Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Tradisi Nama Paus, Nama Yohanes Paling Banyak Dipakai

Paus Fransiskus. (Tânia Rêgo/ABr, CC BY 3.0 BR , via Wikimedia Commons)
Paus Fransiskus. (Tânia Rêgo/ABr, CC BY 3.0 BR , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Tradisi pergantian nama paus dimulai pada abad ke-6.
  • Paus terakhir yang mempertahankan nama aslinya adalah Marcellus II pada tahun 1555.
  • Tidak ada aturan resmi tentang cara paus memilih nama, namun biasanya berdasarkan paus terdahulu atau santo yang mereka kagumi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Conclave untuk memilih paus baru setelah kematian Paus Fransiskus akan dimulai pada Rabu (7/5/2025) di Vatikan. Salah satu momen paling dinanti adalah pengumuman nama paus baru yang akan disampaikan dalam bahasa Latin dari balkon Basilika St. Petrus.

Pemilihan nama ini bukan sekadar formalitas, melainkan mencerminkan visi dan fokus kepausan baru yang akan memimpin lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Tradisi pergantian nama paus memiliki sejarah panjang dengan berbagai kisah unik dan menarik. Nama yang dipilih biasanya berkaitan dengan nilai, paus pendahulu atau santo tertentu yang ingin diteladani. Berikut 10 fakta menarik tentang tradisi nama kepausan yang mungkin belum kamu tahu.

1. Tradisi nama kepausan dimulai pada abad ke-6

Basilika Santo Petrus di Vatikan. (unsplash.com/iam_os)
Basilika Santo Petrus di Vatikan. (unsplash.com/iam_os)

Tradisi ini dimulai pada abad ke-6 ketika Mercurius terpilih menjadi paus. Karena merasa namanya terlalu mirip dengan dewa pagan Merkurius, ia menggantinya menjadi Paus Yohanes II. Meskipun sudah dimulai, tradisi ini baru menjadi kebiasaan umum setelah abad ke-10 saat paus-paus dari Prancis dan Jerman mulai mengadopsi nama yang lebih Italia.

Paus terakhir yang mempertahankan nama aslinya adalah Marcellus II pada tahun 1555. Sejak itu, semua paus selalu memilih nama baru saat terpilih. Pergantian nama ini dinilai memiliki makna spiritual sebagai simbol memasuki tahap baru dalam melayani Tuhan dan sesama.

2. Tidak ada aturan khusus untuk memilih nama kepausan

Paus Fransiskus. (Kancelaria Premiera from Poland, PDM-owner, via Wikimedia Commons)
Paus Fransiskus. (Kancelaria Premiera from Poland, PDM-owner, via Wikimedia Commons)

Melansir The Pillar, tidak ada aturan resmi tentang cara paus memilih nama. Umumnya mereka memilih nama berdasarkan paus terdahulu atau santo yang mereka kagumi. Misalnya, Paus Benediktus XVI memilih namanya untuk menghormati Paus Benediktus XV yang menjadi pembawa damai selama Perang Dunia I dan Santo Benediktus dari Norcia, pendiri ordo Benediktin.

Nama yang dipilih juga sering mencerminkan nilai atau prioritas yang ingin dikedepankan selama kepemimpinan. Paus Fransiskus memilih namanya untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi yang terkenal dengan perhatiannya pada isu perdamaian, kemiskinan dan lingkungan, nilai-nilai yang kemudian menjadi fokus kepausannya.

3. Nama Petrus tidak pernah digunakan lagi

lukisan yang menampilkan Rasul Petrus sebagai paus. (Peter Paul Rubens, Public domain, via Wikimedia Commons)
lukisan yang menampilkan Rasul Petrus sebagai paus. (Peter Paul Rubens, Public domain, via Wikimedia Commons)

Meskipun tidak ada larangan resmi, tidak ada paus yang berani menggunakan nama "Petrus" (Peter) lagi setelah Rasul Petrus, paus pertama. Hal ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap Rasul Petrus yang dipilih langsung oleh Yesus Kristus untuk memimpin gereja.

Ada juga kepercayaan populer yang turut memengaruhi keengganan ini. Menurut cerita yang berkembang, ada ramalan dari seorang santo abad ke-12 yang mengatakan bahwa Petrus II akan menjadi paus terakhir yang akan membawa kehancuran bagi Roma dan memulai kiamat.

4. Nama Yohanes menjadi menjadi favorit para paus

Paus Yohanes XXIII. (De Agostini Editore, Public domain, via Wikimedia Commons)
Paus Yohanes XXIII. (De Agostini Editore, Public domain, via Wikimedia Commons)

Melansir CNN, nama Yohanes (John) menjadi nama terpopuler dalam sejarah kepausan dengan 21 paus menggunakannya. Popularitas nama ini sebagian disebabkan oleh tradisi mengambil nama pendahulu dan banyaknya santo bernama Yohanes dalam tradisi Katolik, termasuk Yohanes Pembaptis dan Rasul Yohanes.

Nama populer lainnya adalah Gregorius (16 paus), Benediktus (15 paus), serta Inosensius dan Leo (masing-masing 13 paus). Nama-nama ini mungkin sering dipilih karena memiliki rekam jejak positif dalam sejarah kepausan dan dikaitkan dengan prestasi atau reformasi penting.

5. Paus Fransiskus menjadi nama unik pertama sejak 914

Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ashwin Vaswani)
Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ashwin Vaswani)

Paus Fransiskus membuat sejarah ketika memilih nama yang belum pernah digunakan sebelumnya. Ini adalah kali pertama setelah sekitar 1.100 tahun ada paus dengan nama baru, sejak Paus Lando yang menjabat kurang dari setahun pada 913-914.

