Israel Tangkap Aktivis Lansia yang Diduga Ingin Bunuh Netanyahu

- Tersangka diduga mulai menyiapkan rencananya dengan mencari bantuan aktivis lain dan menggali informasi keamanan sekitar Netanyahu.
- Pejabat Israel mengutuk rencana pembunuhan Netanyahu, sementara tim kuasa hukum tersangka meminta penundaan proses peradilan.
- Tekanan domestik terhadap pemerintahan Netanyahu meningkat di tengah ketegangan sosial dan politik.
Jakarta, IDN Times - Otoritas keamanan Israel telah menangkap seorang perempuan berusia 70-an yang diduga berencana membunuh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tersangka merupakan seorang aktivis yang dikenal sering mengikuti unjuk rasa anti-pemerintah.
Ia dituduh berencana menggunakan alat peledak dalam serangan tersebut. Kasus ini diselidiki oleh badan keamanan internal Shin Bet dan unit kepolisian elite Lahav 433, dilansir The New Arab, pada Rabu (23/7/2025)
1. Tersangka telah mulai menyiapkan rencananya
Menurut hasil penyelidikan, tersangka telah mencari bantuan dari aktivis lain untuk mendapatkan senjata. Ia juga berupaya menggali informasi mengenai jadwal dan pengaturan keamanan di sekitar Netanyahu.
Penangkapan awal terhadap perempuan tersebut sebenarnya telah dilakukan oleh Shin Bet dua pekan sebelumnya. Setelah diinterogasi, ia sempat dibebaskan dengan syarat dilarang mendekati institusi pemerintah atau Netanyahu.
Detail kasus ini baru dapat diungkap setelah pengadilan mencabut sebagian perintah larangan publikasi. Namun, identitas pribadi tersangka seperti nama dan alamatnya tetap dirahasiakan untuk kepentingan penyelidikan.
Jaksa penuntut umum diperkirakan akan mengajukan dakwaan resmi terhadapnya pada Kamis (24/7/2025). Tuduhan yang disiapkan mencakup konspirasi kriminal dan aksi terorisme.
2. Pejabat Israel kutuk rencana pembunuhan Netanyahu
Berita ini memicu kecaman dari para tokoh politik Israel. Ketua Partai Biru dan Putih, Benny Gantz, mengatakan bahwa niat tersangka telah melewati batas. Ia meminta aparat penegak hukum untuk menangani kasus ini dengan serius sesuai hukum yang berlaku. Pemimpin oposisi Yair Lapid juga turut mengutuk rencana tersebut.
"Siapa pun yang telah mencoba atau akan mencoba menyakitinya (Netanyahu) harus dibawa ke pengadilan," kata Lapid, dikutip dari Jerusalem Post.
Di sisi lain, tim kuasa hukum yang mewakili tersangka berencana meminta penundaan proses peradilan.
"Kami belum menerima surat dakwaan. Kami bermaksud untuk meminta penundaan guna meninjau bukti, setelah itu kami akan menanggapi tuduhan tersebut secara penuh," ujar pengacara Giora Zilberstein dan Guy Erenberg, dikutip dari Ynet.
3. Tekanan domestik terhadap pemerintahan Netanyahu meningkat

Penangkapan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan politik di Israel. Unjuk rasa semakin sering terjadi di berbagai kota di Israel.
Sebagian besar kemarahan publik dipicu oleh cara pemerintah menangani perang di Gaza. Selain itu, banyak warga frustrasi atas belum tercapainya kesepakatan untuk memulangkan semua sandera yang tersisa.
Popularitas Netanyahu juga menurun akibat serangkaian persidangan kasus korupsi yang menjeratnya. Serangkaian survei bahkan menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel telah kehilangan kepercayaan dan menginginkan pemimpin baru, dilansir Press TV.
Ancaman ini bukan yang pertama terhadap Netanyahu dalam beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, pada April lalu, seorang pengusaha Israel dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena terbukti bekerja sama dengan intelijen Iran untuk menyerang pejabat senior, termasuk Netanyahu.