Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Prediksi Gempa Besar Nankai Bisa Tewaskan 298 Ribu Orang  

ilustrasi bendera Jepang. (unsplash.com/Roméo A.)
Intinya sih...
  • Pemerintah Jepang memprediksi gempa besar di Palung Nankai bisa menewaskan 298 ribu orang.
  • Kerugian ekonomi bisa mencapai 270,3 triliun yen atau sekitar Rp29.900 triliun.
  • Gempa diperkirakan akan mengguncang 764 kota di 31 dari 47 prefektur dengan intensitas minimal 6 pada skala gempa Jepang.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jepang memprediksi gempa bumi besar di Palung Nankai bisa menewaskan 298 ribu orang. Laporan terbaru yang dirilis Senin (31/3/2025) juga memperkirakan kerugian ekonomi bisa mencapai 270,3 triliun yen (sekitar Rp29.900 triliun) atau hampir setengah dari PDB Jepang.

Jepang merupakan salah satu negara paling rawan gempa di dunia. Pemerintah setempat memperkirakan kemungkinan 80 persen terjadinya gempa berkekuatan 8 hingga 9 skala richter di sepanjang Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.

Laporan menyebutkan bahwa akumulasi tekanan tektonik di area tersebut bisa mengakibatkan gempa besar kira-kira sekali dalam 100 hingga 150 tahun, dilansir CNA. 

1. Perkiraan korban dan kerusakan dalam skenario terburuk

Skenario terburuk akan menyebabkan 12,3 juta orang mengungsi atau sekitar 10 persen dari total penduduk Jepang. Dari perkiraan 298 ribu korban jiwa, sebanyak 215 ribu akan tewas akibat tsunami. Angka ini berdasarkan asumsi hanya 20 persen penduduk yang langsung mengungsi saat bencana terjadi.

Gempa diperkirakan akan mengguncang 764 kota di 31 dari 47 prefektur dengan intensitas minimal 6 pada skala gempa Jepang, atau menyebabkan tsunami setinggi 3 meter. Skenario paling mematikan adalah gempa berkekuatan 9 skala richter yang terjadi malam hari di musim dingin, dengan kerusakan parah di wilayah Tokai.

Prefektur Shizuoka diprediksi mengalami korban jiwa terbanyak mencapai 101 ribu orang, diikuti Miyazaki 33 ribu orang, dan Mie 29 ribu orang. Melansir Kyodo News, selain 298 ribu kematian langsung, pemerintah Jepang juga memperkirakan akan terjadi 26 ribu hingga 52 ribu kematian terkait kondisi kesehatan yang memburuk di tempat pengungsian.

 

2. Target mitigasi bencana belum tercapai

Perkiraan terbaru menunjukkan kerusakan ekonomi meningkat dari estimasi sebelumnya sebesar 214,2 triliun yen (sekitar Rp23.700 triliun). Kenaikan ini memperhitungkan inflasi dan data topografi terbaru yang menunjukkan area terdampak banjir lebih luas dari perkiraan sebelumnya.

Jumlah bangunan yang diprediksi hancur total menurun sedikit menjadi 2,35 juta berkat peningkatan ketahanan seismik perumahan. Namun, area yang diperkirakan terendam banjir minimal 30 sentimeter justru meningkat 30 persen dari proyeksi sebelumnya berkat analisis data topografi yang lebih akurat.

Profesor Fukuwa Nobuo dari Universitas Nagoya menyebut proyeksi baru ini tak bisa dibandingkan langsung dengan estimasi lama. Namun menurut NHK World , angka tersebut masih jauh dari target pemerintah tahun 2014 untuk mengurangi korban jiwa hingga 80 persen dalam 10 tahun.

3. Rencana pencegahan Gempa

Pemerintah Jepang akan merevisi rencana pencegahan bencana dan menambah area prioritas berdasarkan data risiko banjir terbaru. Rencana ketahanan nasional baru untuk 2026-2030 juga sedang disusun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.

Badan khusus pencegahan bencana akan dibentuk pada 2026. Profesor Sekiya Naoya dari Universitas Tokyo mengingatkan bahwa peningkatan kesadaran evakuasi sangat penting. Meningkatkan tingkat evakuasi menjadi 70 persen diprediksi dapat mengurangi korban tsunami hingga 94 ribu orang.

Gempa besar terakhir di Palung Nankai terjadi pada 1940-an, dengan tekanan yang terus meningkat sejak saat itu. Tahun lalu, Jepang mengeluarkan peringatan pertama tentang kemungkinan gempa besar di wilayah Nankai setelah gempa 7,1 SR terjadi di dekat tepi palung. Tim investigasi kemudian meningkatkan probabilitas terjadinya gempa besar dalam 30 tahun ke depan menjadi lebih dari 80 persen pada Januari lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us