Kardinal Jorge Mario Bergoglio memilih nama Fransiskus setelah terinspirasi oleh Santo Fransiskus dari Assisi. 

6. Ada paus dengan nama ganda

Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ágatha Depiné)
Paus Fransiskus. (unsplash.com/Ágatha Depiné)

Paus Yohanes Paulus I juga mencetak sejarah baru pada 1978 saat menjadi paus pertama yang menggabungkan dua nama. Ia memilih nama tersebut untuk menghormati dua pendahulunya, Paus Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI, yang memimpin Konsili Vatikan II.

Menariknya, Yohanes Paulus I meramalkan akan ada penerus dengan nama yang sama. Setelah ia wafat dengan hanya 33 hari menjabat, ia digantikan Kardinal Karol Wojtyla yang memilih nama Yohanes Paulus II untuk menghormatinya. Meski telah membuka preseden, belum ada paus lain yang menggunakan nama ganda setelah Yohanes Paulus II.

7. Terjadi kekacauan penomoran dalam nama Yohanes

Antipaus Yohanes XXIII. (Public domain, via Wikimedia Commons)
Antipaus Yohanes XXIII. (Public domain, via Wikimedia Commons)

Ada anomali menarik dalam penomoran Paus Yohanes. Meski paus terakhir bernama Yohanes adalah Yohanes XXIII, secara resmi hanya ada 21 paus bernama Yohanes. Hal ini karena Paus Yohanes XX tidak pernah ada, akibat kesalahan pencatatan sejarah.

Daftar resmi Vatikan juga melompat dari Paus Yohanes XV langsung ke Paus Yohanes XVII karena Yohanes XVI dianggap sebagai antipaus (paus tidak sah). Ketika Angelo Roncalli memilih nama Yohanes XXIII pada 1958, Gereja terpaksa menetapkan bahwa Yohanes XXIII sebelumnya dari abad ke-15 sebagai antipaus untuk menyelesaikan ambiguitas yang berlangsung selama berabad-abad.

8. Hampir ada Paus "Tampan"

Paus Julius II. (Titian, Public domain, via Wikimedia Commons)
Paus Julius II. (Titian, Public domain, via Wikimedia Commons)

Tidak semua paus memilih nama berdasarkan pendahulu. Pius II (1458-1464) yang lahir dengan nama Enea Silvio Piccolomini, justru mengambil nama dari karakter dalam puisi "The Aeneid" karya penyair Romawi Virgil. Virgil menyebut pahlawan Aeneas sebagai "pius Aeneas" (Aeneas yang saleh), yang kemudian menjadi inspirasi nama kepausannya.

Ada kisah unik tentang calon paus yang ingin menamai dirinya Formosus II. Dia ingin menggunakan nama ini karena formosus berarti tampan dalam bahasa Latin. Sebelumnya, memang ada Paus Formosus yang pernah menjabat pada tahun 891-896, namun itu adalah nama aslinya. Para kardinal dengan bijak menolak permintaan tersebut, sehingga ia akhirnya menjadi Paus Julius II.

9. Beberapa nama paus dikaitkan dengan kontroversi

lukisan persidangan jenazah Paus Formosus. (Jean-Paul Laurens, Public domain, via Wikimedia Commons)
lukisan persidangan jenazah Paus Formosus. (Jean-Paul Laurens, Public domain, via Wikimedia Commons)

Beberapa nama paus memiliki kaitan dengan kontroversi historis. Nama Urbanus sering diasosiasikan dengan Urbanus VIII yang memulai pengadilan terhadap Galileo Galilei, menciptakan tensi antara sains dan agama. Nama Pius juga sering diperdebatkan karena Pius XII dijuluki "Paus Hitler" oleh kritikusnya akibat sikapnya yang dinilai pasif selama Holocaust.

Melansir Strait Times, nama Selestinus juga memiliki sejarah kontroversial setelah Selestinus V yang terpilih di luar keinginannya, mengundurkan diri setelah lima bulan menjabat pada 1294. Ia diabadikan oleh penyair Italia Dante yang menempatkannya di neraka dalam karyanya "Divine Comedy" karena menolak kepausannya.

Nama Stefanus dan Formosus juga punya sejarah kelam. Stefanus VII menggali makam Paus Formosus karena kebenciannya. Ia mengadili mayatnya, memotong jari-jarinya, dan membuang jasadnya ke Sungai Tiber dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Sinode Jenazah".

10. Ada 44 nama paus yang baru sekali dipakai

Basilika Santo Petrus di Vatikan. (unsplash.com/Martijn Vonk)
Basilika Santo Petrus di Vatikan. (unsplash.com/Martijn Vonk)

Melansir USA Today, sepanjang sejarah, ada 44 nama paus yang hanya digunakan sekali. Beberapa di antaranya adalah Lando, Romanus, Valentinus, Zakharias, Konon, Agato, Simplisius, dan Hilarius. Nama-nama ini menjadi saksi keberagaman dalam tradisi penamaan paus.

Sejarah juga menunjukkan bahwa beberapa paus berasal dari luar Italia, termasuk dari Afrika seperti Gelasius, Miltiades, dan Viktor. Terlepas dari pilihan namanya nanti, nama paus baru kemungkinan akan menjadi simbol arah kepemimpinan Gereja Katolik ke depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Sonya Michaella
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us