Jerman: Proses Pengakuan Negara Palestina Harus Dimulai Sekarang

- Solusi dua negara menjadi satu-satunya solusi berkelanjutan antara Palestina dan Israel.
- Jerman bakal kirim bantuan ke Gaza lewat udara.
- Respons Jerman soal pengakuan Palestina dianggap masih terlalu abu-abu.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan bahwa proses pengakuan negara Palestina harus dimulai sekarang. Pernyataan Wadephul pada Kamis (31/7/2025) menyusul ancaman aneksasi dari beberapa menteri Israel.
Wadephul juga menegaskan kembali bahwa jika Israel mengambil langkah sepihak, pihaknya akan dipaksa untuk merespons.
"Bagi Jerman, pengakuan negara Palestina kemungkinan besar akan menjadi akhir dari proses. Namun, proses tersebut harus dimulai sekarang. Jerman tidak akan menyimpang dari tujuan ini," terang Wadephul, dikutip dari Anadolu.
Pernyataan tersebut diungkap menjelang lawatan diplomat Jerman itu ke Israel dan wilayah Palestina. Perjalanan itu disebut Berlin sebagai misi pencari fakta di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kelaparan di Gaza.
1. Solusi dua negara menjadi satu-satunya solusi berkelanjutan
Wadephul menegaskan bahwa solusi dua negara yang dinegosiasikan tetap menjadi satu-satunya cara untuk mencapai solusi berkelanjutan atas konflik Israel-Palestina. Penyelesaian itu memungkinkan kedua belah pihak hidup dalam damai, aman, dan bermartabat.
"Menghadapi ancaman terbuka aneksasi dari sebagian pemerintah Israel, semakin banyak negara, termasuk negara-negara Eropa, yang siap mengakui negara Palestina tanpa negosiasi sebelumnya. Oleh karena itu, kawasan ini dan proses perdamaian Timur Tengah berada di persimpangan jalan," ungkapnya.
Mengutip Arab News, diplomat Jerman itu mengatakan bahwa Israel semakin terisolasi secara diplomatis akibat krisis kemanusiaan di Gaza, serta desakan beberapa negara untuk mengakui negara Palestina.
2. Jerman bakal kirim bantuan ke Gaza lewat udara

Wadephul memberikan jaminan bahwa Jerman akan berpartisipasi dalam pengiriman bantuan melalui udara dalam beberapa hari mendatang, seraya berupaya membangun kembali jalur darat kemanusiaan.
"Pada saat yang sama, Israel harus memberikan bantuan segera, menyeluruh, dan berkelanjutan atas situasi bencana di Jalur Gaza. Jerman tetap siap memberikan semua dukungannya untuk meringankan penderitaan," tegasnya.
"Hanya melalui jalur darat pasokan bantuan yang memadai dapat menjangkau rakyat. Oleh karena itu, saya mendesak pemerintah Israel untuk mengizinkan PBB dan organisasi bantuan internasional mendapatkan akses yang aman dan, yang terpenting, distribusi yang aman dan efektif," tambahnya.
3. Respons Jerman masih terlalu abu-abu

Pernyataan Wadephul menandai peringatan terkuat Jerman kepada Israel. Negara-negara Barat telah mengintensifkan upayanya memberikan tekanan. Inggris, Kanada, dan Prancis bahkan telah menyatakan akan mengakui negara Palestina di wilayah yang diduduki Israel di PBB pada September mendatang.
Meski demikian, para kritikus menyebut respons Jerman masih terlalu hati-hati. Itu dibentuk oleh rasa bersalah historis yang berkepanjangan atas Holocaust dan diperkuat oleh sentimen pro-Israel di kalangan media berpengaruh, yang melemahkan kemampuan kolektif Barat untuk menekan Israel.
Dilansir The Straits Times, Jerman, bersama dengan AS, telah lama menjadi salah satu sekutu setia dan pemasok senjata terbesar bagi Israel.
Para pejabat Berlin mengatakan, pendekatan terhadap negara Zionis itu diatur oleh tanggung jawab khusus, yang dikenal sebagai Staatsraison. Tanggung jawab itu muncul dari warisan Holocaust Nazi.