Korban Tewas akibat Banjir di Vietnam Capai 90 Orang

- Beberapa wilayah di Dak Lak masih terendam banjir, ratusan keluarga terdampak.
- Kerugian ekonomi akibat banjir mencapai Rp5,7 triliun, pemerintah alokasikan dana untuk membangun kembali rumah warga dan memulihkan aset publik.
- Ratusan orang tewas akibat bencana alam di Vietnam pada 2025, cuaca ekstrem telah melanda Vietnam dalam beberapa bulan terakhir.
Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di Vietnam telah mencapai 90 orang dalam sepekan terakhir. Sebagian besar kematian terjadi di provinsi Dak Lak, di mana puluhan ribu rumah terendam banjir. Sedikitnya 12 orang juga dilaporkan hilang di wilayah tersebut.
Hujan deras telah mengguyur wilayah selatan-tengah Vietnam sejak akhir Oktober, menyebabkan sejumlah destinasi wisata populer mengalami banjir berulang. Di kota pesisir Nha Trang, seluruh blok permukiman tergenang air pekan lalu, sementara jalur pegunungan di sekitar pusat wisata Da Lat dilanda tanah longsor.
1. Beberapa wilayah di Dak Lak masih terendam banjir
Meskipun air banjir mulai surut di Dak Lak, beberapa komunitas masih terendam banjir dengan ratusan keluarga terdampak. Mach Van Si, seorang petani berusia 61 tahun dari wilayah tersebut, mengatakan bahwa banjir menyebab ia dan istrinya terjebak di atap rumah mereka selama 2 malam.
"Lingkungan kami hancur total. Tidak ada yang tersisa. Semuanya tertutup lumpur. Saya hanya mengira kami akan mati karena tidak ada jalan keluar," kata Si, dikutip dari CNA.
Dalam sepekan terakhir, lebih dari 80 ribu hektar sawah dan tanaman lainnya di Dak Lak dan empat provinsi lainnya rusak akibat banjir. Lebih dari 3,2 juta hewan ternak dan unggas juga dilaporkan mati atau tersapu arus.
Pihak berwenang menggunakan helikopter untuk mengirimkan bantuan melalui udara kepada masyarakat yang terisolasi akibat banjir dan tanah longsor. Puluhan ribu personel juga dikerahkan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah yang terdampak bencana.
2. Kerugian ekonomi akibat banjir mencapai Rp5,7 triliun
Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vietnam melaporkan bahwa sejumlah titik di jalan raya nasional masih tertutup pada Minggu (23/11/2025) akibat banjir atau tanah longsor. Beberapa jalur kereta api juga masih ditangguhkan, sementara lebih dari 129 ribu rumah masih mengalami pemadaman listrik. Menurut kementerian, kerugian ekonomi akibat banjir diperkirakan mencapai 343 juta dolar AS (sekitar Rp5,7 triliun).
Perdana Menteri Pham Minh Chinh telah memerintahkan pihak berwenang untuk menyalurkan dana sebesar 19 juta dolar AS untuk (sekitar Rp316 miliar) untuk Dak Lak guna membangun kembali rumah warga dan memulihkan aset publik. Ia juga menginstruksikan alokasi tambahan sebesar 11,4 juta dolar AS (sekitar Rp190 miliar) untuk Lam Dong, serta masing-masing 5,7 juta dolar AS (sekitar Rp95 miliar) untuk provinsi Gia Lai dan Khanh Hoa.
3. Ratusan orang tewas akibat bencana alam di Vietnam pada 2025
Cuaca ekstrem telah melanda Vietnam dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, dua topan, Kalmaegi dan Bualoi, juga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan parah hanya selang beberapa minggu.
Menurut badan statistik nasional, bencana alam telah menyebabkan 279 orang tewas atau hilang di Vietnam dan menimbulkan kerugian lebih dari 2 miliar dolar AS pada Januari-Oktober 2025.
Negara Asia Tenggara ini memang rawan hujan lebat selama Juni-September. Namun, para ahli menilai perubahan iklim yang dipicu oleh ulah manusia telah membuat cuaca ekstrem menjadi lebih sering terjadi dan merusak, dilansir dari Al Jazeera.

















