Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kekurangan Siswa, Ribuan Sekolah di Korea Selatan Terpaksa Tutup

Bendera Korea Selatan sedang berkibar.
potret bendera Korea Selatan (pexels.com/byunghyun lee)
Intinya sih...
  • Penutupan ribuan sekolah di Korea Selatan menimbulkan masalah baru bagi pemerintah karena banyak sekolah yang terbengkalai setelah ditutup.
  • Penurunan angka kelahiran dan masalah ekonomi menjadi penyebab utama penurunan jumlah siswa di Korea Selatan, sehingga menyebabkan penutupan sekolah.
  • Penurunan jumlah siswa di Korea Selatan diprediksi akan terus bertambah seiring dengan penurunan jumlah populasi, namun pemerintah berencana untuk meningkatkan jumlah kelahiran untuk mengatasi hal ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ribuan sekolah yang terdiri dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas di Korea Selatan terpaksa tutup. Penutupan ini sudah dilakukan sejak lama karena semua sekolah tersebut mengalami kekurangan murid ekstrem.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan Korea Selatan yang dirilis pada Minggu (28/12/2025), ada sekitar 4.008 sekolah di 17 daerah yang sudah ditutup. Sebanyak 3.674 sekolah dasar ditutup secara permanen. Jumlah ini ditambah 264 sekolah menengah pertama dan 70 sekolah menengah atas yang juga mengalami hal serupa.

1. Ada banyak sekolah yang lama terbengkalai usai ditutup

Suasana bangunan sekolah di siang hari.
ilustrasi bangunan sekolah (pexels.com/Pixabay)

Penutupan ribuan sekolah ini menimbulkan masalah baru bagi pemerintah. Sebab, sekolah yang mengalami penutupan rupanya jadi terbengkalai.

Dari 4.008 sekolah yang ditutup, 376 sekolah hingga kini masih belum kembali digunakan. Dari jumlah tersebut, ada 266 sekolah yang sudah terbengkalai lebih dari 1 dekade, sedangkan 82 sekolah lainnya sudah terbengkalai selama lebih dari 30 tahun. 

2. Menurunnya angka kelahiran jadi sebab utama

Seorang bayi sedang tertidur pulas.
ilustrasi angka kelahiran (pexels.com/Renjith Tomy Pkm)

Menurunnya angka kelahiran jadi alasan banyak sekolah di Korea Selatan kekurangan siswa hingga akhirnya tutup. Hal ini lantaran angka kesuburan masyarakat Negeri Ginseng masih di bawah 0,8. Nilai ini jauh di bawah rata-rata angka kesuburan warga di negara lain di seluruh dunia.

Selain itu, masalah ekonomi juga jadi penyebab penurunan jumlah populasi di Korea Selatan. Mahalnya biaya sekolah, biaya perawatan anak, dan meningkatnya harga tempat tinggal membuat masyarakat Korea Selatan enggak dan takut untuk punya anak. 

Sebagai informasi, penurunan jumlah populasi ini tak hanya menyebabkan penurunan jumlah siswa, tetapi juga jumlah pasukan militer di Korea Selatan. Dilansir BBC, jumlah tentara negara itu sudah mengalami penurunan sebesar 20 persen dalam 6 tahun terakhir imbas merosotnya jumlah populasi.

3. Penurunan jumlah siswa di Korea Selatan diprediksi terus bertambah

Siswa sedang berjalan menuju sekolah.
ilustrasi siswa di Korea Selatan (pexels.com/Stanley Morales)

Penurunan jumlah siswa di Korea Selatan diprediksi bakal terus bertambah seiring penurunan jumlah populasi. Saat ini, data dari Lembaga Pengembangan Pendidikan menunjukkan ada sekitar 5,07 juta siswa aktif di Korea Selatan. Namun, jumlah ini diperkirakan bakal menyusut jadi 4,25 juta pada 2029.

Seorang anggota parlemen Korea Selatan, Jin Sun-mee, membenarkan hal ini. Namun, ia berujar pemerintah tidak akan tinggal diam. Menurutnya, Korea Selatan akan berupaya menekan penurunan jumlah siswa dengan meningkatkan jumlah kelahiran. 

“Sejumlah besar sekolah telah ditutup dan ini akan terus berlanjut seiring dengan penurunan jumlah siswa. Kita tidak boleh hanya berhenti pada penutupan sekolah, tetapi harus mengembangkan peta jalan jangka panjang untuk mengubah fungsi sekolah-sekolah tersebut menjadi aset bagi masyarakat setempat,” kata Jin dilansir The Korean Times.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Aktivis Pro-Palestina Serang Kantor Partai Buruh Inggris

30 Des 2025, 15:21 WIBNews