Kim Jong Un Pamer Rudal, Ketegangan di Semenanjung Korea Meningkat

- Rudal baru diklaim mampu hancurkan berbagai target udaraMenurut KCNA, sistem baru itu didesain dengan “mode operasi dan reaksi berdasarkan teknologi unik dan khusus” meski tidak dijelaskan secara rinci.
- Insiden perbatasan memicu ketegangan baruMiliter Korea Selatan mengonfirmasi telah menembakkan tembakan peringatan pada Selasa lalu, ketika sekitar 30 tentara Korea Utara melintasi perbatasan.
- Bayang-Bayang perang UkrainaPengembangan rudal pertahanan udara Korea Utara juga dikaitkan dengan pengalaman tempurnya di medan perang Ukraina. Menurut badan intelijen Korea Selatan, Pyongyang telah mengirim lebih dari 10 ribu tentara ke
Jakarta, IDN Times – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali menunjukkan ambisi militernya. Pada Sabtu (23/8/2025), Kim mengawasi langsung uji tembak dua sistem rudal antipesawat baru yang diklaim memiliki kemampuan tempur unggul.
Kantor berita resmi KCNA melaporkan, kedua senjata itu merupakan versi peningkatan dengan teknologi khusus yang menjadikan sistem pertahanan udara Korea Utara semakin canggih. Foto yang dirilis memperlihatkan rudal meluncur ke langit serta cahaya kilatan dari dugaan intersepsi target.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, menyusul insiden beberapa tentara Korea Utara yang sempat melintasi perbatasan dan berujung pada tembakan peringatan dari militer Korea Selatan. Pyongyang menuduh Seoul sengaja memprovokasi.
1. Rudal baru diklaim mampu hancurkan berbagai target udara

Menurut KCNA, sistem baru itu didesain dengan “mode operasi dan reaksi berdasarkan teknologi unik dan khusus” meski tidak dijelaskan secara rinci.
“Penembakan ini membuktikan bahwa fitur teknologi dari dua jenis proyektil sangat cocok untuk menghancurkan berbagai target udara,” tulis laporan KCNA, dikutip The Japan Times, Minggu (24/8/2025).
Kim Jong Un juga memberikan arahan khusus kepada sektor sains pertahanan untuk menyelesaikan tugas penting sebelum pertemuan kunci Partai Buruh Korea.
Analis menilai, uji coba ini memperlihatkan fokus Korea Utara dalam meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman drone dan rudal jelajah.
“Korea Utara memperkuat rudal antipesawat untuk menghadapi drone terbang rendah dan rudal jelajah,” kata Hong Min, peneliti senior di Korea Institute for National Unification.
2. Insiden perbatasan memicu ketegangan baru

Sementara itu, militer Korea Selatan mengonfirmasi telah menembakkan tembakan peringatan pada Selasa lalu, ketika sekitar 30 tentara Korea Utara melintasi perbatasan. Insiden itu juga dibenarkan oleh Komando PBB di Seoul.
Media pemerintah Korea Utara mengutip pernyataan Letnan Jenderal Ko Jong Chol, yang menyebut langkah Korsel sebagai provokasi serius.
“Ini adalah awal yang sangat berbahaya yang tak terelakkan akan mendorong situasi di perbatasan selatan, tempat banyak pasukan berhadapan, menuju fase yang tak terkendali,” katanya.
Pyongyang menegaskan, tidak ada minat untuk memperbaiki hubungan dengan Seoul meskipun Presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, menyatakan ingin membangun kepercayaan militer dengan tetangganya di utara.
3. Bayang-Bayang perang Ukraina

Pengembangan rudal pertahanan udara Korea Utara juga dikaitkan dengan pengalaman tempurnya di medan perang Ukraina. Menurut badan intelijen Korea Selatan, Pyongyang telah mengirim lebih dari 10 ribu tentara ke Rusia pada 2024, terutama ke wilayah Kursk, serta memasok artileri, rudal, dan sistem roket jarak jauh.
Seoul menyebut, sekitar 600 tentara Korea Utara tewas dan ribuan lainnya terluka dalam pertempuran di Ukraina. Menurut Hong Min, keterlibatan ini memberi Pyongyang pelajaran berharga.
“Pengembangan rudal antipesawat ini menunjukkan pengakuan Korea Utara atas kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan militernya, berdasarkan pelajaran yang diperoleh dari perang di Ukraina,” jelasnya.
Dengan uji coba terbaru ini, Korea Utara menegaskan kembali bahwa upaya diplomasi Seoul untuk mencairkan hubungan masih menghadapi jalan terjal.