Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kamala Harris: Kematian Yahya Sinwar Buka Peluang Akhiri Perang Gaza 

Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (twitter.com/@VP)
Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (twitter.com/@VP)
Intinya sih...
  • Kematian Yahya Sinwar membuka peluang perdamaian di Gaza, menurut Wakil Presiden AS Kamala Harris.
  • Harris menyebut Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023 dan menegaskan bahwa Hamas telah hancur.
  • Presiden AS Joe Biden berencana untuk berbicara dengan pemimpin Israel guna mengakhiri perang ini secara permanen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, menyatakan kematian Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, membuka peluang untuk mengakhiri perang di Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan Harris pada Kamis (17/10/2024), setelah Israel mengonfirmasi tewasnya Sinwar.

"Hari ini, Israel mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, telah tewas dan keadilan telah ditegakkan. AS, Israel, dan seluruh dunia menjadi lebih baik karenanya," ujar Harris dalam pidatonya di Universitas Wisconsin-Milwaukee, dikutip dari situs resmi Gedung Putih. 

Harris menyebut Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel. Serangan itu disebut sebagai hari terburuk bagi orang Yahudi sejak Holocaust yang memicu perang di Gaza selama setahun terakhir.

1. Harris sebut sudah saatnya Gaza bebas dari Hamas

Dalam pidatonya, Harris menegaskan bahwa Hamas kini telah hancur dan kepemimpinannya telah dimusnahkan. Ia menyatakan bahwa kematian Sinwar memberi kesempatan untuk memulai era baru tanpa Hamas berkuasa di Gaza.

"Momen ini memberi kita kesempatan untuk akhirnya mengakhiri perang di Gaza. Perang harus berakhir dengan Israel yang aman, sandera dibebaskan, penderitaan di Gaza berakhir, dan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak-hak mereka," kata Harris, dilansir dari The New York Times

Harris juga menekankan komitmen AS untuk menuntut pertanggungjawaban mereka yang dianggap teroris.

"Kepada teroris yang membunuh warga Amerika, mengancam rakyat Amerika, atau mengancam pasukan atau kepentingan kami, kami akan selalu membawa mereka ke pengadilan," tegasnya.

2. Biden sebut Sinwar sebagai penghalang perdamaian di Palestina

Presiden AS Joe Biden juga menanggapi kematian Sinwar. Dalam pernyataannya, Biden menyebut Sinwar sebagai penghalang utama untuk masa depan yang lebih baik bagi Israel dan Palestina.

"Penghalang itu kini tidak ada lagi. Tapi masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan," ujar Biden, dilansir dari The Guardian. 

Biden mengatakan akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Israel lainnya untuk mengakhiri perang ini secara permanen. Ia menegaskan bahwa Hamas kini tidak lagi mampu melakukan serangan seperti 7 Oktober.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyebut Sinwar sebagai teroris kejam yang berulang kali menggagalkan upaya mengakhiri konflik.

"Dalam beberapa kesempatan selama beberapa bulan terakhir, Sinwar menolak upaya AS dan mitranya untuk mengakhiri perang ini melalui perjanjian yang akan memulangkan sandera kepada keluarga mereka dan meringankan penderitaan rakyat Palestina," kata Blinken.

3. Pemimpin dunia desak Hamas bebaskan sandera

Kematian Sinwar juga mendapat tanggapan dari berbagai pemimpin dunia. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut Sinwar sebagai dalang di balik hari terburuk dalam sejarah Yahudi sejak Holocaust.

"Inggris tidak akan berkabung atas kematiannya," ujar Starmer.

Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak pembebasan sandera. 

"Yahya Sinwar adalah orang yang paling bertanggung jawab atas serangan teroris dan tindakan barbar 7 Oktober 2023. Prancis menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas," tegas Macron.

Jerman juga menyuarakan desakan serupa dengan Prancis. 

"Hamas sekarang harus membebaskan semua sandera dan meletakkan senjatanya, penderitaan rakyat Gaza akhirnya harus berakhir," desak Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock

Meski demikian, Netanyahu mengisyaratkan bahwa konflik masih jauh dari selesai.

"Perang masih berlangsung," katanya dalam pidato televisi pada Kamis malam. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us