Keluar dari RS, Bocah Gua Thailand Akhirnya Muncul di Depan Publik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Chiang Rai, IDN Times - Setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit di Chiang Rai, Thailand, kedua belas pemain sepak bola junior Wild Boars bersama pelatih muncul di hadapan publik Rabu (18/7). Mereka menceritakan kisah yang dialami di dalam gua.
Diwartakan Guardian, para pemain sepak bola junior dan asisten pelatih Wild Boars mengenakan jersey timnya di acara tersebut. Konferensi pers berlangsung sangat ketat karena kedua belas bocah itu bersama sang pelatih saat ini mendapat pengawasan ketat dari pihak rumah sakit dan pihak berwenang.
1. Sang pelatih membeberkan alasan dan kronologis peristiwa gua Tham Luang itu
Ekaphol Chantawong menjelaskan, pada 23 Juni, ia bersama anak-anak masuk ke dalam gua karena selama ini mereka belum pernah masuk ke dalam gua. Mereka menjelajahi terowongan itu hingga selama satu jam. Mereka sadar jika mereka terjebak di dalam gua setelah air masuk ke dalam gua dan menutup pintu keluar.
Mendapati tidak ada pintu keluar, Ekaphol membawa anak didiknya masuk lebih dalam gua untuk mencari tempat istirahat. Akhirnya ia menemukan area yang juga memiliki sumber air di dalam gua.
Saat terjebak, Ekaphol dan anak didiknya hanya berdoa sambil berharap ketinggian air akan turun dan bantuan segera datang.
2. Sebagian anak-anak mengaku tidak meminta izin pada orangtuanya
Editor’s picks
Dalam konferensi pers itu terungkap jika sebagian anak-anak yang ikut menjelajah gua tidak meminta izin orangtuanya. Saat tahu air tidak kunjung surut, pelatih Ekaphol meminta anak didiknya untuk mencari tempat yang lebih tinggi. Bahkan ia sempat memerintahkan anak-anak untuk menggali dan mencari jalan keluar lain yang potensi.
Untuk mengatasi rasa lapar, kedua belas bocah itu hidup bergantung dari sumber air yang ada. Saat mendengar suara penyelam Inggris yang mencoba menyelamatkan, kedua belas bocah itu bersama sang pelatih merasa tidak percaya. Ekaphol menilai itu hal itu adalah sebuah keajaiban.
3. Penyelamatan berlangsung dramatis dan menjadi sorotan dunia
Setelah hampir 17 hari terjebak di dalam gua, pada 10 Juli seluruh bocah dan pelatih berhasil diselamatkan. Ekaphol mengaku saat proses penyelamatan, anak-anak sabar dan tidak saling berebut.
Bahkan Ekaphol sempat mengusulkan yang diselamatkan terlebih dahulu adalah bocah yang rumahnya jauh dari gua lebih dahulu. Pelatih Ekaphol dan Mark menjadi orang yang keluar terakhir dari gua. Mark keluar belakangan karena tubuhnya paling kecil.
4. Keduabelas bocah ini terkejut dan shock atas kematian salah satu penyelam
Di momen konferensi pers, kedua belas bocah dan pelatih itu merasa kehilangan dan sangat terpukul atas meninggalnya seorang penyelam yang berusaha menyelamatkannya, Saman Gunan. Mereka merasa bersalah atas kematian Saman. Sebagai bentuk penghargaan, mereka membawa gambar wajah Saman dan ditunjukkan pada media. Ada ucapan terima kasih yang ditulis anak-anak di sekeliling gambar Saman. Gambar itu kemudian diberikan pada keluarga Saman.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.