah Manon Barbeau, pembuat film dari Kanada serta pendiri Wapikoni Mobile, dan The Coexist Initiative, lembaga swadaya masyarakat dari Kenya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us