Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

FBI Deteksi Operasi Siber Iran dalam Kampanye Presiden AS

Gedung Putih di Amerika Serikat (Unsplash.com/Louis Velazquez)
Gedung Putih di Amerika Serikat (Unsplash.com/Louis Velazquez)
Intinya sih...
  • FBI mendeteksi operasi siber Iran menargetkan kampanye Trump dan Harris, dengan tujuan memicu perselisihan politik di AS.
  • Tuduhan ini dikonfirmasi oleh kampanye Trump awal bulan ini, dan Harris juga diduga menjadi target dari operasi siber tersebut.
  • Kedutaan Iran membantah tuduhan tersebut, namun FBI tetap akan menyelidiki dan menghentikan pelaku ancaman yang bertanggung jawab.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat mendeteksi adanya operasi siber Iran dalam kampanye Donald Trump serta Kamala Harris, Senin (19/8/2024). Operasi tersebut menaregetkan warga AS untuk mengobarkan perselisihan politik.

"Kami telah mengamati aktivitas Iran yang semakin agresif selama siklus pemilu ini," kata pernyataan FBI, dilansir Reuters.

Komunitas intelijen yakin agen Iran menggunakan rekayasa sosial dan cara lain untuk menargetkan individu yang memiliki akses langsung ke kampanye presiden kedua partai. Aksi tersebut mencakup pencurian dan pengungkapan yang dimaksudkan untuk memengaruhi proses pemilu AS.

1. Kedua kandidat jadi target operasi

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (lu.usembassy.gov)
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (lu.usembassy.gov)

Pernyataan tersebut mengonfirmasi tuduhan yang dibuat awal bulan ini oleh kampanye calon presiden dari Partai Republik Donald Trump. Iran saat itu diduga meretas salah satu situs webnya yang kemudian memicu penyelidikan FBI lebih lanjut.

Saat itu, Trump mengatakan Iran "hanya bisa memperoleh informasi yang tersedia untuk publik."

Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kama Harris, juga diduga menjadi target dari operasi siber tersebut. Ia secara resmi menerima pencalonan presiden Partai Demokrat pada konvensi minggu ini.

2. Iran tolak tuduhan tersebut

Ilustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)
Ilustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Kedutaan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa tuduhan tersebut tak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum apapun. Menurut kedutaan dalam sebuah pernyataan, mereka tak punya kepentingan untuk ikut campur politik domestik AS.

”Seperti yang telah kami umumkan sebelumnya, Republik Islam Iran tidak memiliki niat maupun motif untuk mencampuri pemilihan presiden AS,” kata pernyataan tersebut.

3. FBI berjanji tindak tegas para pelaku

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (pixabay.com/Michael Luenen)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (pixabay.com/Michael Luenen)

Dilansir The Guardian, FBI telah menghubungi para korban peretasan dan akan terus menyelidiki dan mengumpulkan informasi untuk mengejar dan menghentikan pelaku ancaman yang bertanggung jawab.

“Kami tidak akan menoleransi upaya asing untuk memengaruhi atau mengganggu pemilu kami, termasuk penargetan kampanye politik AS,” kata FBI dalam pernyataan.

Pada tahun 2016, kampanye Hillary Clinton diretas, yang menyebabkan bocornya email internal. Peretasan itu menjadi kontroversi besar dalam kampanye presiden. Petugas intelijen Rusia kemudian didakwa atas peretasan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us