Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanselir Austria: Putin Harus 100 Kali Dibilangin agar Hentikan Perang

Kanselir Austria Karl Nehammer (Twitter.com/Karl Nehammer)
Kanselir Austria Karl Nehammer (Twitter.com/Karl Nehammer)

Jakarta, IDN Times - Kanselir Austria, Karl Nehammer, bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow pada Senin (11/4/2022). Pada pertemuan itu, Nehammer meminta Putin untuk segera mengakhiri perang di Ukraina. 

Nehammer juga memperingatkan Putin tentang kejahatan perang yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia.

Austria adalah salah satu negara yang netral. Itu ditegaskan oleh Nehammer, bahwa negaranya netral secara militer, tapi tidak netral dalam persoalan moralitas. Kunjungannya ke Moskow adalah kunjungan pertama pemimpin Eropa selama perang Rusia di Ukraina.

Perang Rusia di Ukraina telah berlangsung selama lebih dari enam minggu. Ribuan warga sipil tewas, ribuan tentara kehilangan nyawa, dan sekitar 10 juta orang telah mengungsi. Upaya diplomasi untuk mengakhiri perang terus dilakukan, tapi Rusia sepertinya belum akan mengakhiri perangnya dengan cepat.

1. Bukan kunjungan persahabatan

Kanselir Austria Karl Nehammer bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (Twitter.com/Karl Nehammer)
Kanselir Austria Karl Nehammer bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (Twitter.com/Karl Nehammer)

Berbagai sanksi telah dijatuhkan untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang tersebut. Tapi, Moskow sepertinya belum ingin mengakhiri perangnya dalam waktu dekat. Upaya diplomasi untuk mengakhiri pertempuran terus dilakukan oleh banyak pihak.

Untuk mewujudkan perdamaian, Kanselir Nehammer memutuskan untuk bertemu langsung dengan Putin. 

"Saya baru saja datang dari Ukraina dan telah melihat dengan mata kepala sendiri penderitaan tak terukur yang disebabkan oleh perang agresi Rusia," kata Nehammer dikutip dari CNN, yang menegaskan bahwa kunjungan itu bukan kunjungan persahabatan. 

Juru bicara Kanselir memberitahu bahwa pertemuan berlangsung sekitar 75 menit di kediaman Putin di dekat Moskow. Dalam pembicaraan itu, Kanselir disebut menyampaikannya 'secara langsung, terbuka, dan keras.'

2. Mungkin perlu 100 kali percobaan untuk menemui Putin

Sebelum menemui Putin secara langsung, Nehammer sebelumnya telah berkunjung ke ibu kota Kiev. Dia juga mengunjungi kota Bucha, kota yang warga sipilnya menderita karena diduga dibunuh dengan kejam oleh tentara Rusia.

Pertemuannya dengan Putin juga membahas hal tersebut. Nehammer memperingatkan kejahatan perang yang serius dan semua yang terlibat akan dituntut untuk bertanggung jawab. Tapi Putin disebut menolak disalahkan atas peristiwa di Bucha.

Dilansir Reuters, Nehammer mengklaim kunjungan untuk bertemu Putin adalah tugasnya dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina. Dia juga mengatakan pentingnya menjelaskan kepada Putin tentang pandangan yang yang dimiliki oleh negara lain atas kengerian perang tersebut.

"(Memberitahunya) sekali tidak akan cukup. Sepuluh kali tidak akan cukup. Mungkin harus dilakukan 100 kali, tetapi saya pikir perlu melakukan segalanya untuk memastikan ada perdamaian lagi dan orang-orang di Ukraina dapat hidup dengan aman," kata dia. 

3. Politikus Eropa mengkritik pertemuan Nehammer dengan Putin

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Twitter.com/President of Russia)
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Twitter.com/President of Russia)

Nehammer mendesak Putin untuk menarik pasukannya dari Ukraina dan segera mengakhiri pertempuran berdarah itu.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyambut baik niat Nehammer. Tapi, mitra koalisi Nehammer di pemerintahan yang berasal dari Partai Hijau yang konservatif mengkritik langkah pemimpin Austria itu.

"Saya tidak bisa memaafkan kunjungan (Kanselir) ke Putin. Ini tidak ada hubungannya dengan diplomasi. Ini juga bukan peta jalan yang disepakati untuk negosiasi. Putin akan menggunakan ini untuk propagandanya," kata juru bicara urusan luar negeri Partai Hijau, Ewa Ernst-Dziedzic, dikutip dari Al Jazeera. 

Pejabat tinggi negara Eropa lain meragukan pertemuan itu. Menteri Luar Negeri Lithuania mengatakan, "saya pribadi tidak punya alasan untuk percaya bahwa dia (Putin) bisa berbicara."

Sedangkan, Jan Lipavsky selaku Menteri Luar Negeri Ceko meminta Nehammer untuk waspada.

"Jangan naif. Putin adalah pelaku kejahatan perang yang mengerikan dan kekejaman, dan dia harus dihukum karena (tindakannya) itu," katanya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Vanny El Rahman
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us