Kanselir Jerman Serukan Gencatan Senjata di Gaza Saat Ramadan

- Kanselir Jerman, Olaf Scholz mendesak gencatan senjata di Gaza selama bulan Ramadan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.
- Scholz menyatakan kekhawatiran terhadap umat muslim di Gaza yang menjalani Ramadan di tengah perang yang berkobar.
Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman, Olaf Scholz menyerukan gencatan senjata di Gaza selama bulan Ramadan agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke kawasan tersebut.
“Saya yakin bahwa sebagian besar rakyat Israel dan Palestina menginginkan satu hal yang sama, yaitu perdamaian. Satu langkah yang dapat dilakukan untuk itu adalah gencatan senjata yang lebih lama dan saat Ramadan,” kata Scholz, dikutip dari Anadolu, Senin (11/3/2024).
Menurutnya, selain bantuan kemanusiaan yang bisa masuk saat gencatan senjata, para sandera Irael pun bisa dibebaskan.
“Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan saya serta banyak orang lainnya berkomitmen untuk mewujudkan hal ini dengan seluruh upaya,” ucap dia.
1. Sempat singgung kondisi umat Muslim Palestina

Selain itu, Scholz juga mengaku bahwa dirinya memikirkan umat muslim di Gaza yang khawatir menjalani bulan Ramadan di tengah perang yang berkobar.
“PIkiran dan perasaan umat muslim saat ini tentunya terpaku pada semua warga di Timur Tengah. Banyak dari mereka punya teman atau keluarga yang mereka khawatirkan. Saya ingin pastikan bahwa mereka tidak sendiri,” tutur dia.
2. Israel berhak membela diri dari Hamas

Meski demikian, Scholz menyebut, Israel tetap memiliki hak membela diri dari serangan Hamas.
“Tapi Israel harus tetap mematuhi hukum internasional dan melindungi rakyat sipil,” ucap dia.
Ia menegaskan, Jerman berkomitmen untuk mengirimkan makanan, obat-obatan serta bantuan bentuk lainnya kepada rakyat Palestina di Gaza.
3. Korban tewas maupun luka terus bertambah

Kementerian Kesehatan Gaza merilis jumlah korban tewas di Gaza mencapai 31.045 orang per Minggu kemarin. Sementara korban terluka mencapai 72.654 orang.
Sekitar 72 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel juga menewaskan 85 orang dan melukai 130 orang.