Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Kargo Malaysia Hilang, Tiga ABK adalah WNI

Ilustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal kargo Malaysia dilaporkan hilang. Kapal ini membawa lima Anak Buah Kapal (ABK) dan tiga di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI).

Kapal kargo berbendera Negeri Jiran ini dilaporkan telah hilang selama lebih dari sepekan. Kapal ini mengangkut pipa logam senilai 726 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp2,5 miliar.

1. Lokasi terakhir terdeteksi ada di perairan Indonesia

Ilustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Dilansir dari The Star, Kamis (12/1/2023), Direktur Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) Johor, Nurul Hizam Zakaria, mengatakan, dirinya baru menerima laporan sekitar pukul 23.00 malam pada Selasa (10/1/2023).

“Sub Center Penyelamatan Maritim Johor Baru mendapat informasi dari pusat bahwa Basarnas akan koordinasi soal pencarian,” kata Nurul.

“Ini berdasarkan informasi bahwa kapal tersebut kemungkinan berada di perairan Indonesia. Namun sampai saat ini belum ada kabar jika kapal tersebut sudah ditemukan,” lanjut dia.

2. Seharusnya sudah sampai tujuan pada 31 Desember 2022

euphorias.jouwweb.nl
euphorias.jouwweb.nl

Kapal kargo ini meninggalkan Kampung Acheh di Perak pada 23 Desember 2022 dan seharusnya sudah mencapai Kuching, Sarawak pada 31 Desember 2022.

Lokasi terakhir kapal yang terdeteksi pada 1 Januari 2023 adalah di perairan Indonesia, sekitar 0,2 mil dari perairan Johor.

Nurul mengatakan, lima ABK ini terdiri dari tiga WNI dan dua warga Malaysia, berusia antara 20 hingga 57 tahun.

3. Malaysia sempat menerima sinyal darurat

Menara Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia (IDN Times/Santi Dewi)
Menara Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara itu, Senin (9/1/2023) pada pukul 22.42 malam waktu setempat, Pusat Kendali Misi Malaysia dan Pusat Komando Operasi Polisi Singapura mendeteksi sinyal darurat dari kapal.

Sinyal SOS datang dari sekitar 30 mil barat laut Pemangkat, Indonesia. Saat itu, MMEA langsung menghubungi otoritas Indonesia dan Singapura untuk koordinasi pencarian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us