Israel Diundang ke Peringatan Bom Atom Hiroshima, Aktivis Gelar Protes

- Aktivis di Hiroshima mengecam kehadiran delegasi Israel dalam upacara perdamaian tahunan ke-79.
- Kota Hiroshima tidak mengundang Palestina dengan alasan Palestina bukan negara yang diakui oleh pemerintah Jepang atau anggota PBB.
- Nagasaki justru tidak mengundang Israel, tetapi mengundang Palestina ke aca.ra peringatan bom atom 1945 untuk memastikan kelancaran jalannya upacara
Jakarta, IDN Times - Sekelompok aktivis berkumpul di Hiroshima pada Selasa (6/8/2024), mengecam kehadiran delegasi Israel yang diundang menghadiri upacara perdamaian tahunan ke-79 di kota itu. Mereka juga menyerukan kebebasan Gaza di wilayah Palestina.
Upacara peringatan tragedi bom atom oleh Amerika Serikat (AS) itu diselenggarakan di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima, yang diikuti oleh banyak orang dan secara jarak jauh oleh Waleed Siam, perwakilan Misi Umum Tetap Palestina di Jepang.
"Kami menyatakan kengeriaan, kekecewaan, dan frustasi kami bahwa kota Hiroshima, simbol perdamaian, telah memilih untuk dibajak oleh para penindas dan pendukungnya, sementara tidak mengikutsertakan para korban," kata Siam pada Upacara Peringatan Perdamaian Alternatif Warga untuk Palestina.
"Undangan tersebut mengabadikan penderitaan kami dengan tidak adanya suara kami, merusak prinsip keadilan yang diperjuangkan oleh Hiroshima," sambungnya, dikutip dari Kyodo News.
1. Pemerintah Hiroshima disebut menggunakan standar ganda
Meski mengundang Israel, akan tetapi kota di Jepang bagian barat itu mengatakan tidak mengundang Palestina. Pihaknya berdalih bahwa Palestina bukan negara yang diakui oleh pemerintah Jepang atau anggota PBB.
Keputusan itupun menuai kecaman keras karena dianggap sebagan standar ganda, dengan banyak pihak yang menyatakan bahwa Rusia dan Belarus tidak menerima undangan selama tiga tahun berturut-turut di tengah Perang Moskow di Ukraina. Menanggapi hal itu, pejabat Hiroshima kemudian mengatakan bahwa mereka berencana untuk meninjau kembali aturan undangan untuk tahun depan.
"Hiroshima dikenal sebagai kota yang memperjuangkan perdamaian dunia dan non-proliferasi nuklir, dan warganya telah memperjuangkan cita-cita itu. Saya yakin undangan itu merupakan pengkhianatan terhadap perjuangan itu," kata Masae Yuasa, anggota Komunitas Hiroshima Palestine Vigil yang berusia 61 tahun.
Di antara sekitar 100 peserta acara tersebut, turut hadir pula Mitsuko Yamaguchi penduduk asli Hiroshima yang berusia 73 tahun. Ia mengatakan, 'Mengundang Israel ke Hiroshima adalah hal yang memalukan. Seolah-olah kita menerima apa yang terjadi di Gaza'.
2. Nagasaki tidak undang Israel di upacara peringatan bom atom pada 9 Agustus
Tidak seperti Hiroshima, kota Nagasaki melakukan hal yang sebaliknya. Pemerintah kota Nagasaki yang akan menggelar upacara perdamaian pada 9 Agustus, yang menandai peringatan tragedi bom atom 1945, justru tidak mengundang Israel, tetapi mengundang Palestina ke acara tersebut.
Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan para peserta dan kelancaran jalannya upacara. Ini juga mengingat risiko insiden yang tidak terduga, seperti protes dan faktor-faktor lainnya.
"Hal ini bukanlah keputusan politik, tetapi bertujuan agar upacara penghormatan dapat berlangsung dengan lancar untuk mengenang para korban bom atom dalam suasana yang tenang dan khidmat," kata Shiro Suzuki, Wali kota Nagasaki, pada pekan lalu, dikutip dari NHK News.
Dalam unggahannya di media sosial X, Duta Besar Israel untuk Jepang Gilad Cohen menyebut keputusan itu sangat disesalkan. Menurutnya, hal itu mengirimkan pesan yang salah kepada dunia.
3. Ini tanggapan pemerintah Jepang atas tidak diundangnya Israel di Nagasaki

Sementara itu, negara-negara Barat seperti AS, Inggris, Prancis, Uni Eropa, dan Jerman telah mengatakan kepada Suzuki, bahwa jika Israel dikecualikan 'akan menjadi sulit bagi mereka untuk memiliki partisipasi tingkat tinggi pada acara tersebut'.
Kedutaan Besar Inggris mengatakan, Duta Besar Julia Longbottom tidak akan menghadiri upacara di Nagasaki. Sebab menurutnya, tidak mengundang Israel memperlakukannya setara dengan Rusia dan Belarus. Hal itu tidak menguntungkan dan menyesatkan.
Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, pada 7 Agustus menolak berkomentar. Hayashi mengatakan bahwa undangan merupakan keputusan penyelenggara, yakni kota Nagasaki, The Straits Times melaporkan.