Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jerman Peringatkan Bantuan ke Gaza Masih Kurang

bendera Jerman. (unsplash.com/Mark König)
bendera Jerman. (unsplash.com/Mark König)
Intinya sih...
  • Jerman berencana tingkatkan tekanan pada Israel.
  • Berlin menggelar pertemuan kabinet keamanan untuk menekan Israel.
  • Pertimbangkan penangguhan sebagian pengiriman pasokan senjata ke Israel.

Jakarta, IDN Times - Jerman pada Sabtu (2/8/2025), menyatakan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza masih sangat tidak mencukupi untuk mengatasi krisis di sana. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengunjungi wilayah itu pada akhir Juli.

Militer Jerman juga telah memulai operasi pengiriman bantuan via udara untuk pertama kalinya ke Gaza. Saat ini, Jerman sedang mempertimbangkan untuk menambah tekanan pada Israel.

1. Jerman berencana tingkatkan tekanan pada Israel

Pemerintah Jerman telah menunjukkan sikap yang lebih keras atas tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat. Berlin telah menggelar pertemuan kabinet keamanan untuk membahas serangkaian opsi untuk menekan Israel.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penangguhan sebagian pengiriman pasokan senjata ke Israel. Namun, narasumber dari pemerintah Jerman menyebutkan, belum ada keputusan akhir yang diambil terkait langkah tersebut.

Jerman juga mengaku prihatin atas adanya laporan bahwa Hamas dan sejumlah organisasi kriminal menahan sebagian besar bantuan kemanusiaan di Gaza. Namun, Berlin menilai bahwa Israel sebagai pihak yang berwenang harus menjamin kelancaran distribusi bantuan.

"Jerman mencatat adanya kemajuan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan kepada penduduk Jalur Gaza. Namun, jumlah tersebut masih sangat tidak memadai untuk meringankan situasi darurat di Gaza," tutur juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius, dikutip dari The Strait Times.

2. Sekitar 6 ribu truk bantuan masih tertahan

Di lapangan, dilaporkan masih ada kesenjangan antara kebutuhan dan kelancaran aliran bantuan. PBB melaporkan sekitar 6 ribu truk bantuan masih mengantre dan menunggu izin dari otoritas Israel untuk dapat memasuki wilayah Gaza.

Sumber dari pemerintah Jerman mengungkap bahwa Israel telah menaikkan jumlah truk harian yang masuk menjadi sekitar 220 unit. Namun, muncul tuduhan bahwa Israel telah mempersenjatai jaringan kriminal lokal untuk melawan Hamas dan membiarkan kelompok tersebut menjarah pengiriman bantuan.

"Pencurian bantuan yang sesungguhnya sejak awal perang dilakukan oleh geng-geng kriminal, di bawah pengawasan pasukan Israel," kata Jonathan Whittall dari badan kemanusiaan PBB (OCHA) pada bulan Mei, dilansir dari France24.

3. Ratusan ribu anak di Gaza terancam malnutrisi

Krisis bantuan telah meningkatkan risiko bencana kelaparan di Gaza, terutama bagi anak-anak. Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, total 169 orang telah meninggal dunia terkait kelaparan, dengan 93 di antaranya adalah anak-anak. Saat ini, lebih dari 320 ribu anak balita di wilayah tersebut berisiko mengalami malnutrisi akut.

Salah satu korban bernama Atef Abu Khater, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang meninggal karena malnutrisi di sebuah rumah sakit di Gaza. Dilansir The New Arab, remaja tersebut tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya dan berat badannya hanya 25 kilogram saat dirawat.

"Kita berada di persimpangan jalan, dan pilihan yang dibuat sekarang akan menentukan apakah puluhan ribu anak akan hidup atau mati. Apa yang anak-anak di Gaza butuhkan adalah gencatan senjata yang berkelanjutan dan kemajuan solusi politik," ujar Ted Chaiban, Wakil Direktur Eksekutif UNICEF, dilansir Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us