Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Joe Biden Akui Demokrasi Amerika Serikat Rapuh dan Tidak Kebal Ancaman

Joe Biden pidato dalam pembukaan KTT Demokrasi 2021. (Twitter.com/President Biden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyampaikan pidato pembukaan The Summit for Democracy (KTT Demokrasi) pada Kamis, (9/12/2021). AS menjadi tuan rumah acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, yang sebagian besar dilakukan secara virtual.

Dalam pidato pembukaan, Biden menyebut demokrasi saat ini sedang dalam tantangan. Dia ingin menunjukkan bahwa demokrasi adalah 'kendaraan' yang lebih baik ketimbang otokrasi.

KTT Demokrasi digelar ketika kualitas demokrasi AS sedang dipertanyakan. Beberapa pengamat melihat acara tersebut dengan canggung. Wakil Presiden AS, Kamala Harris, yang turut berbicara di hari pertama menyampaikan bahwa demokrasi Negeri Paman Sam tidak kebal dari ancaman. 

1. AS kucurkan dana Rp6 triliun untuk penguatan demokrasi

Ada sekitar 111 negara, aktivis demokrasi, sektor swasta, jurnalis, dan tokoh masyarakat sipil yang ikut ambil bagian pada acara tersebut. 

Sebagai tuan rumah, Biden membuka KTT Demokrasi dan menyerukan komitmen nyata untuk melawan otoritarianisme, memerangi korupsi, dan mempromosikan hak asasi manusia (HAM).

Dilansir Associated Press, menurut Biden, saat ini adalah momen kritis untuk melipatgandakan upaya untuk mendukung demokrasi.

"Ini adalah masalah yang mendesak. Data yang kami lihat sebagian besar mengarah ke arah yang salah," kata Biden.

Terkait dukungan konsolidasi demokrasi, Biden berinisiatif untuk mengucurkan dana 424 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun. Uang itu akan digunakan untuk mendukung media independen, kerja anti-korupsi, dan persoalan lainnya.

2. Upaya memperbarui demokrasi secara terus-menerus

Presiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Anjloknya kualitas demokrasi AS tidak lepas dari tindakan mantan Presiden Donald Trump, yang tidak mengakui dan berusaha membatalkan hasil pemilihan umum 2020 silam. Para pendukung Trump pada 6 Januari 2021 menyerang Gedung Capitol untuk mengentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Biden-Harris. 

Hal yang menarik adalah Biden tidak ingin AS tampil sebagai negara paling demokrasi di KTT tersebut. 

"Saya ingin menjadi tuan rumah KTT ini karena, di sini di Amerika Serikat, siapa pun tahu bahwa memperbarui demokrasi kita dan memperkuat lembaga demokrasi kita membutuhkan upaya terus-menerus," kata Biden dikutip dari Politico

Biden juga mengutip laporan Freedom House yang menyebutkan, selama 15 tahun berturut-turut terjadi penurunan kebebasan global. Laporan itu juga menyoroti kemunduran demokrasi AS. 

Biden mengkritik keras para otokrat dan khawatir masyarakat internasional semakin tidak puas dengan demokrasi karena gagal memenuhi kebutuhan hidupnya. 

"Demokrasi tidak terjadi secara kebetulan. Dan kita harus memperbaruinya dengan setiap generasi. Dalam pandangan saya, ini adalah tantangan yang menentukan di zaman kita," tutur Biden, dilansir dari Reuters.

3. Demokrasi itu rapuh, tapi bisa mengoreksi diri

Laporan tahunan The International Institute for Democracy and Electoral Assistance menyoroti kemunduran demokrasi sejumlah negara, termasuk India, Brasil, dan AS. 

"Di sini, di Amerika Serikat, kita tahu bahwa demokrasi kami tidak kebal dari ancaman," kata Kamala Harris, merujuk pada penyerangan 6 Januari silam. 

Di sisi lain, Biden juga mengakui demokrasi sebagai sistem yang rapuh. Namun, dia meyakini demokrasi sebagai sistem terbaik karena memiliki kemampuan untuk mengoreksi dan memperbaiki diri, dikutip dari CNN. 

Setelah KTT Demokrasi, Biden berniat untuk mengumpulkan mitra, masyarakat sipil, dan sektor swasta selama satu tahun guna konsultasi dan koordinasi demi memajukan demokrasi. Setahun lagi, para pemimpin dunia akan berkumpul untuk menunjukkan kemajuan kolektif dalam menempa jalan demokrasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us