Iran-Kuba Sepakat Hadapi Kebijakan Agresif AS

Jakarta, IDN Times - Presiden Iran, Ebrahim Raisi, berkunjung ke Kuba dan bertemu President Kuba, Miguel Diaz-Canel. Dalam pertemuan pada Kamis (15/6/2023), keduanya sepakat untuk menghadapi kebijakan agresif Amerika Serikat (AS) yang imperialis.
Raisi dan Diaz-Canel juga berjanji akan melakukan kerja sama di berbagai bidang, termasuk bioteknologi, pertambangan, pengkit listrik dan bidang lainnya. Keduanya berharap akan saling membantu dalam memfasilitasi integrasi pertukaran ide dan pendapat.
Ebrahim Raisi melakukan tur perjalanan ke sekutunya di Amerika Latin. Sebelum sampai di Kuba, Pemimpin Iran itu telah berkunjung ke Venezuela dan Nikaragua.
1. Menghadapi AS secara heroik
Presiden Raisi dan Presiden Diaz-Canel bertemu dan berbicara untuk meningkatkan kerja sama. Keduanya juga berjanji akan menghadapi kebijakan agresif imperalis AS yang telah menerapkan sanksi kepada kedua negara tersebut.
Dilansir AFP, Presiden Kuba mengatakan kedua negara harus menghadapi secara heroik dengan perlawanan gigih sanksi, tekanan, ancaman, blokade dan ketidakpedulian imperialsme AS dan sekutunya.
Raisi dan Diaz-Canel melakukan beberapa penandatanganan nota kerja sama di berbagai bidang. Ini termasuk bea cukai, telekomunikasi, serta sain dan teknologi dan energi. Kunjungan Raisi ke Kuba adalah kunjungan penutupnya dalam tur ke Amerika Latin.
2. Kerja sama lintas bidang
Di Havana, Raisi menghadiri forum bisnis dengan para pengusaha lokal. Pemimpin Iran itu mengatakan Teheran akan bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air dan termoelektrik serta pertambangan.
"Saya berharap pertemuan ini akan membantu memfasilitasi integrasi serta pertukaran ide dan pendapat," kata Raisi dikutip dari Associated Press.
Selesai menghadiri forum tersebut, Raisi dan Diaz-Canel berkunjung ke pabrik produksi bioteknologi di bagian barat Havana. Mereka kemudian menuju Istana Revolusi Kuba dalam pertemuan yang tertutup.
3. Iran perdalam hubungan dengan sekutu Amerika Latin
Pengamat menilai ruang lingkup perjanjian dua negara belum jelas. Tapi sektor energi dinilai sebagai kepentingan utama Kuba. Ini karena negara itu menghadapi kelangkaan bahan bakar dalam beberapa minggu terakhir di tengah krisis ekonomi yang menerpa.
Dilansir TRT World, dalam kunjungan ke Venezuela, Raisi menandatangani 25 kesepakatan di berbagai sektor, dari pendidikan hingga pertambangan. Di Nikaragua, Iran memperdalam agenda perdagangan dan menandatangani memorandum peningkatan kerja sama ekonomi dan ilmiah.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menolak mengomentari agenda tur Presiden Ebrahim Raisi ke Amerika Latin. Tapi Kirby prihatin dengan perilaku Iran yang dianggap telah melakukan destabilitasi sehingga AS akan mengambil langkah untuk mengurangi perilaku tersebut.