Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kim Jong Un Bersumpah Tingkatkan Kekuatan Nuklir Korut untuk Lawan AS

ilustrasi pemimpin Korut Kim Jong Un (pixabay.com/tiburi)
ilustrasi pemimpin Korut Kim Jong Un (pixabay.com/tiburi)
Intinya sih...
  • Kim Jong Un bersumpah untuk meningkatkan kekuatan nuklir Korut dalam menghadapi AS dan sekutunya.
  • Korut menentang ekspansi sembrono blok militer regional pimpinan AS, yang mendorong peningkatan kemampuan militernya.
  • Analisis percaya Korut telah memproduksi hingga 50 hulu ledak nuklir, dengan beberapa hambatan teknologi untuk mencapai daratan AS.

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, bersumpah untuk melipatgandakan upaya membuat kekuatan nuklirnya siap sepenuhnya untuk berperang melawan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, dilaporkan media pemerintah Pyongyang pada Selasa (10/9/2024).

"Kesimpulan yang jelas adalah bahwa kekuatan nuklir DPRK (Korut) dan postur yang mampu memanfaatkannya dengan baik untuk memastikan hak negara atas keamanan kapan pun harus disempurnakan secara menyeluruh," ungkap Kim, dikutip dari Yonhap.

Sejak 2022, Korut telah secara signifikan meningkatkan aktivitas pengujian senjatanya dalam upaya menyempurnakan kemampuannya melancarkan serangan terhadap AS dan Korsel. Kedua negara Barat itu menanggapinya dengan memperluas latihan militer yang disebut Pyongyang sebagai latihan invasi.

1. Korut hadapi ancaman ekspansi militer AS dan sekutu

Dalam pidatonya pada peringatan 76 tahun pemerintahannya pada Senin (9/9/2024), Kim mengatakan bahwa Korut menghadapi ancaman besar karena apa yang disebutnya sebagai ekspansi sembrono dari blok militer regional pimpinan AS. Kim mengatakan perkembangan seperti itu mendorong Pyongyang untuk meningkatkan kemampuan militernya.

Korut telah memprotes penandatanganan pedoman pertahanan baru AS-Korsel pada Juli yang dimaksudkan untuk mengintegrasikan senjata nuklir Washington dan senjata konvensional Seoul untuk mengatasi meningkatnya ancaman nuklir Pyongyang.

Negara rival Barat itu mengatakan pedoman tersebut mengungkapkan rencana musuh-musuhnya untuk menyerangnya, meski para pejabat AS dan Korsel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud menyerang negara tersebut.

Para ahli mengatakan bahwa Korut mungkin akan melakukan provokasi besar menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang dalam upaya meningkatkan daya tawar Pyongyang untuk negosiasi di masa depan.

2. Kim tidak akan batasi perkembangan nuklir Korut

ilustrasi serangan rudal balistik (unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)

Kim juga mengatakan bahwa kekuatan militer Korut akan berkembang dengan cara yang dipercepat dan berkelanjutan. Dia menyebut tidak akan membatasi jumlah senjata nuklir yang dibuatnya.

"DPRK (Korut) akan terus memperkuat kekuatan nuklirnya yang mampu sepenuhnya mengatasi setiap tindakan ancaman yang dilakukan oleh negara-negara rivalnya yang mempunyai senjata nuklir," jelas Kim.

The Japan Times melansir, Pyongyang diyakini telah menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk menghasilkan hingga 90 hulu ledak nuklir. Diperkirakan negara itu telah memproduksi hingga 50 hulu ledak, menurut perkiraan pada Juni oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Banyak analis percaya bahwa Korut masih memiliki beberapa hambatan teknologi yang harus diatasi untuk memperoleh rudal nuklir jarak jauh yang dapat mencapai daratan AS, meski kemungkinan besar negara tersebut sudah memiliki rudal yang dapat mencapai sasaran utama di Korsel dan Jepang.

3. Korsel-AS-Jepang tegaskan komitmen perkuat kerja sama trilateral

ilustrasi bendera Korsel (pexels.com/준섭 윤)

Wakil Menteri Pertahanan Korsel, Cho Chang-rae, dan mitranya dari AS dan Jepang pada Selasa mengutuk diversifikasi sistem pengiriman nuklir, uji coba, dan peluncuran berbagai rudal balistik yang dilakukan Pyongyang baru-baru ini.

Saat bertemu di Seoul, ketiganya menegaskan kembali komitmen untuk memperkuat kerja sama trilateral guna menjamin perdamaian di kawasan, termasuk dengan menghalangi ancaman nuklir dan rudal Korut.

Dilansir Reuters, ketiga negara juga sepakat mengadakan latihan militer trilateral kedua dalam waktu dekat. Selain itu, Korsel juga akan mengadakan pertemuan tingkat menteri pertahanan dengan negara-negara anggota Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC), yang dikritik Pyongyang sebagai organisasi perang ilegal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angga Kurnia Saputra
EditorAngga Kurnia Saputra
Follow Us