Jet China Nyaris Tabrak Pesawat Patroli Jepang di Atas Perairan Pasifik

- China membela tindakannya dan menyalahkan Jepang
- Kementerian Luar Negeri China membela tindakannya dengan mengklaim bahwa operasi militernya mematuhi hukum internasional
- Juru bicara Kementerian Pertahanan China menuduh kapal dan pesawat Jepang menciptakan risiko keselamatan.
- Terjadi di tengah pengerahan kapal induk China di Samudra Pasifik
- Jet tempur J-15 China melakukan pendekatan jarak dekat terhadap pesawat patroli maritim P-3C Jepang
- Pesawat tersebut terbang dalam jarak 45 meter selama total sekitar 120 menit, yang menimbulkan ke
Jakarta, IDN Times - Jet tempur China J-15 dan pesawat patroli maritim Jepang P-3C nyaris bertabrakan di atas Samudra Pasifik.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan kekhawatiran serius atas manuver ini, yang dianggapnya berbahaya dan provokatif. Namun, para pejabat di China justru mengalihkan kesalahan. Tokyo telah menyatakan bahwa klaim China yang menyalahkan Jepang 'tidak dapat diterima'.
Meskipun tidak ada kerusakan pada pesawat Jepang atau cedera di antara awaknya, Tokyo menyebut aksi pesawat militer China dapat menyebabkan tabrakan yang tidak disengaja. Pihaknya juga meminta langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut.
Sementara itu, Kedutaan Besar Jepang di Beijing telah menerima pemberitahuan mengenai posisi China. Namun, mereka menahan diri untuk tidak berkomentar lebih jauh, dilansir NHK News pada Sabtu (14/6/2025).
1. China membela tindakannya dan menyalahkan Jepang

Kementerian Luar Negeri China justru membela tindakannya dengan menegaskan bahwa operasi militernya mematuhi hukum internasional.
"Akar penyebab risiko terhadap keamanan maritim dan udara adalah pengintaian jarak dekat terhadap aktivitas militer normal China oleh pesawat tempur Jepang," kata Lin Jian, juru bicara kementerian tersebut, dikutip dari The Straits Times.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Jiang Bin, mengatakan bahwa Beijing telah mengirimkan pemberitahuan tegas kepada Jepang. Jiang menuduh kapal dan pesawat Jepang secara sengaja menciptakan risiko keselamatan dengan sering mendekati dan menghalangi aktivitas militer China.
"China mendesak Jepang untuk menghentikan tindakan provokatif yang berbahaya," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada Jumat (13/6/2025).
2. Terjadi di tengah pengerahan kapal induk China di Samudra Pasifik
Kyodo News melaporkan, pada 7-8 Juni 2025, jet tempur J-15 China yang lepas landas dari kapal induk Shandong melakukan pendekatan jarak dekat yang tidak biasa terhadap pesawat patroli maritim P-3C Jepang.
Pesawat tersebut terbang dalam jarak 45 meter selama total sekitar 120 menit, yang menimbulkan kekhawatiran tabrakan. Insiden lainnya, jet China juga melintas di depan pesawat P-3C Jepang pada jarak sekitar 900 meter.
Insiden tersebut terjadi di tengah pengerahan dua kapal induk China, Liaoning dan Shandong, secara bersamaan di Pasifik. Langkah tersebut juga merupakan yang pertama kalinya dilakukan Beijing di kawasan tersebut.
Tokyo mengonfirmasi bahwa Liaoning berlayar melalui perairan di sebelah timur Iwo Jima di Samudra Pasifik. Hal ini mendorong Jepang untuk meningkatkan pengawasannya dan mengomunikasikan kekhawatirannya kepada China.
3. Jepang-China saling memperingatkan tindakan militer yang berbahaya

Perkembangan terbaru ini telah meningkatkan ketegangan regional. Kedua negara saling menuduh melakukan tindakan militer yang tidak aman.
Tokyo telah meminta Beijing untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang. Sementara, China telah mendesak Jepang untuk menilai situasi secara objektif dan rasional.
Terakhir kali pemerintah Jepang mengumumkan pesawat China terbang sangat dekat dengan pesawat bela diri Jepang adalah pada 2014. Insiden itu terjadi di Laut China Timur.