Vaksinasi di AS Tembus 150 Juta, Joe Biden: Amerika Bergerak Kembali!

AS terus berupaya meningkatkan vaksinasi untuk warganya

Washington DC, IDN Times - Sebanyak 150 juta warga Amerika Serikat (AS) telah sepenuhnya divaksinasi. Hal ini menjadi sejarah bagi AS di tengah peringatan munculnya varian baru virus corona yang sangat menular.

Demikian dilaporkan Gedung Putih seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (22/6/2021). Presiden AS, Joe Biden menyambut baik perkembangan vaksinasi di negaranya.

“COVID turun. Ekonomi naik. Amerika bergerak lagi,” tulis Presiden Biden dalam tweet Senin malam.

Baca Juga: Peneliti Tiongkok Sebut Virus Corona Berawal dari Amerika Serikat

1. Masih jauh untuk mencapai kekebalan kelompok

Vaksinasi di AS Tembus 150 Juta, Joe Biden: Amerika Bergerak Kembali!Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Secara persentase, sekitar 46 persen penduduk AS yang telah menyelesaikan jadwal vaksinasi mereka. Menurut Epidemiologis terkemuka, Anthony S Fauci, angka itu masih jauh dari target herd immunity atau kekebalan kelompok yang mencapai 70-90 persen.

Pakar kesehatan itu mengingatkan virus corona varian delta yang pertama kali terdeteksi di India, berpotensi menyebar dengan cepat di AS selama musim panas. Hal ini menambah urgensi permohonan dari pakar kesehatan untuk mempercepat vaksinasi.

2. Kasus COVID-19 di AS masih yang tertinggi di dunia

Vaksinasi di AS Tembus 150 Juta, Joe Biden: Amerika Bergerak Kembali!Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Dilansir dari worldometers, kasus COVID-19 di AS masih yang tertinggi di dunia, dengan total mencapai 33.554.246 kasus serta 602.089 kematian.

Beberapa waktu lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa di awal tahun ini telah memerintahkan komunitas intelijen untuk menyelidiki asal-usul COVID-19, dia meminta intelijen untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai dua teori asal-usul COVID-19.

Dalam penyelidikan WHO yang disampaikan pada Maret 2021 menunjukkan bahwa COVID-19 memiliki kemungkinan kecil dari laboratorium, tapi saat ini teori mengenai asal virus dari laboratorium di Wuhan masih ada yang menyelidiki.

Baca Juga: Warga AS Mulai Vaksinasi COVID-19, Trump: Selamat, Amerika dan Dunia!

3. Diminta melapor dalam waktu 90 hari

Vaksinasi di AS Tembus 150 Juta, Joe Biden: Amerika Bergerak Kembali!Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Melansir dari CNBC, dua teori yang dianggap sebagai asal-usul COVID-19 adalah kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau kebocoran dari laboratorium.

"Sampai hari ini, Komunitas Intelijen AS telah 'bersatu di sekitar dua skenario yang mungkin' tetapi belum mencapai kesimpulan pasti tentang pertanyaan ini. Inilah posisi mereka saat ini: 'sementara dua elemen di IC condong ke skenario (kontak manusia) dan satu lebih condong ke arah (skenario kebocoran lab), masing-masing dengan tingkat keyakinan rendah atau sedang, sebagian besar elemen tidak percaya ada informasi yang cukup untuk menilai yang satu lebih mungkin dibandingkan yang lain, "kata Biden.

Biden menyampaikan bahwa dia meminta kelompok intelijen untuk melipatgandakan penyelidikan dan melaporkannya dalam waktu 90 hari. Mengenai temuan laporan wakil sekretaris pers utama Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyampaikan bahwa Gedung Putih tidak akan berkomitmen untuk mengumumkan hasil laporan di masa mendatang kepada publik.

Baca Juga: Pertemuan Putin-Biden Gak Hangat, Dubes Rusia Pede Balik ke Washington

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya