Gencatan Senjata Gaza di Ujung Tanduk, Israel Lakulan 80 Pelanggaran

- 80 pelanggaran dilakukan Israel sejak gencatan senjata
- Serangan menggunakan drone, tank, dan alat elektronik
- Gaza meminta tindakan internasional dan akan serahkan bukti ke PBB
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Gaza menuduh militer Israel melakukan puluhan pelanggaran sejak gencatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza pada 10 Oktober 2025. Dalam laporan terbarunya, otoritas setempat menyebut serangan tersebut telah menewaskan 97 warga Palestina dan melukai 230 orang lainnya.
Dalam pernyataannya, kantor media pemerintah Gaza menyebut, ada 80 pelanggaran telah tercatat sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan. Pelanggaran itu dilakukan secara terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional.
Situasi ini semakin menegangkan karena terjadi hanya beberapa hari setelah penandatanganan perjanjian damai di Sharm el-Sheikh, Mesir, yang difasilitasi oleh Amerika Serikat dan disetujui berbagai pihak untuk menghentikan konflik bersenjata di Gaza.
Namun, sejak perjanjian itu ditandatangani, sejumlah laporan muncul mengenai pelanggaran di lapangan, baik dari pihak Israel maupun kelompok bersenjata di Gaza. Pemerintah Gaza menegaskan pihaknya memiliki bukti-bukti kuat terkait serangan terbaru.
1. Ada 80 pelanggaran sejak gencatan senjata berlaku

Dalam laporan resmi yang dirilis Minggu (19/10/2025), pemerintah Gaza menyebut telah mendokumentasikan 80 pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan Israel sejak gencatan senjata dimulai.
Pelanggaran tersebut, menurut mereka, mencakup penembakan langsung terhadap warga sipil, serangan udara yang disengaja, serta penggunaan sabuk tembakan berat di area padat penduduk. Selain itu, pasukan Israel juga dilaporkan melakukan penangkapan terhadap warga sipil di beberapa wilayah.
"Penjajah telah melakukan 80 pelanggaran yang terdokumentasi sejak diumumkannya gencatan senjata," demikian bunyi pernyataan resmi kantor media pemerintah Gaza, dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (21/10/2025).
Pemerintah Gaza menilai tindakan tersebut bukan insiden terpisah, melainkan pola kekerasan yang terus berlanjut meskipun ada kesepakatan damai. Mereka menegaskan tindakan tersebut menunjukkan ketidakpatuhan Israel terhadap komitmen gencatan senjata.
2. Serangan menggunakan drone dan tank

Dalam pernyataannya, pemerintah Gaza menjelaskan, pasukan Israel menggunakan kendaraan militer, tank, serta drone tempur, dalam operasi di sekitar pemukiman warga. Mereka juga menyebut adanya penggunaan alat elektronik dengan sistem penargetan jarak jauh untuk menyerang sasaran tertentu.
"Serangan dilakukan menggunakan kendaraan militer dan tank yang ditempatkan di tepi kawasan permukiman, serta pesawat tempur, drone, dan alat pengintai elektronik," tulis pernyataan tersebut.
Laporan itu menyatakan 21 pelanggaran terjadi pada Minggu (19/10), yang menyebabkan 44 korban jiwa dalam satu hari saja.
Pemerintah Gaza menyebut serangan itu terjadi di seluruh wilayah Jalur Gaza tanpa kecuali, yang menunjukkan pasukan Israel masih melakukan operasi militer aktif di berbagai area meskipun perjanjian gencatan senjata telah disepakati.
3. Gaza minta tindakan internasional

Pemerintah Gaza menyatakan pihaknya memegang bukti dan catatan resmi atas seluruh pelanggaran yang terjadi sejak 10 Oktober. Mereka menegaskan, seluruh data itu akan diserahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara penjamin gencatan senjata.
"Pelanggaran ini membuktikan, pihak pendudukan tidak mematuhi gencatan senjata dan terus melakukan kebijakan pembunuhan dan teror terhadap rakyat kami," begitu pernyataan pemerintah Gaza.
Otoritas Gaza juga menuntut tindakan cepat dari komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan dan memastikan perjanjian damai yang disepakati di Sharm el-Sheikh dapat dijalankan dengan penuh komitmen.
Gencatan senjata yang ditandatangani di Sharm el-Sheikh pada 13 Oktober itu sebelumnya disebut sebagai langkah penting menuju stabilitas regional, setelah berbulan-bulan konflik sengit antara Israel dan kelompok Hamas. Namun, perkembangan terkini menunjukkan gencatan senjata tersebut kini berada di ujung tanduk.