Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Klaim Rekrut Tentara Lebih Banyak Dibanding Ukraina

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa Kementerian Pertahanan Rusia berhasil merekrut tentara dua kali lipat lebih banyak dibandingkan rekrutmen tentara Ukraina setiap bulannya. 

"Sebanyak 60 ribu orang sukarela bergabung dalam tentara Rusia setiap bulan. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan rekrutmen wajib militer Ukraina yang hanya 30 ribu setiap bulan. Sukarelawan ini termasuk dari kalangan pekerja," tuturnya pada Selasa (13/5/2025), dikutip dari The Moscow Times

Sejak 2024, Putin sudah mengungkapkan rencana penambahan personel militer hingga 2,3 juta tentara di tengah perang Ukraina. Pada April lalu, ia sudah mengumumkan rekrutmen 160 ribu pemuda untuk bergabung dalam wajib militer. 

1. Tawarkan gaji dan bonus besar untuk gabung militer

Tentara Rusia. (facebook.com/mod.mil.rus)

Dalam sebulan terakhir, rekrutmen tentara Rusia di berbagai wilayah terus meningkat. Kenaikan minat warga ini disebabkan oleh tingginya bonus dan insentif yang diberikan oleh pemerintah lokal. 

Melansir RFE/RL, wilayah di Siberia, seperti Irkutsk dan Novosibirsk telah menggalakkan rekrutmen dan meningkatkan bonus yang nilainya bahkan melebihi rerata gaji tahunan di wilayah tersebut. 

Salah seorang kerabat pendaftar, Galina mengaku bahwa rekrutmen ini dilakukan secara besar-besaran. Ia menyebut, pemerintah lokal menawarkan bonus sebesar 1,2 juta ruble (Rp294,5 juta). Selain itu, gaji bulanan juga naik mulai dari 210 ribu ruble (Rp43,6 juta). 

2. Putin sebut sudah siap hadapi ancaman Barat

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Council.gov.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Putin mengungkapkan bahwa Barat sudah siap ekonominya terganggu hanya untuk berseteru dengan Rusia. Ia menyebut Rusia sudah siap dengan segala motif semacam ini dari Barat. 

"Negara dengan ekonomi terbesar di dunai sudah mengarah ke resesi hanya untuk mengganggu ekonomi kami. Tentu saja kami harus berpikir bahwa mereka dapat melakukan apa yang mereka katakan. Namun, tentu saja, kami dapat meminimalisir konsekuensi negatif tersebut," terangnya, dilansir Tass

Ia menambahkan, semua saling terhubung dalam dunia modern. Namun, ia menyebut bahwa terdapat beberapa faktor kunci dari keberhasilannya, yakni kemerdekaan dan kedaulatan ekonomi Rusia. 

3. Rusia alami kekurangan 2,6 juta tenaga kerja

Russia's Higher School of Economics merilis analisis bahwa perusahaan Rusia sedang kekurangan 2,6 juta tenaga kerja pada 2024. Kurangnya tenaga kerja imbas semakin agresifnya rekrutmen tentara untuk berperang di Ukraina.

Mengutip The Kyiv Independent, sektor paling terdampak kekurangan tenaga kerja meliputi, manufaktur sebesar 391 ribu, perdagangan sebesar 347 ribu, dan transportasi sebesar 219 ribu. Padahal, sektor tersebut menawarkan gaji yang melebihi 100 ribu ruble (Rp20,7 juta) per bulan.

Pada 2024, rerata gaji bulanan di Rusia sudah naik 20 persen yang mencapai 88 ribu ruble (Rp18,3 juta). Kenaikan ini membuat peningkatan gaji terbesar dibandingkan dengan inflasi yang mencapai 9,5 persen dan tingkat partisipasi kerja mencapai rekor tertinggi hingga 61 persen. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us