Kapal Pesiar Israel Ubah Haluan Usai Diadang Demonstran di Yunani

- Demonstran pro-Palestina menghalangi kapal pesiar Israel di Yunani
- Ratusan aktivis pro-Palestina melakukan aksi blokade di pelabuhan dan menolak kapal berlabuh
- Kapten kapal memutuskan untuk tidak menurunkan penumpang karena dinilai berisiko, dan mengubah haluan menuju Limassol, Siprus
Jakarta, IDN Times – Sebuah kapal pesiar milik perusahaan Israel, MS Crown Iris, batal berlabuh di Pulau Syros, Yunani, setelah diadang oleh ratusan demonstran. Akibat insiden tersebut, kapal yang membawa ribuan penumpang itu terpaksa mengubah rencana perjalanannya.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (22/7/2025) ketika sekitar 300 aktivis pro-Palestina melakukan aksi blokade di pelabuhan. Kapal tersebut diketahui membawa sekitar 1.600 penumpang yang sebagian besar merupakan warga Israel.
1. Mengecam genosida Israel di Gaza
Para demonstran berkumpul di dermaga sehingga menghalangi akses kapal untuk menurunkan penumpang. Mereka datang dengan mengibarkan bendera Palestina serta membentangkan sejumlah spanduk protes.
Salah satu spanduk yang dibawa bertuliskan "Setop Genosida" sebagai bentuk protes terhadap perang di Gaza. Menurut laporan media lokal, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung secara damai tanpa insiden kekerasan.
"Pariwisata tidak dapat dipisahkan dari genosida. Selama Israel melanjutkan kejahatannya, kami akan menolak untuk menyambut kapal-kapalnya," ujar seorang pengunjuk rasa, dilansir The New Arab.
Menanggapi aksi tersebut, beberapa penumpang di atas kapal balas mengibarkan bendera Israel dari dek. Sejumlah penumpang lainnya juga dilaporkan menyanyikan lagu-lagu nasional mereka.
2. Kapal sempat menunggu beberapa jam di perairan
Kapal pesiar itu sempat menunggu selama beberapa jam di lepas pantai, berharap situasi akan mereda. Sebagian besar penumpang di dalamnya merupakan keluarga yang sedang berlibur, termasuk anak-anak.
Kapten kapal akhirnya memutuskan untuk tidak menurunkan penumpang karena dinilai berisiko. MS Crown Iris membatalkan kunjungannya ke Syros dan mengubah haluan menuju Limassol, Siprus. Kapal tersebut dijadwalkan akan menyelesaikan perjalanannya dan kembali ke pelabuhan asal di Haifa pada hari Kamis.
"Ada sekitar 200 pengunjuk rasa di pintu masuk pelabuhan dengan bendera Palestina. Mereka tidak membiarkan kami turun dari kapal dan bahkan menyuruh kembali mereka yang berhasil turun," kata saah seorang penumpang, Daniella, dikutip dari Ynet.
3. Yunani berjanji insiden serupa tidak akan terulang
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, sempat menghubungi mitranya dari Yunani, Giorgos Gerapetritis. Sa'ar meminta intervensi dari pemerintah setempat, tetapi kapal terlanjur pergi sebeum adanya kesepakatan.
Otoritas Yunani telah berjanji kepada Israel bahwa mereka akan berupaya mencegah kejadian serupa terulang. Sebelumnya, kapal yang sama berhasil berlabuh di Pulau Rhodes tanpa gangguan.
"Beban pembuktian sekarang ada di pihak Yunani," kata sumber diplomatik Israel, dilansir dari Ynet.
Yunani sendiri merupakan tujuan wisata populer bagi warga Israel. Sekitar 621 ribu turis Israel mengunjungi Yunani pada 2024. Namun, Dewan Keamanan Israel melabeli Yunani sebagai negara yang sebaiknya dikunjungi dengan hati-hati oleh warganya, dilansir Times of Israel.