Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hungaria Tuding Ukraina Ikut Campur Urusan Negaranya

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • PM Hungaria menuding Ukraina campur urusan negaranya dan bersekongkol dengan oposisi.
  • Hungaria menolak pengiriman senjata ke Kiev, menyarankan Ukraina netral, dan menolak aksesi NATO.
  • Hubungan diplomatik tegang, Hungaria usir diplomat Ukraina dan SBU tahan veteran perang terlibat mata-mata.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Hungaria, Viktor Orban menuding Ukraina ikut campur urusan negaranya pada Selasa (13/5/2025). Ia pun menuding Kiev bersekongkol dengan partai oposisi untuk menggulingkan pemerintahannya. 

Hubungan diplomatik Hungaria-Ukraina terus menegang di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina. Budapest menolak pengiriman senjata ke Kiev dan mendesak segera diadakan perundingan damai Rusia-Ukraina. 

Hungaria juga menyarankan agar Ukraina menjadi negara netral yang berperan sebagai negara buffer atau penyangga. Orban juga menyatakan penolakan aksesi Ukraina untuk bergabung dalam NATO. 

1. Tuding Magyar bekerja sama dengan SBU

Orban mengatakan bahwa Ukraina sedang mengadakan kampanye untuk mendiskreditkan Hungaria. Ia menyebut, Kiev sedang mengupayakan inisiatif untuk melancarkan aksesi keanggotaan dalam Uni Eropa (UE). 

"Ukraina tengah mengoordinasikan kampanye untuk merusak citra Hungaria dalam merusak pemungutan suara kami dalam keanggotaan UE. Kiev sudah memperbarui kontrak dengan Hungaria unutk meluncurkan kampanye melawan tentara Hungaria lewat bantuan politikus," tuturnya, dikutip The Kyiv Independent

Ia pun menuding pemimpin Partai Tisza, Peter Magyar berkomunikasi aktif dengan Badan Keamanan Ukraina (SBU) untuk melancarkan aksinya dalam mengintervensi proses persetujuan keanggotaan Ukraina dalam UE. 

Sebelumnya, Orban menyebut Hungaria akan mengadakan sebuah konsultasi terkait dengan keanggotaan Ukraina di UE. Ia menyebut, tidak ada yang dapat menentukan ini, kecuali rakyat Hungaria. 

2. Tangguhkan negosiasi hak etnis minoritas Hungaria di Ukraina

Wakil Menteri Luar Negeri Hungaria Levente Magyar mengumumkan penangguhan negosiasi dengan Ukraina terkait hak-hak milik etnis minoritas Hungaria yang menetap di teritori Ukraina.

"Saya membatalkan pertemuan ini karena saya percaya bahwa hubungan Hungaria-Ukraina belakangan ini membuat semuanya sulit untuk berdiskusi secara konstruktif terkait hak-hak dari etnis minoritas Hungaria," tuturnya, dikutip Magyar, dilansir RBC Ukraine

Ia menilai bahwa operasi khusus yang dilancarkan Kiev di Zakarpattia pekan lalu adalah tindakan yang tidak baik. Ia meragukan kejujuran dari intensi Ukraina untuk mengakhiri masalah antara kedua negara. 

Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa Hungaria siap dan akan mengutamakan dialog untuk menyelesaikan perselisihan soal etnis minoritas. 

3. Hungaria usir dua diplomat Ukraina

Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)
Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)

Pekan lalu, Menlu Hungaria Peter Szijjarto mengumumkan pengusiran dua diplomat Ukraina dari negaranya. Ia menuding, kedua diplomat Ukraina tersebut terlibat dalam spionase di negaranya. 

"Hari ini, kami sudah mengusir dua mata-mata dari Hungaria yang menyamarkan diri dengan bekerja sebagai diplomat di Kedutaan Besar Ukraina di Budapest," terangnya, dilansir The Guardian.

Di sisi lain, SBU sudah menahan dua veteran perang Ukraina yang diduga terlibat dalam jaringan untuk mengambil data militer dan komunitas lokal di Zakarpattia. Pihaknya mengklaim bahwa jaringan mata-mata itu dijalankan oleh intelijen militer Hungaria. 

SBU mengklaim jaringan mata-mata ini berfungsi mengungkap informasi kerawanan dalam sistem pertahanan di Ukraina bagian barat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us