Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Batasi Akses Warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa saat Ramadan

kompleks Masjid Al-Aqsa (pixabay.com/UmmePhotos)
Intinya sih...
  • Israel melarang warga Palestina dari Tepi Barat masuk ke Yerusalem untuk salat di bulan Ramadan, bahkan dengan izin resmi.
  • Tindakan Israel menuai kecaman dari kelompok Palestina Hamas dan mengurangi jumlah jamaah salat di Masjid Al-Aqsa.
  • Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pembatasan akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadan.

Jakarta, IDN Times - Israel memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki yang ingin menunaikan salat di Masjid Al-Aqsa pada Jumat (14/3/2025). Padahal mereka hanya ingin menjalankan ibadah salat di bulan suci Ramadan. 

Dilansir dari Anadolu, militer Israel meningkatkan pengawasan di pos-pos pemeriksaan menuju Yerusalem. Mereka memeriksa kartu identitas warga Palestina dan melarang beberapa orang masuk dengan alasan tidak memiliki izin khusus.

Tentara dilaporkan menolak warga Palestina dari Jenin dan Tulkarem di Tepi Barat utara untuk memasuki Yerusalem, meskipun mereka telah memiliki izin resmi.

Antrean panjang terlihat di pos pemeriksaan Qalandia di utara Yerusalem, dan pos pemeriksaan 300 di selatan kota.

1. Beberapa warga dilarang memasuki Yerussalem meskipun telah memiliki izin khusus

Aisha Nazzal, seorang perempuan Palestina dari kota Qabatiya di selatan Jenin, mengatakan bahwa tentara Israel melarangnya memasuki Yerussalem meskipun ia memiliki izin khusus.

“Yerusalem dan Al-Aqsa adalah segalanya bagi kami warga Palestina, dan kebebasan beribadah adalah hak, namun pendudukan mengabaikan segalanya," ujar Nazzal.

Sementara itu, Taysir Balawi, warga Jenin, mengatakan bahwa otoritas Israel melarangnya pergi ke Yerusalem tanpa alasan yang jelas hanya karena ia warga Jenin. 

"Saya mendapatkan izin khusus melalui platform koordinator Israel sesuai instruksi, dan tidak ada keberatan keamanan. Namun, ketika tentara melihat alamat saya dari Jenin, mereka menolak mengizinkan saya masuk," jelasnya. Ia mengaku telah berulang kali mencoba melewati pos pemeriksaan Israel, tetapi namun selalu dihentikan oleh tentara.

2. Hamas kecam pembatasan ketat yang dilakukan Israel

Tindakan Israel tersebut menuai kecaman dari kelompok Palestina Hamas. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebut pembatasan Israel terhadap warga Palestina selama bulan suci Ramadan sebagai eskalasi berbahaya dan bentuk perang agama.

"Larangan berkelanjutan terhadap jamaah untuk beritikaf di Masjid Al-Aqsa selama dua tahun berturut-turut dianggap sebagai serangan sistematis terhadap praktik keagamaan umat Muslim serta bagian dari upaya intensif untuk menjudaisasi Yerusalem dan tempat-tempat sucinya," kata Hamas.

Lebih lanjut, kelompok tersebut menyerukan sikap tegas dari negara-negara Islam demi mencegah Israel melanjutkan tindakan yang melukai perasaan umat Muslim. Mereka juga mendesak warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan Israel untuk menentang pembatasan Israel serta tetap melaksanakan salat di Masjid Al-Aqsa.

3. Jumlah jamaah salat Jumat pekan ini lebih sedikit dibandingkan dengan pekan lalu

Menurut laporan kantor berita Wafa, sekitar 80 ribu warga Palestina melaksanakan salat Jumat di masjid Al-Aqsa pekan ini. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan pekan lalu, ketika 90 ribu orang menunaikan salat Jumat pertama di bulan suci Ramadan meskipun menghadapi pembatasan ketat dari Israel.

Pada 6 Maret 2025, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyetujui pembatasan yang lebih ketat terhadap akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa setiap Jumat selama bulan suci Ramadan. Berdasarkan aturan baru ini, hanya pria berusia di atas 55 tahun, perempuan di atas 50 tahun, dan anak-anak di bawah 12 tahun yang diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsa.

Pembatasan ini terjadi di tengah gencatan senjata yang rapuh di Gaza, sementara Israel terus melancarkan serangan dan operasi militer di Tepi Barat.

Dilansir dari The New Arab, Masjid Al-Aqsa telah lama menjadi simbol identitas, budaya, dan perjuangan Palestina, serta pusat ketegangan akibat provokasi Israel. Kompleks masjid ini sering menjadi target serangan dan penggerebekan oleh pemukim ekstremis maupun politisi Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us